Cerita kenangan di balik organisasi Himaga (Himpunan mahasiswa gayo dan alas)

in #writing7 years ago (edited)

imagelogo Himaga

Cerita ini bermula ketika saya lulus jalur SBMPTN tahun 2013 di Universitas Malikussaleh dengan jurusan Sosiologi, perkenalan demi perkenalan yang saya temui sangatlah berbeda dengan susasana kampung Gayo ketika memijakan kaki di kota Lhokseumawe ini. Bagaimana tidak, hawa yang panas membuat badan terkadang merasa risih karena belum terbiasa dengan suasana kota pesisir Aceh yang cukup panas, toh anak gunung seperti saya terbiasa dengan hawa sejuk sejak lahir.
Ketika saya mulai mengetahui ada organisasi yang sangat kuat dengan kekeluargaannya di kota Lhokseumawe, saya mulai masuk dan mencoba ikut serta dengan mereka. Dulu organisasi ini bukan Himaga tapi masih Pematang (perkumpulan mahasiswa asal tanoh gayo). Dimana organisasi yang bersumber dari Universitas Malikussaleh atau disingkat Unimal ini, masih bergabung dengan kampus yang berada di kota Lhokseumawe, terutama Universitas Politehnik Lhokseumawe yang sebagian besar tergabung dalam organisasi Pematang ini.
Lambat laun organisasi ini berkembang menjadi dua kelompok organisasi yaitu Pematang dan Himaga, walaupun terpisah kami tetap disatukan dalam satu ikatan dalam organisasi yang menjadi pemersatu kami samapai saat ini, yang banyak terdapat orang tua kami dirantau dalam Organisasi Kumaga.
Ketika tahun pertama lahirnya Himaga, banyak cerita dimulai dengan fenomena interaksi yang tak bisa di jelaskan dengan beribu kata-kata, hanya mampu saya rasakan dengan kata seperti keluarga dan rumah sendiri. Rasa suntuk dan rasa rindu rumah tak ada kurasakan ketika berkumpul dengan mereka dalam organisasi Himaga ini, banyak kegiatan yang kami lakukan. Mulai dari berdirinya struktur baru dalam Himaga yang membuat rasa kekeluargaan kami semakin erat dan kuat. Dimana tidak, rasa canda tawa kami seakan menemani rindu kami saat rindu kampung halaman, suasana yang saya rasakan dan tak mungkin saya lupakan. Ada tiga struktur kegiatan yang saya suka dalam Himaga, yaitu acara makan, acara latihan kesenian dan acara jeguk teman Himaga yang sedang sakit, karena banyak makanan yang tersedia heheeee, toh anak rantau seperti kami acara makan adalah salah satu kegiatan yang jarang dilakuakan, ketika uang kiriman habis.
Dari ketiga kegiatan di atas, saya akan menceritaka rasa yang tak mungkin saya temui ketika saya lulus kuliah 2017 tahun kemarin. Pertama acara makan, dalam acara makan ini kami biasa mengisi hari dengan berkumpul dan suasana sedehana, namun yang menjadi spesial semua yang megatasnamakan Himaga pasti hadir untuk meramaikan, toh terkadang kegiatan makan ini di undang oleh teman-teman saar cair beasiswa Bidikmisi atau beasiswa lainya, mereka rela menyisihkan beasiswa mereka untuk kami sebagai keluraga mereka dalam keluarga Himaga. Mereka juga ingin membagi kebahagiaan mereka dengan kami yang kurang beruntung mendapatkan beasiswa ini, dengan membuat acara makan yang semakin menguatkan rasa kekelurgaan kami. Banyak organisasi lain bingung kok mereka mau ya menyisihkan beasiswa mereka demi teman-teman organisasi Himaga mereka, jangankan mereka dari kelompok lain, saya saja terkadang bigung. Namun jawabannya rasa kekelurgaan kami yang tak ternilai dengan kata materi.
Acara kedua yang saya sukai saat latihan kesenian, setiap acara latihan pasti tak ada kata tidak hadir, pasti hampir semua hadir, baik dari kelompok seni itu sendiri maupun kawan Himaga lainya, demi meramaikan suasana latihan. Hukuman sudah pasti ada bagi anggota yang telat hadir, biasanya membeli gorengan dan minuman kemasan, makan hehee hal yang sangat menyenangkan. Acara latihan pertama kami lakukan di kampus Bi kampus Unimal dan kompleks perumahan Asean. Dalam kesenian saya memaikan alat berupa gitar baik di tarian maupun di musik etnik, walaupun permainan gitar saya masih kelas bawahan. Saat latihan kami tak ada kata lelah ataupun malas baik latihan malam maupun siang, kami tetap semagat demi mengikuti acara rutinitas Himaga ini, capek kuliah tak ada terasa, hanya ada kata ingin berkumpul dengan teman-teman keluarga Himaga. Selepas latihan biasa kami tak langsung pulang, kami selalu mengisi waktu dengan kata canda dan tawa sampai terkadang lupa waktu.
Acara ketiga yang saya sukai adalah menjenguk teman Himaga yang sakit, ini yang sangat unik, menjenguk dengan kelompok besar. Terkadang ruagan rumah sakit tak cukup menampung kami karena semua temen-temen Himaga hadir menjeguk. Biasa acara menjeguk terpaksa kami lakukan dengan cara bergatian demi melihat teman Himaga yang sakit. Banyak cerita saat menjeguk, terjadang kami sering diusir karena asik bercana menghibur teman yang Himaga yang sedang sakit, ada juga yang lirik-lirik lawan jenis dan ada juga yang hanya mencari makanan yang dibawa teman-teman Himaga, kembali lagi kesukaan saya makan heheee.
Cerita ini tak berenti disini, banyak cerita selama 3 tahun ini yang masih melekat di pikiran dan hati saya, rasa kekelugaan dalam organisasi Himaga ini tak ada saya jumpai di organisasi kampus yang ada di kota Lhokseumawe. Berkumpul adalah salah satu tujuan dan cara kami memperkuat rasa kekelugaan, sedih dan senang kami lalui bersama saat berkumpul organisasi Himaga ini dan kekeluargaan ini tak bisa saya lupakan sampai kesuksesan dan cita-cita tercapai.
Cerita kenangan Himaga ini akan berlanjut, selamat menunggu.
Bersambung....

Sort:  

jiahahahaha papek bersambung boh

Ditunggu kenbali jadwal tanyang bg @konaidi 😅

Hahaaa baik, @iqraramadhani, maaf banyak kata yang kurang dan bacaan kurang dimegerti, masih mencoba memperbaiki tulisan yang baik dan benar

Wahh,
Kunjungi blog sy juga ya bg
Thanks

Ok dc trimakasih kembali @irenabazlina 😊

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.21
JST 0.039
BTC 98015.99
ETH 3733.22
SBD 3.92