[Writing] SURAT TERBUKA UNTUK TERE LIYE
Assalamu alaikumu Wr. Wb
Salam sejahtera selalu
Walau tidak mengenal saya, diawal surat ini saya tetap mendoakan semoga anda senantiasa diberi kesehatan dan keberkahan, serta ide-ide brilian yang dapat mengispirasi jutaan orang di dunia lewat tarian jemari anda selalu.
Saya awalnya tidak mengenal anda hingga seseorang mengenalkan nama anda pada saya, menawarkan karya anda untuk saya baca yang hingga sekarang entah kenapa saya belum tergerak untuk membaca, namun jangan khawatir, saya tetap mencari tahu, lewat internet (untung saja sekarang zaman sudah canggih) tentang betapa luar biasanya karya karya anda, dan disitu pula saya sadari bahwa sebagian karya-karya anda sudah difilmkan, dan sudah saya nonton diantaranya moga bunda disayang Allah, Hapalan shalat Delisha, yang saia download gratis (karena lebih murah, nonton dibioskop gak sanggu biayanya, biar duitnya dipake buat ngupi diwarkop dan sudah bisa download film lewat wifi ). Serta yang terakhir adalah bidadari bidadari surga.
Bisa dikata, saya mirip dengan Laisa dalam cerita itu. Namun dalam Versi yang lebih macho tentunya (sebab saia pria ). Versi kota sebab sejak kecil tinggal diJakarta. Namun tentunya tidak seberuntung kisah yang berakhir happy ending dalam cerita itu (Walau akhirnya Laisa meninggal, namun setelah melihat adik adiknya berhasil dan menikah). Sebab kisah hidup dan perjuangan saia, masih berlanjut.
Oh ia, saya belum memperkenalkan, orang yang telah mengenalkan nama anda pada saya, dia seorang wanita, tidak cantik, namun manis dan memiliki karakter sebagaimana tokoh utama dalam cerita anda, punya impian, tabah, sabar, punya kasih laiaknya seorang ibu. Mungkin itulah sebabnya dia begitu mengagumi setiap karya karya anda, hingga setiap kali ketoko buku, maka rak yang memuat karya andalah yang pertama dia sambangi. Dan kepulangannya seolah tak lengkap tanpa memboyong karya karya anda, atau paling tidak berdiskusi kecil tentang karya anda. Namun saiang dia agak bersedih sebab dia tak lagi mendapati karya karya terbaru anda disana (untuk alasannya saya dan dia memaklumi bagaimana carut marutnya sistem yang ada dinegeri ini)
Karena ia adalah pengagum berat anda, maka standar yang diterapkannya pun sejalan dengan karya karya anda. Apalagi standar yang diterapkan untuk menjadi suami darinya. Maka kriteria yang dia idamkan adalah, Mandiri, mapan, punya impian serta obsesi untuk mengejarnya, dan yang paling penting adalah menawarkan Surga seperti pada kisah kisah karya anda. Dan atas dasar inilah saia memberanikan diri mengirim surat terbuka pada anda.
Bukankah pola pikir seseorang itu ditentukan oleh lingkungan, tingkatan sosial, tingkap pendidikan, kematangan kecerdasan (Inteligent, Emotional, dan Spiritual) dan dari keseharian yang mereka lihat, mereka dengan dan mereka baca, dan sebagainya yang tak mampu saya sebutkan.
Saya ingin protes pada anda. Terutama pada karya anda. Saya sadar hidup adalah sebuah pilihan. Dan pilihan yang kita ambil yang akan menuntun langkah kita kedepannya. Dan takhta yang dipuncak adalah orang orang yang berhasil memenangkan atau mencapai tujuan hidup yang merrka pilih tadi. Nah, Yang saia ingin tanyakan, diantara manusia yang menentukan pilihan, ada beberapa persen yang berhasil kepuncak, kemana sisanya, apa yang menahan, dan kemana langkah mereka setelahnya. Hal hal itulah yang luput dari karya karya anda, sehingga hanya beberapa orang saja yang peduli terhadap nasib mereka.
Kita memiliki satu kesamaan, sama sama senang menulis, walaupun saia tidak sesepuh anda (sebab baru menulis dalam 2 tahun terakhir, itupun tidak rutin) anda senang berkisah, saya senang protes makanya kebanyakan tulisan saia lahir dalam bentuk puisi. Meski sama sama tulisan tapi keduanya punya dasar yang berbeda Sebab menurut saia, cerita itu kebanyakan dari olah pikir, sedang puisi adalah adalah olah hati.
Saya ingin anda berkenan meminjamkan setitik isi kepala anda. Agar saia bisa memahami. Bagaimanakah surga yang anda gambarkan dalam isi kepala anda. Biar saia bisa bercerita pada wanita yang saya sebutkan diatas dengan bangga. Dan membocorkan padanya sedikit bagaimana alur alur isi kepala anda, pasti dia akan senyum kagum dan tersenyum sumringah.
Jadi maaf, mohon lupakan. Saja ocehan saya diatas, bisa jadi ocehan saya itu adalah sebentuk protes saja. Yang saya coba tuangkan kedalam cerita berbentuk sepucuk surat. Kedengaran aneh, namun tak apalah..
Oh ia, jika sekiranya berkenan saya juga punya impian. Saya ingin orang yang saya ceritakan tadi kembali ceria saat berkungjung ketoko buku, yah tentu saja dengan mendapati karya karya anda yang terbaru.
Mudah mudahan anda tidak keberatan dengan sebentuk protes ini, sebab alangkah elok jika sekiranya semua protes itu tidaklah disuarakan tapi dituliskan sehingga tidak mengganggu orang kebanyakan. Dan apalagi mendapat tanggapan dari yang bersangkutan.
Jika sekiranya anda mampir ke Makassar, besar hati saia untuk mentraktir anda segelas kopi warkop khas makassar, jika anda tak suka ngopi, mungkin kita bisa menyesap sarabba, minuman khas sekedar menghangatkan badan saat malam. Tenut saja sekitanya anda tidak keberatan dan tidak risih meluangkan waktu dengan orang yang setengah waras macam saya
#NB.
Sekali lagi abaikan ocehan orang semacam saia, teruslah berkarya, dan tetaplah menginspirasi Dunia dalam sastra. Dan semoga makin banyak orang menemukan surganya dalam hati mereka masing-masing masing. Tentu saja setelah menikmati karya anda. Dan kelak saia mungkin adalah salah satu dari mereka..
Hi, I'm an Upvote bot. I will upvote your post if you reply to this comment with "Upvote". 👍 a-0-0