Bireuen Banda Aceh Kota Maksiat ?????
Sekitar 3 tahun yang lalu, aku tiba di sebuah kota yang terbilang banyak penduduk nya. Kota ini berjumlah penduduknya 829,8 ribu jiwa berdasarkan data dari BPS pada September 2017.
Hijrah ku ke kota ini untuk melanjutkan pendidikan Sarjana di sebuah kampus ternama disana yaitu UIN AR RANIRY. Sebagian masyarakat Aceh pasti sudah tau jika disebut UIN Ar Raniry. Tapi kebanyakan masyarakat juga tidak tau sama sekali. Sebab UIN Ar Raniry adalah sebutan untuk era 2014. Dulu ia hanya dikenal IAIN. Sebutan itu paling masyhur di kalangan masyarakat yang hidup tahun 90 an. Bahkan banyak yg menyebutkan IAIN singkatan dari Ingat Allah Ingat Nabi. Hehe
Kampus ku ini terletak di sebuah kota bernama Banda Aceh. Sebuah kota yang pernah dilanda tsunami paling parah, bahkan disebut sebagai tsunami terbesar di sepanjang akhir zaman.
Kota Banda Aceh. Ya ! Saat itu yang terngiang di kepala ku Banda Aceh adalah sebuah kota penuh maksiat yang selalu aku identik banyak perempuan berpakaian ketat. Saat disebut perempuan berpakaian ketat pikiran ku selalu terbawa ke gambar ini ;
Bahkan lagi aku berani berpikir bahwa Tsunami yang melanda Banda Aceh merupakan bagian dari hukuman Allah kepada orang orang disana. Huft!
Tapi Aku rasa ini hanya pikiran labil ku yang hanya menilai sesuatu hanya dari satu sudut pandang sahaja. Buktinya selama aku berada di Banda Aceh ada begitu banyak hal positif lain yang aku temui di kota ini. Tidak perlu kusebutkan satu per satu. Nilai saja dari kekuatan Jamaah Masjid di kota ini. Sholat 5 waktu selalu full jika dibandingkan dengan daerah daerah lain di Aceh. Aku jamin itu!
Bahkan aku sebagai putra Bireuen berani mengiyakan bahwa masjid masjid di kota Bireuen ini hanya hidup jamaahnya pada sholat magrib, isya dan sholat Jumat.
Tapi warga Banda Aceh jangan berbangga dulu. Warung warung kopi di kota Banda Aceh lebih banyak ketimbang dari daerah2 lain di Aceh. Ini juga menjadi penyebab banyak orang lalai dengan dunianya. Lupa Sholatnya. Teduh dalam naungan game game dan pengaruh sosmed yang bersimbah kemaksiatan.
miris saya membacanya
Aku pernah sekali nih ke Aceh. Banyak cerita yang diceritakan teman-teman dari sana. Tapi aku beneran jatuh cinta sama pantainya. Duuuh, biru banget. Apa ya namanya? Lupa.
Lampuuk kak @divinnahb
Dateng kesini lagi kak. Gathering bareng anak anak steemit Aceh hehe