Mencipta Peramu Kata, Menebar Warita
Apalah artinya dunia tanpa ilmu, tanpanya dunia akan mengalami kegelapan, kemandekan bahkan, kehancuran. Oleh karena itu, ilmu merupakan harta paling berharga dibandingkan harta yang lainnya. Pepatah bijak mengatakan, “Ilmu lebih utama daripada harta karena ilmu akan menjagamu, sedangkan harta, kamulah yang menjaganya.”
Melalui goresan tinta para ulama, cendekiawan, filsuf, dan para penulis masa lalu pula kita bisa belajar banyak tentang berbagai macam disiplin ilmu. Tentu saja, kita harus bersyukur karena mereka telah menuangkan ilmunya dalam bentuk dokumentasi tulisan sehingga bisa kita pelajari dari masa ke masa. Di sinilah peranan penting tulisan sebagai sarana warisan yang tak ternilai harganya. Lagi-lagi pepatah bijak mengatakan, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”
Penulis! Ya, satu profesi yang sering kita dengar. Sayangnya di Indonesia, profesi penulis masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat umum. Hal ini wajar karena banyak yang bertanya, “Emang berapa sih pendapatan seorang penulis?” Atau lebih ironis lagi ada yang berujar, “Emang bisa hidup dengan profesi sebagai penulis?”
Dari sudut pandang penerbit pun sama. Banyak penerbit yang terkesan berada di posisi superior dari penulis. Padahal, penulis dan penerbit memiliki keterikatan dan keterkaitan yang seharusnya terjalin simbiosis mutualisme. Kasihan nian profesi penulis.
Berangkat dari kenyataan yang pernah dialami, akhirnya saya memantapkan diri menjadi seorang coach kepenulisan setelah sepuluh tahun bergelut menjadi seorang penulis. Ada suatu big dream, yakni ingin melahirkan para writer dan writerpreneur baru sehingga para penulis Indonesia bisa menghidupi keluarganya dari tulisan tanpa harus meninggalkan keluarga dan kampung halamannya. Di samping itu, saya ingin membuktikan bahwa asumsi-asumsi ironis di atas tidaklah benar.
Tengok saja fenomena menarik yang terjadi di Inggris pada awal tahun 2015, CNN Indonesia (23/2) memuat berita bahwa hasil survei di Inggris yang melibatkan responden sebanyak lima belas ribu orang, ternyata 60 persen warga Inggris kini bercita-cita menjadi penulis. Pandangan masyarakat Inggris mulai bergeser dan kini profesi penulis dianggap sebagai pekerjaan paling bergengsi.
Di dunia internasional, profesi penulis kini bukan sekadar menuangkan pikiran dan imajinasi, tetapi menulis juga dapat mendulang finansial yang luar biasa dibandingkan profesi lainnya. Betapa tidak, hanya dengan bermodalkan ide, seperangkat komputer, dan internet atau bisa dikatakan dengan modal yang relatif sangat kecil, profesi penulis bila ditekuni secara serius berpeluang menghasilkan pundi-pundi income yang luar biasa.
Lihat saja kesuksesan penulis Inggris, J.K Rowling yang “tiba-tiba” menjadi miliuner berkat bukunya “Harry Potter”, penulis Dan Brown lewat karyanya “The Da Vinci Code”, juga John Green melalui bukunya “The Fault in Our Stars”, dan puluhan novel besutan Stephen King yang fenomenal.
Tidak hanya di Barat, di Indonesia pun sama. Kini mulai bermunculan penulis-penulis nasional dengan penghasilan yang bisa dikatakan tidak sedikit. Sebut saja Raditya Dika, Asma Nadia, Andrea Hirata, Dee Lestari, atau Habiburrahman El-Shirazy.
Namun, tak banyak orang tahu profesi coach kepenulisan bahkan, bisa saya tebak pembaca artikel ini mungkin baru mendengar profesi ”nyeleneh” ini karena kata coach pada umumnya identik dengan pelatih di dunia olahraga dan bisnis.
Baik, mari kita ulas. Secara harfiah coach berasal dari bahasa Inggris yang berarti pelatih, fungsi dan peranan coach di antaranya: training, mentoring, consulting, dan counseling.
