Mereka yang Terbang Mencari Ilmu dan Pengalaman
“Tuntutlah ilmu walau sampai ke Negeri Cina” Terlepas dari shahih tidaknya hadits tersebut, akan tetapi banyak orang yang juga menyandang sebutan Ajengan menggunakan haduts ini untuk memotivasi murid-muridnya untuk terus belajar, meski mendapat rintangan, salahsatunya harus rela tinggal jauh dari rumah dan keluarganya. Sekali lagi tanpa menyoal apakah hadits ini shahih atau tidak? Saya mamaknai hadits tersebut adalah sebuah penegasan bahwa betapa pentingnya ilmu, sampai-sampai kita harus rela mencarinya ke negeri nun jauh di sana. Sebagai bentuk setuju akan hadits di atas, .sejak awal Komunitas Ngejah berdiri, saya kerap bepergian bersilaturahmi dengan berbagai komunitas untuk mencerap ilmu dan pengalaman. Hal itu kemudian saya tularkan juga kepada para relawan dan anggota Komunitas Ngejah. Setiap kali ada kesempatan untuk bergabung dalam forum yang memungkinkan memberi suntikan ilmu saya selalu mencoba mengarahkan teman-teman relawan dan anggota Komunitas Ngejah untuk mengikutinya. Pada awalnya, kami hanya pergi ke luar kota atau melintasi satu dua kota. Pada tahun 2012 kami mengirim puluhan anggota Komunitas Ngejah untuk ikut menjadi bagian kegiatan Festival Film Tasikmalaya, lalu tahun 2013 pergi ke Rumah Dunia Banten untuk bergabung dalam kegiatan Festival Literasi Indonesia. Kini kebiasaan untuk mencari ilmu dan pengalaman ke luar kota, ke luar pulau, bahkan luar negeri semacam menjadi kebiasaan relawan Komunitas Ngejah. Jika pada awalnya kami kerap merogohkocek sendiri, kini kehadiran kami sebagian besar atas undangan baik pemerintah atau komunitas lain, oleh karena itu kepergian kami sering gratisan. Beberapa nama yang pernah bergabung dalam kegiatan di luar kota, luar pulau bahkan luar negeri, beberapa diantaranya adalah Novia dan Khatami pernah ikut kegiatan rembuk remaja nasional yang diselenggarakan yayasan kampung halaman di Bandung. Lalu Novia seorang diri mengikuti kegiatan workshop tenaga literasi yang digelar Badan Bahasa di Jakarta. Yuni pernah mengikuti workshop yang digelar Bapusipda Jawa Barat selama satu minggu penuh di Bandung. Sidik Susanto bersama Ruli Lesmana pernah pergi ke Yogya untuk bergabung dalam kegiatan workshop pengembangan kampung literasi di Yogya. Selain itu Ruli pernah terbang ke Singapura untuk terlibat dalam kegiatan resdensi menulis, dan merapat ke Padang untuk mengikuti residensi pegiat literasi di Tanah Ombak. Roni Nuroni pernah terbang ke Jambi untuk mewakili lomba pengelola TBM, pergi ke Singapura untuk pelatihan menulis dan kembali terbang ke provinsi paling timur Indonesia untuk berbagi pengalaman dalam melaksanakan kegiatan Gerakan Kampung Membaca. Budi Iskandar pernah terbang ke Palu untuk mendampingi Syifa mengikuti kegiatan yang digelar Badan Bahasa, juga terbang ke Singapura dalam acara residensi menulis. Di luar itu mereka dan beberapa nama lainnya, terlibat beberapa kegiatan lain. Tentu saja setiap mereka pergi, saya berharap akan ada tambahan ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan dan kemudian menjadi amunisi dalam melanjutkan gerakan melalui wadah Komunitas Ngejah. Semoga peluang untuk terus berjejaring dengan dunia luar semakin terbuka lebar.*** NTA