perang melawan penjahah
Sumberwww.moderndiplomacy.euPosted on February 25, 2018 COMMENTS
Para ahli Timur Tengah terhormat memprediksi bahwa perang di Suriah dapat menimbulkan konfrontasi dan memicu Perang Dunia III. Salah satunya adalah Abdel Bari Atwan yang mengatakan bahwa rencana Qatar untuk membangun jaringan pipa gas ke Laut Tengah merupakan penyebab utama pecahnya perang sipil Suriah, dan tujuh tahun kemudian, cadangan minyak dan gas Suriah di sebelah timur Sungai Efrat, dan terutama di sekitar Deir az-Zour, berpotensi memicu Perang Dunia III. Terdapat pula gambaran tentang apa yang mungkin terjadi jika Israel meluncurkan serangan militer terhadap Iran oleh ahli geostrategis Rusia Peter Korzun.
Oleh: Eric Zuesse (Modern Diplomacy)
Abdel Bari Atwan, pensiunan pemimpin redaksi (1989-2013) surat kabar pan-Arab Al Quds Al Arabi dan penulis buku-buku yang dihormati di Timur Tengah, menulis berita utama pada tanggal 18 Februari, dengan judul “Konfrontasi Negara-Negara Besar Dapat Dipicu oleh Peristiwa di Suriah”, dan dia membuka dengan: Rencana Qatar untuk membangun jaringan pipa gas ke Laut Tengah merupakan penyebab utama pecahnya perang sipil Suriah. Tujuh tahun kemudian, cadangan minyak dan gas Suriah di sebelah timur Sungai Efrat, dan terutama di sekitar Deir az-Zour, berpotensi memicu Perang Dunia III.
Empat pesawat militer jatuh di atas Suriah dalam waktu satu minggu: sebuah pesawat F-16 Israel ditembak jatuh oleh sebuah rudal Suriah buatan Rusia; sebuah jet Rusia ditembak dengan senjata MANPADS buatan Amerika; sebuah pesawat tanpa awak Iran dicegat oleh rudal Israel; dan sebuah helikopter Turki ditembak jatuh di pedesaan Afrin oleh para pejuang Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS). Akibat konflik tersbut, peluang terjadinyta Perang Dunia III sangatlah besar jika tidak tercapai kesepakatan antara pihak-pihak terkait.
Pesawat tempur dari setidaknya enam negara mengepung wilayah udara Suriah, termasuk negara adidaya Amerika dan Rusia, sementara perang proxy berkecamuk di darat, yang melibatkan berbagai pihak di wilayah Arab, regional, dan internasional.
Atwan melanjutkan untuk mengingatkan alasan mengapa perang telah bertambah parah dan dapat menjadi Perang Dunia III setelah Donald Trump menjadi Presiden Amerika: AS telah menjelaskan bahwa mereka tidak berniat menarik 2.000 personel militernya dari Suriah, bahkan setelah berakhirnya alasan awal untuk menyebarkan pasukan tersebut, yaitu untuk melawan kelompok Negara Islam (ISIS). Para pejabat pemerintah telah berulang kali menegaskan bahwa para pasukan ini akan tetap disiagakan tanpa batas waktu, untuk melawan pengaruh Iran di negara tersebut.
Seorang pria Suriah duduk di tengah reruntuhan bangunan yang hancur, setelah serangan udara oleh pasukan rezim di daerah yang dikepung oleh pemberontak Douma, di sebelah timur ibu kota Damaskus. Setengah dari populasi negara tersebut telah melarikan diri dari perang. (Foto: AFP/Abd Doumany)
Trump telah menghiraukan alasan mantan Presiden AS Barack Obama untuk menyerang Suriah, dan menggantinya dengan apa yang sekarang jelas merupakan perang panas antara Amerika melawan Iran, yang tidak dapat disangkal lagi selama ini telah menjadi target Presiden AS tersebut—bukan lagi (walaupun hanya sebagai alasan) ISIS atau “terorisme radikal Islam”.