1. Training
Coach mempunyai tugas untuk memberikan ilmu tertentu dan melatih kliennya (coachee) hingga ahli di subjek tersebut.
2. Mentoring
Coach menerapkan metode pendidikan dengan cara membimbing dan mengasuh klien (coachee) dengan memberikan kiat dan trik, pengalaman sukses, metode sukses, cara-cara sukses sesuai dengan pengalaman coach.
3. Consulting
Untuk mencapai kesuksesan klien, tentu saja banyak kendala yang dihadapinya. Di sinilah peran coach sebagai konsultan, yakni jeli dalam membaca situasi dan kondisi klien berdasarkan fakta yang ditemukan (fact-finding) dan penilaian (assessment) sehingga memberikan masukan/solusi yang tepat sesuai kondisi kliennya.
4. Counseling
Coach bukan sebatas guru, tetapi berperan juga sebagai motivator yang menyemangati kliennya. Seorang coach percaya bahwa solusi sebenarnya ada dalam diri kliennya sendiri jadi, seorang coach tidak hanya sebatas memberikan ilmu atau solusi tertentu, tetapi lebih dalam lagi, yakni mengeksplorasi kliennya sehingga coachee bisa menemukan solusi dan memiliki motivasi, mental, dan sikap yang menunjang kesuksesannya.
Coach adalah orang yang ahli dalam memfasilitasi pencapaian tujuan atau proses perkembangan diri kliennya, untuk itu coach menyediakan materi dan perangkat yang membantu dalam proses pencapaiannya.
Semakin berkembangnya dunia internet turut memajukan dunia kepenulisan. Bisa dikatakan hampir seluruh pengguna internet kini berstatus sebagai penulis. Tidak percaya? Sebagai contoh pengguna blog atau media sosial seperti Facebook, Twitter, dsb, secara tidak sadar mereka sebenarnya sedang belajar menulis ketika membuat status atau posting. Namun, sayangnya status atau posting yang dibuat kebanyakan asal-asalan, tidak mengindahkan kaidah EBI, dan tata bahasa Indonesia yang baik. Padahal, kalau dipoles dengan jeli, status atau posting yang dibuat akan lebih berbobot, menebar makna bahkan, bisa diolah untuk dijadikan tulisan yang bernilai jual.
Semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pendidikan, otomatis akan meningkatkan jumlah pembaca. Jadi tulisan-tulisan akan semakin dicari yang secara otomatis pula akan mengundang para penulis baru untuk menulis. Hanya saja bagaimana caranya menjadi penulis yang baik dan sukses? Di sinilah peran seorang coach kepenulisan akan dibutuhkan.
Lebih jauh lagi, kebutuhan tulisan tidak hanya didominasi oleh penerbit buku atau media massa saja bahkan, penulis kini diburu oleh perusahaan, instansi pemerintah, dan klien-klien untuk mengisi web content sehingga wajar saja sekarang semakin menjamur jasa penyedia tulisan. Jadi pendapatan penulis tidak melulu harus dari royalti, melainkan bisa juga dari penjualan putus/kontrak tulisan bahkan, seiring dengan berkembangnya internet, sekarang tersedia platform media yang membayar penulis dari karya-karyanya yang dipublikasikan, seperti platform Steemit yang kita cintai ini.
Untuk menjadi coach kepenulisan, tentu harus memiliki renjana yang kuat dan berangkat menjadi penulis terlebih dahulu karena banyak hal yang harus kita pelajari (seperti kendala-kendala, tantangan, membaca peluang, dsb.) dari mulai mencari ide, menuangkannya dalam bentuk tulisan, proses editing, mengajukan karya ke penerbit/media massa/digital publishing, mempelajari surat kontrak perjanjian penerbitan, sampai proses pembayaran honor/royalti ke penulis.
Di samping itu, seorang coach harus belajar menjadi seorang trainer, mentor, konsultan, dan konselor yang baik karena seorang coach kepenulisan bukan hanya ahli dalam menulis, tetapi harus ahli pula dalam menjalin hubungan psikologis dengan klien. Nah, apakah sobat Steemian tertarik berprofesi sebagai coach kepenulisan? (@adrienoor)
This article has been published at Profesiku Inspirasimu l Surabaya, Saga Publishing l 2016.
Right, coach @adrienoor serasa lagi ikut the voice kid indonesia.
