Resam bebujang gayo
Di masa remaja pada era-modernisasi saat ini banyak di antara regenerasi muda terpengaruh oleh berbagai fenomena sosial dalam masyarakat, mulai dari kecanduan teknologi internet, rokok, sek bebas dan termasuk pengaruh narkoba yang semakin hari semakin merajalela. Sudah sedikit diantara para remaja mulai meninggalkan kebiasaan lama dalam kebiasaan tradisional mereka. sampai saat ini, sudah jarang ditemukan remaja yang menampakan sisi tradisional mereka dalam masyarakat termasuk sistem goto royong yang dulu di pakai merigankan pekerjaan, baik membersihkan lingkungan, kenduri, membagun rumah dan pekerjaan berat lainya.
Sistem goto royong ini mulai pudar saat bermunculan alat modern yang memudahkan pekerjaan masyarakat, masalah ini mungkin sudah umum ditemukan, namun ada yang paling tersembunyi dalam cerita pudarnya sistem goto royong ini, sifat individualisme (mementingkan diri sendiri) yang sudah tertanam dalam masyarakat yang mengakibatkatkan sifat acuh tak acuh ketika ingin membantu seseorang menjadi pertimbangan diri, mereka tak akan membantu kalau tidak ada keuntugan bagi dirinya. Dimana sifat individualisme ini sudah mempertimbangkan untung dan rugi saat berinteraksi seseorang dalam masyarakat, sifat individualisme ini akan membuat seseorang semakin jauh dalam kehidupan sosial mereka.
Namun di samping masalah di atas masih banyak masyarakat yang masih menjaga sistem goto royong ini, dan mencoba kembali mencari jati diri lewat kebiasaan masyarakat dengan mempertahankan budaya asli leluhur. Sepeti kampung Uning Bersah, Kecamatan Bukit, kabupaten Bener Meriah propinsi Aceh, bebujang (remaja putra dan dewasa yang belum menikah) masyarakat desa ini masih menjaga sitem goto royong ini, temasuk saat acara kenduri pernikahan. Bebujang kampung ini masih mengikuti sistem membantu acara secara bersama-sama saat acara berlangsung.
Sistem goto royong dalam acara ini biasanya di lakuakan saat beredang, munigo (mencuci piring), natang pingen (mengangkat piring) memasang teratak (tempat acara) dan dekorasi pangung. Beredang di sini diartikan sebagai sistem megopor semua makanan, minuman, sayuran saat undagan datang, dimana semua bebujang berbaris secara lurus sambil mengopor makan yang telah di siapkan, interaksi saat beredang ini sangat terjalin kuat di irigi canda dari bebujang desa ini. Sedangkan munigo disini di artikan pekerjaan membersihkan piring dari sisa makan.
Lewat goto royong, masyarakat desa Uning Bersah hubungan interaksi sosial masih terjalin kuat, bahkan tak ada sifat individualisme ini yang terlihat di desa ini.
Mantap bg..
Mudah mudahan akan tetap terlaksana hal tersebut, sebagai bukti kebersamaan dan kekompakan. Yang harus kita jaga dan kita bina untuk ikut serta mensukseskan acaranya sebagai bentuk sosialisasi kita rasa peduli dalam sesama.