Iran tidak pernah menyerang AS. Namun, Iran telah menggulingkan Syah (raja) yang berada di bawah pengaruh AS pada tahun 1979, dan menangkap Duta Besar AS—yang telah memerintah Iran (dan mengizinkan atau melarang apa yang dilakukan Syah tersebut), sejak kudeta Amerika tahun 1953 di Iran, untuk menggulingkan pemerintah sekuler Iran yang terpilih secara demokratis dan justru Amerika menggantinya dengan kediktatoran Syah yang kejam. Tapi serangan itu dilakukan oleh pemerintah AS, bukan oleh pemerintah Iran.
BACA JUGA: PERKEMBANGAN TERAKHIR KONFLIK SURIAH
Dan, setelah tahun 1979, Iran tidak pernah melakukan serangan terhadap Amerika Serikat; Jadi, AS sepenuhnya salah, sekarang, karena merencanakan (atau menginstruksikan Israel) bagaimana menghancurkan Iran.
Presiden AS ini jelas menginginkan sebuah invasi ke Iran, yang sekarang sedang dipersiapkan untuk diluncurkan oleh Israel.
Iran adalah sekutu Rusia. Pada tanggal 19 Februari, kantor berita Tass Rusia dalam judul berita utamanya, “Pemerintah Rusia meminta AS untuk tidak bermain api di Suriah”, dan melaporkan pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia tersebut: “Saya sekali lagi meminta rekan-rekan Amerika kami untuk tidak bermain api, dan mempertimbangkan langkah mereka bukan berdasarkan kebutuhan mendesak akan situasi politik saat ini, melainkan karena kepentingan jangka panjang rakyat Suriah dan semua orang di wilayah ini.”
Sumberwww.moderndiplomacy.euPosted on February 25, 2018 COMMENTS
Para ahli Timur Tengah terhormat memprediksi bahwa perang di Suriah dapat menimbulkan konfrontasi dan memicu Perang Dunia III. Salah satunya adalah Abdel Bari Atwan yang mengatakan bahwa rencana Qatar untuk membangun jaringan pipa gas ke Laut Tengah merupakan penyebab utama pecahnya perang sipil Suriah, dan tujuh tahun kemudian, cadangan minyak dan gas Suriah di sebelah timur Sungai Efrat, dan terutama di sekitar Deir az-Zour, berpotensi memicu Perang Dunia III. Terdapat pula gambaran tentang apa yang mungkin terjadi jika Israel meluncurkan serangan militer terhadap Iran oleh ahli geostrategis Rusia Peter Korzun.
Oleh: Eric Zuesse (Modern Diplomacy)
Abdel Bari Atwan, pensiunan pemimpin redaksi (1989-2013) surat kabar pan-Arab Al Quds Al Arabi dan penulis buku-buku yang dihormati di Timur Tengah, menulis berita utama pada tanggal 18 Februari, dengan judul “Konfrontasi Negara-Negara Besar Dapat Dipicu oleh Peristiwa di Suriah”, dan dia membuka dengan: Rencana Qatar untuk membangun jaringan pipa gas ke Laut Tengah merupakan penyebab utama pecahnya perang sipil Suriah. Tujuh tahun kemudian, cadangan minyak dan gas Suriah di sebelah timur Sungai Efrat, dan terutama di sekitar Deir az-Zour, berpotensi memicu Perang Dunia III.
Empat pesawat militer jatuh di atas Suriah dalam waktu satu minggu: sebuah pesawat F-16 Israel ditembak jatuh oleh sebuah rudal Suriah buatan Rusia; sebuah jet Rusia ditembak dengan senjata MANPADS buatan Amerika; sebuah pesawat tanpa awak Iran dicegat oleh rudal Israel; dan sebuah helikopter Turki ditembak jatuh di pedesaan Afrin oleh para pejuang Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS). Akibat konflik tersbut, peluang terjadinyta Perang Dunia III sangatlah besar jika tidak tercapai kesepakatan antara pihak-pihak terkait.
