Belajar Gender dari Kasus Lucinta Luna
Pasti kalian udah pada sadar kalo timeline sosmed lagi dipenuhi dengan berita penangkapan Lucinta Luna. Nah, karena Lucinta itu artis fenomenal karena identitasnya cewe atau cowo jadi fokus. Jadilah headline beritanya aneh-aneh. Salah satunya ialah permberitaan soal akan ditempatkan di sel manakah nantinya, di sel untuk laki-laki atau perempuan. Selain itu pula ada pemberitaan terkait pasangan Lucinta yang ikut digrebek bersamanya di apartemen. Banyak yang memberitakan pula bahwa pasangannya itu adalah istri Lucinta, padahal selama ini Lucinta mengatakan kalau itu kekasih prianya.
Kalau membaca berita-berita online yang tersebar pasti sebagian orang bingung. Kok bisa sih jadi kebalik-balik begitu? Nah menurutku ini salah satu real case yang tepat untuk kita belajar soal gender lebih dalam.
Sebelum ke pembahasan lebih lanjut, kita perlu tahu dulu perbedaan jenis kelamin dan gender. Jenis kelamin itu secara bilogis ada dua, yaitu betina dan jantan. Betina memiliki alat kelamin berupa vagina dan jantan memiliki penis, sedangkan mereka yang memiliki dua alat kelamin sekaligus dinamakan interseks atau kelamin ganda. Jenis kelamin itu dibawa sejak kita lahir (nature).
Kemudian berlanjut soal gender. Nah pembahasan gender itu sebenarnya luas banget, namun dalam tulisan ini aku ingin lebih meriskasnya agar lebih mudah untuk dipahami. Singkatnya gender adalah sesuatu yang melekat akibat dari konstruksi sosial serta budaya yang ada (nurture). Misalnya orang yang berpenis itu diindentikan kuat, rasional, gagah perkasa, sedangkan seseorang yang bervagina cenderung lemah lembut, gemulai, lemah, cengeng, dll. Seiring berjalannya waktu seseorang yang berpenis disebut dengan laki-laki yang punya sifat maskulin dan seseorang yang bervagina disebut perempuan yang punya sifat feminin. Padahal kita semua baik itu laki-laki dan perempuan punya percampuran sifat maskulin dan feminin, tergantung mana yang dominan. Sehingga bisa dibilang tidak semua laki-laki di dunia itu selalu maskulin, ada juga loh laki-laki yang dominan feminin begitupula dengan perempuan. Kembali lagi, laki-laki dan perempuan itu adalah gender bukan jenis kelamin.
Seperti Lucinta, walau dia berpenis tapi dia boleh untuk mengidentifikasikan jika dirinya seorang perempuan. Begitu pula dengan Abash pacar Lucinta, walaupun dia memiliki vagina dia bisa mengidentifikasikan dirinya sebagai laki-laki. Inilah disebut dengan identitas gender.
Seperti yang aku bilang tadi bahwa gender itu luas banget. Identitas gender itu hanya sebagian kecil saja. Dan tentunya untuk membahas soal gender tidak bisa dipisahkan pembasannya dengan seksualitas. Untuk lebih mudah kita bisa mempelajari menggunakan ilustrasi Gender Bread.
gender bread
Jadi yuk kita mulai membuka hati dan pikiran bahwa kita tidak bisa melihat identitas diri seseorang dari dua kutub saja. Kuta perlu memperluas sudut pandang agar kita tidak mudah untuk menjudge.
Posted from my blog with SteemPress : http://celotehyori.com/belajar-gender-dari-kasus-lucinta-luna/