Penjelajah Pelaut Asal Indonesia Jauh Sebelum Cheng Ho dan Colombus

in #travel7 years ago

image

Robert Dick-Read seorang peneliti tentang Afrika dari London University dalam buku ini menggambarkan peran para pelaut nomaden dari wilayah berbahasa Austronesia, yang kini bernama Indonesia, meninggalkan jejak peradaban yang cukup signifikan di sejumlah tempat di Afrika.


Para penjelajah laut dari Nusantara diperkirakan sudah menjejakkan kaki mereka di Benua Afrika melalui Madagaskar sejak awal tarikh Masehi. Jauh sebelum bangsa Eropa mengenal Afrika dan sebelum bangsa Arab dan Zhirazi dengan perahu dhow mereka menemukan kota-kota eksotis di Afrika, seperti Kilwa, Lamu, dan Zanzibar.

Walaupun tidak meninggalkan catatan tertulis mengenai perjalanan mereka, sisa-sisa peninggalan mereka di Afrika jauh lebih banyak daripada yang diketahui secara umum,” tulis Dick-Read pada pengantar bukunya.

Oliver W Wolters (1967) mencatat bahwa dalam hal hubungan perdagangan melalui laut antara Indonesia dan China—juga antara China dan India Selatan serta Persia—pada abad V-VII, terdapat indikasi bahwa bangsa China hanya mengenal pengiriman barang oleh bangsa Indonesia.

Dalam catatan perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 Masehi) dari Kanton ke Perguruan Nalanda di India Selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal Kun Lun (Sriwijaya), yang dimasa itu menguasai lalu lintas pelayaran ‘Laut Selatan’. Dick-Read menjelaskan bahwa sejak awal milenium pertama kapal-kapal Kun Lun (Sriwijaya) sudah ikut terlibat dalam perdagangan di Mediterania. Arus perdagangan ‘jalur sutra’ melalui laut sangat bergantung pada peran pelaut-pelaut Indonesia.

Bila Denys Lombard (Nusa Jawa: Silang Budaya, Jilid 2), mengidentifikasinya sebagai orang-orang laut, maka Dick-Read merujuk lebih spesifik: mereka orang-orang Bajo atau Bajau. Mereka yang semula berdiam di kawasan Selat Melaka, sebelum akhirnya menyebar ke berbagai penjuru Nusantara, dan pada sekitar abad XIV sebagian besar bermukim di wilayah timur Indonesia.

Para penjelajah laut dan pengelana samudra yang disebut Adrian B Lapian, ahli sejarah maritim Indonesia, sebagai jaringan hubungan masyarakat bahari di Tanah Air. Anthony Reid menyebut mereka sebagai perintis yang merajut kepulauan di Asia Tenggara ke dalam sistem perdagangan global.

Gunung Indonesia
@steem.eat

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.20
JST 0.034
BTC 90159.45
ETH 3082.42
USDT 1.00
SBD 2.98