You are viewing a single comment's thread from:
RE: Belajar Arti dan Makna Kata – Pendahuluan
Tgk. Hasan Muhammad Di Tiro sebenarnya telah memberikan sebuah contoh yang seharusnya di ikuti oleh mereka yang mengaku bermazhab Tiroisme atau simpatisannya; menulis. Betapa pada tahun-tahun awal gerilya, setiap harinya bila sedang tidak memberikan kuliah kepada para anggota GAM, beliau menghabiskan waktu berkutat dengan mesin tik untuk menulis. Sejarah itu harus dicatat, by date, sedetil-detilnya, begitu pesan beliau. Tapi sayang sekali, budaya literasi seolah terabaikan oleh para penganut mazhab tiroisme.
Bukan hanya menulisnya saja yang patut diikuti, tetapi bagaimana beliau mampu berpikir sedemikian hebat sehingga bisa menulis dengan hebat itu pun perlu dicontoh... Sangat disayangkan memang, apalagi jikga tak ikuti saran untuk sabar dan memilih jalan damai untuk menang... Menjadi manusia yang merdeka seperti beliau itu juga yang menurut saya paling diabaikan...
Merdeka sejak dalam pikiran. Bahkan ketika banyak pasukan mendesak perjuangan bersenjata beliau tetap menolak dan mengutamakan perjuangan lewat jalur diplomasi dan politik. Hal itu yang menguatkan bargaining Atjeh Merdehka di mata internasional. Dan sayang sekali saat ini hanya sedikit yang paham landasan berfikir beliau dalam hal memerdekakan Aceh. Btw, nice post mba!
Merdeka sejak dalam pikiran. Bahkan ketika banyak pasukan mendesak perjuangan bersenjata beliau tetap menolak dan mengutamakan perjuangan lewat jalur diplomasi dan politik. Hal itu yang menguatkan bargaining Atjeh Merdehka di mata internasional. Dan sayang sekali saat ini hanya sedikit yang paham landasan berfikir beliau dalam hal memerdekakan Aceh. Btw, nice post mba!
Itulah kenapa bagi saya, beliau tidak tergantikan. Cara keras tidak akan membuat Aceh itu merdeka bahkan malah membuat jadi semakin kehilangan jati diri, dan ini sangat jauh sekali dari pemikiran beliau. Kemampuan diplomasi dan politik itu tidak bisa digapai bila terkurung dalam tempurung, butuh kemerdekaan dalam berpikir untuk bisa benar mampu berdiplomasi dan paham benar politik serta berpolitik. Percuma semua "pakaian dan polesan" yang dikenakan itu walau berteriak sedemkian lantangnya, sebab dari sanalah isi di dalam itu sebenarnya tidak utuh adanya. Sungguh saya sangat rindu sosok seperti beliau di Aceh.
"Aceh adalah sesuatu yang bisa membuatmu rindu, bahkan sebelum kau meninggalkannya" - Senja Jingga