Ustaz Steemit
ENAM bulan yang lalu saya menulis betapa sosial media telah mengubah cara orang berkomunikasi satu dengan yang lain.
Mengirim pesan dan gagasan pun menemukan banyak cara, meninggalkan era konvensional menuju masa digital.
Pesan komunikasi dikemas sedemikian rupa, sehingga penerima pun mendapat banyak pilihan pada kanal mana ia inginkan sebagai sarana informasi, edukasi, dan hiburan.
Kanal-kanal pesan yang bertaburan itu telah menarik perhatian para pegiat dakwah memanfaatkan ajakan kepada kebaikan dan bersama dalam mencegah kemunkaran.
Saat saya bergabung menjadi bagian dari komunitas Steemit dunia pada September 2017, belum terlihat konten-konten dakwah. Saya sendiri di awal berkarir bersama Steemit lebih banyak 'melempar' foto-foto jurnalistik ragam tema.
Berbagai kesibukan yang saya jalani, Steemit sempat saya tinggalkan. Login hanya untuk melihat dan memberi Upvote kepada followers dan beberapa konten-konten berkualitas.
Ramadhan saya kembali ke Steemit, mulai tertarik menulis kembali saat beberapa konten-konten religi mulai muncul dengan tema Ramadhan.
@hayatullahpasee adalah jurnalis lepas yang konsen menulis hikmah dan pernak-pernik Ramadhan. OASE RAMADHAN nya banyak diupvote, reputasinya pun terus melejit jauh meninggalkan saya sebagai seniornya.
Hayatullah Pasee membuka ruang awal bagi tersampaikan pesan di Steemit, sebuah platform media sosial terdesentralisasi.
Kuliah di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, menjadi karakter dasar yang dibawa @hayatullahpasee dalam setiap tulisan religinya di OASE RAMADHAN.
Ia juga bagian dari kader yang lahir dari kecerewetan @yarmen-dinamika yang konsisten membagi ilmu menulis yang wajib patuh pada Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Saya senang dan semoga lahir @hayatullahpasee yang baru, ia telah menemukan caranya dalam menyiarkan Islam yang rahmat.
Ruang memori pengetahuan saya pun kembali terbuka luas manakala @rismanrachman mengupas data-data terkini di jagat Maya.
Satu paraghraf awal dari tulisan @rismanrachman, menggoda saya. Ia memaparkan data terkini bahwa dari 7,6 miliar penduduk di bumi yang tersebar di berbagai wilayah, 3, 9 sampai dengan 4,1 miliar adalah warga negara internet. Penduduk internet ini terhubung dengan 1,8 miliar situs web.
Menurut @rismanrachman ada 31 miliar email terkirim, 70 ribu lebih konten dibuat di blog untuk hari ini saja, dalam 1 detik ada 90 juta twit terkirim saat in, dan hari ini ada 9 juta foto yang diunggah di instagram, dan lain sebagainya.
Luar biasa! data yang didadarkan rismanrachman membuat jari Saya tidak tahan menuliskan peluang Dakwah Di era digital Seperti saat ini.
Jika Teungku YouTube yang saya tulis enam bulan lalu di Harian Serambi Indonesia, mengajak para dai berdakwah sesuai zamannya, yakni zaman Digital, maka melalui tulisan ini Saya juga mengajak para dai menceburkan diri menulis pesan-pesan dakwah dan menjadi bagian dari komunitas besar steemit dunia.
Lihat Al-Dawla Al-Islamiya Al-Iraq Al-Sham (Daesh), kita mengenalnya ISIS. Mereka jago menebar pahamnya di jejaring sosial dan media online yang konsisten digarapnya. Paham-paham radikalis yang sebenarnya tidak mewakili Islam yang rahmatan lil ‘alamin begitu sangat mudah didapat para pencari “kebenaran”.
Keadaan ini juga yang membuat repot pemerintah Indonesia dengan memblokir ratusan ribu konten-konten radikalis, bahkan saking kewalahannya semua yang berbau Islam pun diblokir tanpa suatu proses tabayun.