Tapi memang benar, seiring waktu pandangan tentang menulis mulai berubah dan diminati banyak orang.
Hehehe .... Mbak @tyamutia pernah ikut The Voice Kid Indonesia ya? Zaman dulu penulis adalah profesi terhormat, sekarang seiring zaman teknologi internet, profesi penulis banyak diburu karena tulisan merupakan salah satu anchor untuk optimasi web dan medsos, termasuk copywriting yang dipakai untuk menghipnotis pembaca. Pokoknya profesi penulis zaman now, keren banget deh :D
Ditunggu ilmu dan informasi selanjutnya dari Abah yang selalu menginspirasi :)
Siap Kang @mrohmat, ditunggu updting blog abah ya, ma kasih :)
Penulis profesi yang tidak lekang dimakan waktu
Sepakat Mas @jaryat, dari zaman dulu, sekarang, masa depan tidak mungkin, tidak ada penulis sekali pun digantikan dengan software atau AI penulis, karena menulis lahir dari rasa bukan hanya logika, itulah bedanya antara manusia dan mesin. Terima kasih sudah berkenan berkunjung :)
baru tau juga istilah coach ternyata luas juga artinya..
salam kenal mas @andrienoor, saya seorang guru dari medan. saya juga nulis di bidang pendidikan.
semoga kita bisa saling bertukar informasi yang mendidik lagi ya :)
Ia Mas @jamanfahmi, boleh dengan senang hati kita bisa saling bertukar informasi dan pengalaman, sepertinya bakal seru :D
Dari menulis saya belajar banyak hal Abah @andrienoor.
Sebuah profesi yang mendongkrak semangat untuk maju dan terus berbagi kebaikan melalui karya
Alhamdulillah, keren ya jadi penulis. Banyak banget muliple efeknya ya Mbak @ettydiallova hehehe .... Apalagi tulisan yg jadi amal jariyah, sedep beneerr :)
Benar sekali. Setelah direnungi menjadi penulis lebih banyak waktu untuk keluarga. Saya yang sering terjebak dalam pekerjaan susah sekali meluangkan waktu untuk keluarga. Saya ingin dilatih menulis oleh Mas @adrienoor, agar lebih baik lagi dalam menulis di steemit..hehe
Betul mas, apalagi dengan berkembangnya teknologi internet bisa memangkas pekerjaan2 teknis, dengan begitu quality time bisa dioptimalkan :). Wah terbalik Mas @tusroni, sy yang harus belajar ke mas :D
Mari kita belajar bersama ya Mas @adrienoor :)
Banyak yang belum paham dunia tulis menulis ini kok... ;)
Heheehhe blm terbiasa untuk megarang kak
Betul Bu @mariska.lubis, tugas bersama untuk memperkenalkannya kepada sobat2 calon penulis atau penulis baru. Gerakan Indonesia Menulis yg ibu canangkan keren dan patut ditularkan :D b
Semoga dengan bertambahnya sosial media steemit semakin membangkitkan semangat generasi muda untuk mengubah perilaku dari lisan ke tulisan.
Amin, betul Mas @jaff, masih sedikit platform medsos yg kental dengan nilai edukasinya. Mudah2an Steemit menjadi satu solusi buat generasi muda produktif. Amin :)
Ulasan yang ciamik dan seger banget nih. Bikin penulis jadi semakin cerdas dalam menyikapi dunia kepenulisan, sekaligus membuka cakrawala berpikir.
Terima kasih atas ulasannya yang mencerahkan ya Abah @adrienoor.
Ma kasih Pak @jharyadi, semoga artikel ini bermanfaat bagi penulis dan coach penulis. Amin ... Terima kasih sudah berkunjung pak :)
Pasti sangat bermanfaat, soalnya isinya daging semua. Tentu gurih dan sedap dikonsumsi pikiran dan jadi penambah nutrisi bagi siapa saja yang mau menjadi seorang penulis professional.
Maka tuntutlah ilmu sampai kenegeri cina ilmu takkan habis habis @adrienoor
Right! Mas @fazlullah, bagi yang memahami ilmu tak aa habis-habisnya, maka kita jadi rendah hati dan ada motivasi untuk terus belajar. Ma kasih dah berkunjung mas :)