Pesawat tempur dari setidaknya enam negara mengepung wilayah udara Suriah, termasuk negara adidaya Amerika dan Rusia, sementara perang proxy berkecamuk di darat, yang melibatkan berbagai pihak di wilayah Arab, regional, dan internasional.
Atwan melanjutkan untuk mengingatkan alasan mengapa perang telah bertambah parah dan dapat menjadi Perang Dunia III setelah Donald Trump menjadi Presiden Amerika: AS telah menjelaskan bahwa mereka tidak berniat menarik 2.000 personel militernya dari Suriah, bahkan setelah berakhirnya alasan awal untuk menyebarkan pasukan tersebut, yaitu untuk melawan kelompok Negara Islam (ISIS). Para pejabat pemerintah telah berulang kali menegaskan bahwa para pasukan ini akan tetap disiagakan tanpa batas waktu, untuk melawan pengaruh Iran di negara tersebut.
Para Ahli Terhormat: ‘Perang Suriah Dapat Memicu Perang Dunia III’
Seorang pria Suriah duduk di tengah reruntuhan bangunan yang hancur, setelah serangan udara oleh pasukan rezim di daerah yang dikepung oleh pemberontak Douma, di sebelah timur ibu kota Damaskus. Setengah dari populasi negara tersebut telah melarikan diri dari perang. (Foto: AFP/Abd Doumany)
Trump telah menghiraukan alasan mantan Presiden AS Barack Obama untuk menyerang Suriah, dan menggantinya dengan apa yang sekarang jelas merupakan perang panas antara Amerika melawan Iran, yang tidak dapat disangkal lagi selama ini telah menjadi target Presiden AS tersebut—bukan lagi (walaupun hanya sebagai alasan) ISIS atau “terorisme radikal Islam”.
Iran tidak pernah menyerang AS. Namun, Iran telah menggulingkan Syah (raja) yang berada di bawah pengaruh AS pada tahun 1979, dan menangkap Duta Besar AS—yang telah memerintah Iran (dan mengizinkan atau melarang apa yang dilakukan Syah tersebut), sejak kudeta Amerika tahun 1953 di Iran, untuk menggulingkan pemerintah sekuler Iran yang terpilih secara demokratis dan justru Amerika menggantinya dengan kediktatoran Syah yang kejam. Tapi serangan itu dilakukan oleh pemerintah AS, bukan oleh pemerintah Iran.
BACA JUGA: PERKEMBANGAN TERAKHIR KONFLIK SURIAH
Dan, setelah tahun 1979, Iran tidak pernah melakukan serangan terhadap Amerika Serikat; Jadi, AS sepenuhnya salah, sekarang, karena merencanakan (atau menginstruksikan Israel) bagaimana menghancurkan Iran.
Presiden AS ini jelas menginginkan sebuah invasi ke Iran, yang sekarang sedang dipersiapkan untuk diluncurkan oleh Israel.
Iran adalah sekutu Rusia. Pada tanggal 19 Februari, kantor berita Tass Rusia dalam judul berita utamanya, “Pemerintah Rusia meminta AS untuk tidak bermain api di Suriah”, dan melaporkan pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia tersebut: “Saya sekali lagi meminta rekan-rekan Amerika kami untuk tidak bermain api, dan mempertimbangkan langkah mereka bukan berdasarkan kebutuhan mendesak akan situasi politik saat ini, melainkan karena kepentingan jangka panjang rakyat Suriah dan semua orang di wilayah ini.”
Rumah Sakit Banjir Darah: Para Dokter Berjuang Selamatkan Korban di Ghouta Timur
Anggota pembela sipil Suriah (pasukan Helm Putih) mengevakuasi seorang warga sipil yang terluka di atas tandu dari daerah yang terkena serangan udara rezim yang dilaporkan di kota Saqba yang dikuasai pemberontak, di Ghouta Timur di pinggiran kota Damaskus, Suriah, pada 20 Februari 2018. (Foto: AFP via Getty Images/Abdulmona