Ayo! Mumpung ISIS belum menebar teror Di Steemit, maka damaikanlah Dakwah via steemit dengan konten-konten sejuk dan berkualitas.
Karena, jagat maya yang semula hanya dunia kedua bagi penduduk bumi, di mana manusia millenial menemukan hidupnya, kini perlahan tetapi pasti menjadi tujuan utama para pencari informasi.
Hanya perlu satu kali klik atau satu kata kunci (keyword), seseorang menemukan ribuan pilihan yang diinginkannya.
Jika yang bertengger di urutan teratas mesin pencari adalah konten sesat atas satu ajaran agama, misalnya, maka kesesatan itulah yang menguasai jagat maya.
Para ustaz dan Teungku, Ayo menjadi bagian dari Dakwah ini. Tak perlu janggut dan sorban saat posting pesan dakwah Di Steemit, anda hanya memerlukan keluwesan tangan dan kecerdasan otak memanage konten-konten religi yang smart dan tidak saling caci maka antar mazhab.
Ustaz Steemit, ini duniamu!
bersinerji dengan bahasa bersahabat sangat dinantikan dari ustaz steemit ..... Weldone @ariframdan
Ruang ini mesti menjadi bagian Dari Gerakan Dakwah semesta. Alumnus KPI @hayatullahpasee sudah memulainya
Semoga kita bisa konsisten ya kang..
Jujur saja, sebetulnya pada tahun pertama FAMe saya menargetkan dalam hati minimal akan lahir enam penulis di FAMe Banda Aceh. Tiga pria dan tiga perempuan. Para perempuan itu kini kemampuan menulisnya ternyata hampir memenuhi ekspektasi yang saya gariskan di dalam hati. Selamat buat mereka bertiga: Ihan, Eky, dan Yelli. Di antara mereka malah makin sering memenangi lomba menulis pada tahun ini.
Lalu siapa tiga pria yang saya harapkan jago menulis setelah 40 kali pertemuan FAMe? Mereka adalah Hayatullah Pase, Abu Teuming, dan satu lagi anak yang sekampung dengan saya. Namanya, Wanhar Lingga. Tapi lebih dari tiga bulan terakhir dia tak lagi ikut kelas-kelas FAMe yang tutornya makin beragam dan bermutu. Saya dengar dia memfokuskan diri untuk menyusun skripsi dan sudah lulus kuliah di FKIP Unsyiah. Kita ucapkan selamat untuknya.
Sehabis Lebaran ini, saya ingin dia kembali aktif belajar menulis karena saya tahu ikut 44 kali saja di kelas FAMe belum jaminan jago menulis. Kurikulum yang sudah kami susun adalah untuk 74 kali pertemuan. Kembalilah Wanhar dkk lainnya melanjutkan pelatihan sehingga Ands benar-benar bisa jadi penulis.
Lagi pula masih terbilang adil kan jika dari enam penulis yang berhasil saya cetak di FAMe Banda Aceh, salah satunya berasal dari kampungku?
Bagaimana dengan yang lainnya? Butuh waktu sedikit lagi untuk mencapai kategori "mahir menulis". Sisa pengajaran sekitar 30 materi lagi itu saya harapkan mempercepat lahirnya tambahan penulis yang memang jago menulis. Semoga.
Luar biasa...semoga berkekalan. Ujian menulis adalah istikamah
Salam Kang @ariframdan, saya Aini, junior Kang Arif di IPM. Senang bertemu lagi di sini.
Ustaz @hayatullahpasee memang sedang on fire Ramadan ini, bersama lawan mainnya @ihansunrise di Oase Ramadan. Semoga beliau konsisten berdakwah di Steemit. 😊
Alhamdulillah.. terima kasih shilaturrahmi ya @dyslexicmom lama tak basua
@ihsansunrise the riil Ustaz on steemit
Tapi @ihansunrise itu masih perempuan tulen, Kang 😀😀😀 bagaimana kalau kita panggil Ustazah saja? Hehe...
Merinding saya bacanya, bukan karena ada nama saya, tapi karena kalimat penutup ini:
Mari kanda @rismanrachman ...Kita isi ruang ini
. Petuah Abang Saya nantikan