Paragraf Pembuka Cerpen yang Mumpuni

Salam, Stemians semua. Sebagaimana janji saya hari ini untuk memosting kiat kiat membuat paragraf pembuka.

Paragraf pembuka itu ibarat sebuah pintu masuk ke dalam sebuah cerita. Di sanalah pembaca memutuskan untuk memutar gagang pintu atau tidak. Karena hal itu, paragraf pembuka menjadi sangat penting untuk memberi kesan pertama pada pembaca.

Berikut ini beberapa cara membuat paragraf pembuka dalam menulis fiksi.

1. Mendeskripsi kan tokoh cerita. Karakter yang menarik dalam cerita tentu membuat pembaca menjadi penasaran terhadap tokoh tersebut. Contoh,

"Bapak Pohon Badam, dengan jenggot pink pucatnya adalah salah seorang pastor yang berpakaian sangat mentereng sehingga orang-orang kulit putih menyentuh pakaiannya untuk mengetahui apa terbuat dari emas. Dia tahu rahasia tumbuh-tumbuhan obat, bahasa para dewa yang berbicara lewat batu obsidian yang terawang, dan dia bisa membaca simbol-simbol bintang-bintang."

Dalam paragraf pembuka Cerita Tatuana yang diterjemahkan Tia Setiadi di atas, Miguel Angel Asturias berhasil membuat kita bertanya tanya siapa sang tokoh hingga punya banyak ilmu dan bisa berpakaian mentereng.

1. Membuka cerita langsung dengan dialog. Contoh,

"Ibu, kulit buah kuning bulat yang menggantung itu dapat dimakan, bukan? Kenapa tak dipetik saja pala-pala itu? Aku akan membantu ibu menjadikan dagingnya manisan. Aku sudah kelas dua. Ayah pasting senang."

Perhatikan cara Azhari Aiyub aka @marabunta dalam membuka cerpen Perempuan Pala di atas. Ia langsung membuka dengan dialog yang akan membangun cerita. Dan membawa pembaca untuk bertanya tanya, siapa sih tokoh yang berbicara, kenapa ia ingin membuat ayahnya senang.

Membuka cerita dengan cara ini tidak dianjurkan untuk pemula, karena bisa terjebak pada dialog klise.

1. Membuka langsung dengan aksi.
   Contoh,

"Pemuda E mencengkram tutup toples acar dengan jari-jari tangan kanan dan mencekal bagian bawahnya dengan telapak tangan yang lain. Lalu, dengan satu gerakan memutar yang kuat dan tiba-tiba, ia memisahkan keduanya. Toples dan tutup toples. Pemuda E tidak tahu, dan mungkin tidak peduli, manakah yang lebih penting di antara keduanya dalam menjaga kesegaran acar mentimun yang ia bubuhksn di atas roti panggangnya saban hari."

Dea anugerah langsung membuka cerita dengan aksi detil yang dilakukan pemuda E dalam cerpen Kemurkaan Pemuda E.

1. Membuka cerita dengan menggambarkan setting tempat. Contoh,

"Hutan itu bergemerisik. Dalam hutan itu selalu ada suara gemerisik, bersahut sahutan dan teratur, seperti dentang bel dai kejauhan, tenang dan lembut, seperti nyanyian lebut tanpa syair, seperti ingatan kabur masa lampau. Dalam hutan itu selalu ada suara gemerisik, karena hutan itu adalah hutan pinus tua yang lebat, yang belum tersentuh oleh kapak atau gergaji para penebang kayu. Pohon-pohon pinus tinggi dan berumur ratusan tahun tegak berdiri dalam susunan yang angker, puncaknya merapat menyatu. Di bawah pohon itu ada keheningan, ada aroma damar, pakis berwarna-warni terang muncul dari permadani dedaunan pinus yang menyelimuti tanah, dedaunannya yang indah bak permadani tidak bergerak, pucuk-pucuk tinggi rerumputan mengeluarkan tunasnya di sudut-sudut yang lemban dan kumpulan bunga semangi berwarna putih ujung ujungnya yang kecil itu menekuk dan layu. Di atas, tanpa henti, suara gemerisik itu, seperti desahan-desahan pohon-pohon pinus tua."

Cerpenis Rusia, V. Korolenko membuka cerita Gemerisik Suara Hutan dengan menggambarkan setting hutan yang bisa dirasakan dengan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan perasa.

Stemians, dari 4 pintu pembuka cerita yang saya gambarkan di atas bisa dipilih salah satunya untuk dipraktekkan langsung. Yang terpenting dari paragraf pembuka adalah membangkitkan rasa penasaran pembaca hingga tidak beranjak dari cerita yang kita tulis. Tetap semangat dan terus berkarya.