Berlindung dari “Kunjungan” Cheetah
Tuan dan Puan Steemians…
Sebenarnya pagi ini saya tidak berhasrat untuk menulis, sebab semalam saya mendapat “kunjungan” dari robot bernama Cheetah. Selepas memposting sebuah tulisan ringan berupa cuplikan dan ulasan tentang sosok Romo Yoso, sebuah komentar dan upvote yang sebenarnya tak diharapkan pun hadir di postingan saya. Upvote dan komen itu datang dari Tuan Cheetah yang mengaku sebagai robot. (Terkait plus minus robot ini insya Allah akan saya ulas dalam postingan berikutnya, dan tulisan ini hanya sebagai pengantar belaka).
Postingan saya yang dimasuki Cheetah
Hari ini (26/02/2018), akun saya @tinmiswary telah berusia 50 hari, usia yang lumayan muda dalam dunia steemit, jika dibanding dengan beberapa senior. Sebab itu saya masih termasuk dalam katagori steemian pemula yang tentunya masih harus banyak belajar tentang steemit. Dalam usianya yang ke 50 hari, reputasi akun saya juga masih terbilang kecil dengan angka reputasi (40.5).
Tadi malam (25/02/2018) Cheetah merangsek masuk ke postingan saya dengan melabuhkan upvotenya senilai 0,08%. Tidak hanya upvote “bernada kritik”, Tuan Cheetah juga mengomentari postingan saya sebagai similar (bukan plagiasi) dengan sebuah artikel di blog. Pasca masuknya Tuan Cheetah, konsentrasi saya sedikit terganggu. Sebab itu, saya pun langsung membalas komentar Tuan Cheetah. (Selanjutnya akan saya ulas di postingan lain).
Upvote dari Cheetah
Komentar dari Cheetah dan balasan saya
Akibat “kemasukan” Cheetah itu pula, pagi ini saya hendak mengingatkan Tuan dan Puan agar sebisa mungkin berlindung dari “kunjungan” Cheetah yang tanpa ba-bi-bu langsung masuk ke postingan kita. Saya sendiri sudah melakukan usaha-usaha agar Cheetah tidak meloncat ke postingan saya, tapi apa hendak dikata, Tuan Cheetah tetap “memaksa” masuk.
Saya mengutip di Majalah Gatra, tapi Cheetah "menuduh" saya mengutip di blog
Untuk menyelamatkan diri dari “kunjungan” Cheetah, selama ini saya menghindarkan diri untuk mengutip di blog. Hal ini saya lakukan guna menghindari terjadinya similarity ketika teks-teks itu saya tulis. Sebab kita tidak punya cukup waktu untuk melakukan pengecekan setiap kali membuat postingan.
Selama ini, jika pun saya harus mengutip, maka saya memilih mengutip di buku, majalah, koran dan dokumen fisik lainnya dengan tetap mencantumkan sumber secara jelas di awal, di tengah atau di akhir postingan. Tapi apalah daya, Tuan Cheetah belum mampu mendeteksi sumber-sumber serupa ini sehingga akhirnya beliau “menyapa” postingan saya.
Selama ini saya banyak mengutip di dokumen fisik, seperti buku, majalah, dll. Tidak mengutip di bog
Hampir semua postingan saya di steemit selama ini menggunakan kutipan dari dokumen fisik, itu pun jika saya merasa perlu untuk mengutip. Sementara sebagian besar tulisan saya lainnya justru minus kutipan, sebab bercerita tentang hal-hal ringan sehingga tidak perlu mengutip.
Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali…
Kenapa kena @cheetah? karena yang dikutip dari majalah Gatra sama seperti yang telah ditulis oleh infoglobalkita.com. Artinya duluan orang lain kutip sebelum tuan @timiswary menulisnya di Steemit.
Si @cheetah hanya hampu membaca data online bukan data offline. Tapi menurut saya tidak apa-apa. Jangan menyerah. Namanya juga mesin. Artikel lain banyak kok yang bisa kita tulis.
Keep Spirit!
Tengkiyu bang @dsatria. Tapi pola deteksi cheetah memang harus diperbaiki, hehe
Salam kenal
Slm kenal jg
Karena Cheetah hanyalah robot, yang entah bagaimana caranya bekerja.
ya harus diperbaiki dan diprogram ulang, haha
Haha
Hehehe...si ceethaah selalu bikin waswas..
kadang2 sasaran meleset😁
Rupanya Om Cheetah sebagai polisinya Steemit.
Ya polisi, suka nilang gak nanya dulu😁
Hajar bang @tinmiswary
Tidak boleh hajar menghajar di steemit😁. Cubit boleh😂😂
Kadang pengenalan dengan bapak @tinmiswary nyan
mungkin jg
manusia saja ada kelemahan apalagi robot hehehe, meunan keuh ji peugah
Mainkan
macam-macam droneuh ngon robot, treuk dihey awak transformer diyue jak serang steemians wkwkwk