[Paris] The Most Romantic City in The World: Part II
Masih dihari pertama kami tiba di Paris. Dari bukit kami menuju ke hotel untuk menyimpan barang bawaan. Setelah urusan check in hotel dan bagasi beres, saatnya explore kota Paris. Berbekal sebuah peta berukuran A4 yang kami dapatkan dari hotel, maka saya dan teman saya memutuskan untuk mengujungi menara Eiffel terlebih dahulu. Secara, tujuan utama saya sekolah ke Eropa adalah mau melihat salah satu tower yang menjadi keajaiban dunia ini. Haha konyol ya, tapi gak pa pa, bagi saya ini adalah sebuah impian besar saya yang sudah saya gapaikan :)
Menggunakan metro dari hotel, akhirnya kami tiba di stasiun Bir Hakeim. Tulisan Tour Eiffel dibawah tulisan Bir Hakeim meyakinkan bahwa kami tiba di stasiun yang benar sesuai dengan tujuan. Dari sini kita jalan menyusuri pinggir sungai Seine, menara sejagad raya itu sudah terpampang nyata di depan mata saya. Tak henti-hentinya saya bersyukur kepada Allah SWT, masih merasa belum nyata kalau saya bisa melihat langsung maha karya Gustave Eiffel yang cukup fenomenal di dunia. Saya langsung menuju ke depan landmark kota paris ini untuk medokumentasikan kenangan indah ini :)
Walaupun hari masih pagi, namun sudah banyak turis dari mancanegara mendatangi menara ini. Jangan heran lah ya, Paris dan terutama Eiffel adalah destinasi dengan pengunjung terbanyak di dunia. Menara Eiffel memiliki tiga tingkat dimana tingkat 1 dan 2 harus dilewati menggunakan tangga, sedangkan tingkat paling atas harus menggunakan lift. Untuk naik ke puncak mencara Eiffel kita harus melewati antrian panjang dan juga biayanya yang mahal untuk sekelas backpaker kere seperti kami haha, oleh karena itu kami mengurungkan niat untuk mencapai puncak Eiffel. Namun melihat menara Eifell secara langsung benar-benar memiliki sensasi yang berbeda.
Puas berfoto-foto, kami berhenti di destinasi wisata selanjutnya adalah Arc de Triomphe (Gapura Kemenangan). Monumen ini dibangun atas perintah Napoleon Bonaparte dengan tujuan untuk menghormati jasa tentara kebesarannya setela memenangkan pertempuran Austerlitz. Jika kita mendekati bangunan, maka ratusan nama-nama pahlawan terukir cantik di tembok Arc de Triomphe. Diantara beberapa jalan disekeliling monumen ini, ada satu jalan namanya Champ Elysees. Bagi yang suka window shopping atau benar-benar belanja bisa melewati jalan ini, karena toko barang-barang branded seperti Louis Vitton terpampang menggoda mata disini.
Selanjutnya kami menapakkan kaki ke museum Louvre. Selain Menara Eiffel, museum Louvre juga menjadi ikon Paris. Jadi sebagai wisatawan wajib datang kemari, apalagi yang penasaran dengan hasil karya Leonardo da Vinci “Monna Lisa”. Karena antreannya yang panjang, kami memilih tidak masuk museum. Berfoto-foto di depan piramida kaca itu juga kece kok ;) Setelah menikmati tiga tempat wisata di Paris, terpaksa harus berhenti untuk mengumpulkan tenaga kembali sambil menikmati pemandangan Roue de Paris dari depan museum Louvre. Sambil menyantap kuliner-kuliner lokal yang dijual disekitaran situ.
Sore hari kami menyusuri pinggir sungai Seine sampai di menara Eiffel. Dari sini kita bisa melihat wisatawan berlayar mengelilingi sungai Seine menikmati kota Paris berikut seluruh pesonanya. Capekpun tidak terasa dengan menikmati suguhan keindahan keindahan kota Paris. Landmark kota Paris ini tak hanya cantik saat matahari bersinar terang, tapi juga kala gelap. Malam hari menara Eiffel dihiasi dengan lampu-lampu kelap kelip. Dengan tambahan musik membuat suasananya lebih romantis.
Foto2nya dong, Bang..