Komunitas Adalah Kapal
Komunitas adalah kapal, Ayo Bantunya Berlayar
Di mana pun dan apa pun bentuk, sebuah komunitas terdiri dari berbagai jenis karakteristik manusia. Dari sekian banyak karakter tersebut, ada yang benar-benar berperan untuk memajukan setiap anggota komunitas, tetapi ada juga sebaliknya.
Komunitas itu ibarat sebuah perahu yang sedang berlayar menuju sebuah pelabuhan. Dalam pelayaran tersebut, ada kalanya kita menikmati matahari tenggelam dan matahari terbenam yang sangat indah.
Kadang kita bisa menyaksikan ikan paus menyemburkan air ke udara, melihat ikan terbang yang berkilau-kilau tertimpa sinar matahari, atau menyaksikan burung camar menyambar permukaan laut dan terbang kembali dengan seekor ikan di paruhnya.
Semuanya begitu indah, bukan?
Itu bagian indahnya. Ada juga bagian tidak enaknya dalam sebuah pelayaran. Terkadang bisa muncul ikan hiu ganas dengan taring tajam yang menyeruduk kapal. Atau bisa saja muncul gelombang besar yang menghantam kapal dan membuatnya oleng. Atau ada gangguan lain seperti mesin rusak, ada anggota komunitas yang sakit bahkan meninggal.
Baru-baru ini, ada seorang anak buah kapal (ABK) dari Indonesia yang sakit dan kemudian meninggal. Kapten kapal tidak mau mengambil risiko para ABK dan penumpng ikut tertular. Sang kapten kemudian memutuskan menceburkan jenazah ABK tersebut di tengah samudera setelah memberinya pemberat.
Keputusan itu melahirkan pro dan kontra. Ada yang menganggapnya sudah benar untuk mencegah ABK dan penumpang tertular sehingga lebih banyak lahi korban. Tapi banyak juga yang mengecamnya karena menganggap tidak memiliki nilai kemanusiaan.
Kita tidak ingin masuk ke wilayah perdebatan itu. Kita hanya ingin menyinggung begitu banyak tantangan dalam menjaga sebuah komunitas. Dibutuhkan kerja keras untuk merawat komunitas agar bisa memberikan manfaat bagi sewmua anggota, bukan hanya kepada orang tertentu saja.
Mungkin kita tidak setuju dengan gaya dan kepemimpinan sang kapten atau pemimpin dalam sebuah komunitas. Itu adalah wajar dalam sebuah organisasi. Bahkan dalam sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dan seorang anak saja masih bisa berbeda pendapat dan berkonflik. Apalagi dalam sebuah komunitas yang besar dan tidak saling kenal seperti di steemzzang, atau hanya saling kenal melalui postingan
. Wajar saja bila muncul perbedaan pendapat, perdebatan, dan konflik.
Sejauh ditempatkan dalam sikap konstruktif, konflik dan perbedaan itu dibutuhkan agar kita terus berkembang. Yang salah bila kemudian kita membocorkan kapal karena tidak setuju dengan sang kapten. Kalau ini kita lakukan, kita bukan saja tidak sampai ke sebuah dermaga, tetapi kita akan tenggelam di dasar samudra dan dilupakan sejarah.
Komunitas ini adalah sebuah kapal, ayo bantunya berlayar dari satu dermaga ke dermaga lainnya.(***)