Packing Ala Backpacker Remaja
Insya Allah, hari ini adalah kali kedua Hamdi melakukan perjalanan ke luar negeri setelah sebelumnya perjalanan dalam rangka ibadah. Berbeda dengan umroh yang kami sekeluarga ikut di dalamnya, untuk kali ini Hamdi berangkat bersama teman-teman dan guru-gurunya. Kebetulan, di Sekolah Hamdi mempunyai beberapa program eduksi keluar negeri setiap tahun. Dalam setahun, ada 4 program perjalanan luar negeri, dan sekali program liburan Kampung Inggris, Pare.
Program tersebut diberi nama "TEMaN (Tour Edukasi Manca Negara), dan inilah keempat program tersebut:
1. PRINT (Perkemahan Internasional) Se-ASEAN dengan tujuan Malaysia
2. Homestay di Perth, Australia
3. Goes to Malaysia-Singapore
4. TEMan Umroh + Turki
Dari keempat program tersebut, aku mendaftarkan Hamdi di program Goes to Malaysia-Singapore, tahun ini. Kenapa bukan program No. 2 atau No.1, dan No.4? Yang pertama menjadi acuanku memilih adalah biaya. Program ketiga ini biayanya paling murah. yaitu 5,6 juta belum termasuk uang saku selama disana. Jika dihitung dengan uang saku dan biaya mendaftar paket internet luar negri adalah kurang lebih 7,8 juta rupiah.
Bagaimana dengan program no.1 , 2, 4? Untuk No 1, itu adalah program pramuka SE-ASEAN dengan biaya sekita 8 juat-an belum uang saku selama disana. Lalu program Homestay to Perth dan Umroh plus Turki, itu biayanya mirip, yaitu sekitar 25 juta-an, belum uang saku.
Nah, berhubung Hamdi sudah pernah aku bawa umroh, pastinya aku memilih program lain yang ditawarkan sekolahnya. Dan pilihanku jatuh pada biaya termurah, tapi paket lengkap. Hehehehe… Mamanya tidak mau rugi, ya. Berikut kegiatan selama program Goes to Malaysia-Singapore berlangsung selama 4 hari:
Yang menjadi ceritaku kali ini adalah, bagaimana menyiasati agar koper dan isinya tidak lebih dari 7 kg dan apa saja yang perlu dibawa oleh ananda. Kebetulan permintaan “Jangan lebih dari 7 kg” ini adalah permintaan dari sekolah, karena rencananya seluruh koper peserta tidak masuk bagasi tapi masuk ke kabin saja. Dan peraturan tas/koper untuk kabin itu tidak boleh lebih dari 7 kg.
Ketika aku membaca grup program ini, ternyata banyak yang beratnya kelebihan, dan harus kembali dihemat-hemat.
Nah, berikut cara dan langkahku, agar bawaan si Hamdi tidak melebihi kapasitas kabin:
1. Jauhi Koper. Pilihlah Ransel yang punya muataan seperti koper. Nah, ada beberapa merk tas ransel yang mengeluarkan model seperti itu. Mengapa jangan pakai koper? Karena berat koper sendiri juga lumayan berat, ya. Sedangkan Tas ransel terbuat dari kain, sehingga tdak seberat koper. Contohnya seperti ini.
Tas ini memiliki system zipper seperti koper. Dengan system bukaan seperti koper ini, maka pakaian kita akan lebih mudah diambil, dan tetap terlipat dengan rapi.
2. Walaupun mungkin, ada kemungkinan di hotel sana ananda akan mendapatkan set toiletries, tapi bisa jadi juga tidak dapat. Perlengkapan sabun-sampo-sikat dan odol gigi sebaiknya dalam ukuran mini. Sekarang sudah banyak dijual wadah toiletries mini khusus traveling. Tapi, untuk anak-anakku, aku lebih memilih toiletries simpananku yang bentuknya mini.
Nah setiap suamiku pergi dinas keluar dan pasti menginap di hotel, selalunya aku minta untuk dibawakan toiletries dari kamar hotelnya. Biasanya dalam 1 kamar akan disediakan 2 set toiletries. Jadi selalu masih ada 1 set lagi yang belum terpakai.
Kenapa aku minta dibawa pulang saja? Salah satu alasannya adalah ini. Di sekolah mereka sering ada program menginap seperti perkemahan pramuka, English camp, Mabit, dan sebagainya. Toiletries ini juga berguna untuk berenang agar tak repot membawanya.
Hamdi dan Ahza punya kegiatan berenang di sekolah masing-masing, yang mana pasti harus selalu membawa perlengkapan masing-masing. Untuk Hamdi lebih sering berenang, karena sekolahnya memiliki kolam renang sendiri sedangkan sekolah Ahza berenang 2 kali Dalam 2 semester, kecuali bagi yang ikut ekskul renang, maka bisa berenang seminggu sekali. Jadi, bisa dibilang pasti akan selalu menyediakan perlengkapan mandi mini.
Begitulah, bagaimana toiletries ini diperlukan. Jadi jika pun perlengkapan mandi itu tertinggal, mamanya tidak terlalu rugi hehehe…
3. Pilihlah steker colokan kaki 3 yang sudah ada wadah mininya. Colokan kaki 3 ini sangat diperlukan jika kita sedang traveling ya. Ada beberapa hotel, terutama luar negeri yang harus menggunakan ini.
Untuk colokan ini, kebetulan aku tinggal mengambil punya ayahnya Hamdi yang selalu sedia ini untuk perjalanan dinasnya.
Sebaiknya, steker colokan kaki 3 ini juga disertai dengan wadahnya agar lebih rapi dan mudah tersimpan.
4. Handuk mini. Terus terang aku tidak bertanya kepada gurunya, apakah mereka diberi satu kamar seorang, atau sharing dengan teman. Tapi tetap sediakan handuk mini untuk jaga-jaga. Apalagi, selama disana memang ada kegiatan berenang di Legoland. Ingat, yang mini ya, supaya tidak berat.
5. Pilihnya pakaian yang ringan dan secukupnya saja. Hindari celana dan jaket jeans yang berat.
6. Jangan lupa bawa juga tas sandang kecil atau ransel serut untuk menyimpan barang berharga untuk selalu dibawa-bawa. Seperti uang, hp, passport dan lainnya.
Begitulah sedikit tips menyusun perlengkapan traveling ala backpacker untuk anak.
Fii Amanillah, Nak. Semoga perjalanan lancar dan berkah.
Bisa jadi referensi untuk packing nanti. Daan, kapan nih, packing untuk ke Acehnya? 😁😁
Hahahaha... wish me lah deeek
Wah, bisa nih dicontek ntar kalo Abel udah remaja, haha
Abel remaja ntar ikut jejak emaknya ke thailand
Tips ala backpacker ya kak. Bagus nih.
iya dek, karena ada pesawat harga irit yang tanpa bagasi juga kalau tak salah. jadi kalau bawaan masih dibawah 7 kg, bisa dibawa ke kabin aja.
Benar, kak. Sekarang memang gencar-gencarnya maskapai ngasih diskon.
Nomor 3 saya pikir kamera..
hehehehe.. padahal itu aslinya mini loh