[Travel to Bali] A Worldwide Tour ~ Tempat Wisata yang sudah mendunia
Bali adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini adalah Denpasar. Bali juga merupakan salah satu pulau di Kepulauan Nusa Tenggara. Di awal kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Bali adalah primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Selain terkenal dengan keindahan alam, terutama pantainya, Bali juga terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. Industri pariwisata berpusat di Bali Selatan dan di beberapa daerah lainnya. Lokasi wisata yang utama adalah Kuta dan sekitarnya seperti Legian dan Seminyak, daerah timur kota seperti Sanur, pusat kota seperti Ubud, dan di daerah selatan seperti Jimbaran, Nusa Dua dan Pecatu. Bali sebagai tempat tujuan wisata yang lengkap dan terpadu memiliki banyak sekali tempat wisata menarik, antara lain : Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, Pantai Padang - Padang, Danau Beratan Bedugul, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pantai Lovina dengan Lumba Lumbanya, Pura Besakih, Uluwatu, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben, Pulau Menjangan, Monumen Bajra Sandhora, Penglipuran, Tegalalang dan masih banyak yang lainnya. Kini, Bali juga memiliki beberapa pusat wisata yang sarat edukasi untuk anak-anak seperti kebun binatang, museum tiga dimensi, taman bermain air, dan tempat penangkaran kura-kura.
Namun pada kesempatan singkat yang saya miliki kali ini, saya hanya mampu menjelajahi satu sampai beberapa tempat saja, seperti Monumen Bajra Sandhi, desa wisata Panglipuran dan Tegalalang.
~Bali~
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
~Monument Bajra Sandhi, Bali~
Di tengah ruas Jalan Raya Niti Mandala, Renon, berdiri sebuah monumen megah yang bernama Monumen Perjuangan Rakyat Bali atau disebut juga Monumen Bajra Sandhi. Monumen ini menyimpan serangkaian diorama yang menggambarkan heroisme masyarakat Bali dalam menegakkan kedaulatan dan ikut memperjuangkan berdirinya Republik Indonesia. Di balik kemegahannya, monumen ini menyimpan sejumlah kisah menarik dan fakta unik yang tak banyak diketahui oleh masyarakat.
Pendirian monumen ini berawal dari terpilihnya rancangan arsitektur karya Ir. Ida Bagus Gede Yadnya pada tahun 1981. Dalam kompetisi yang diadakan pemerintah Provinsi Bali tersebut, Gede Yadnya mengajukan rancangan monumen untuk mengenang perjuangan rakyat Bali. Melalui sebuah proses panjang, akhirnya rancangan ini mulai direalisasikan pada tahun 1987 atas prakarsa mantan Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra. Monumen ini akhirnya diresmikan pada masa Presiden Megawati Soekarno Putri, tepatnya pada 14 Juni 2003.
Eksterior monumen ini kaya akan detail ornamen khas Bali yang sarat dengan makna filosofi ajaran Hindu. Nama “Bajra Sandhi” berasal dari bentuk bangunan yang jika dilihat dari kejauhan menyerupai lonceng para pendeta Hindu, yang dalam bahasa Bali disebut bajra. Pada bagian atas, terdapat periuk (kumba) yang melambangkan Guci Amertha. Selain itu, pada bagian gerbang museum, terdapat bentuk kepala Naga Basuki dan kura-kura yang disebut Bedawang Akupa. Kedua makhluk ini erat kaitannya dengan kisah mitologi perebutan Tirtha Amerta antara kaum Dewa dengan kaum Asura (raksasa).
Selain nilai-nilai ajaran Hindu, arsitektur bangunan ini juga menyimpan perlambangan nasionalisme. Monumen ini memiliki 17 gerbang utama dan 8 pilar yang merepresentasikan tanggal 17 Agustus. Tinggi keseluruhan monumen adalah 45 meter, sesuai tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Tiga puluh tiga diorama yang terdapat di dalam museum pun semakin melengkapi pesan moral mengenai pentingnya nasionalisme dalam menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan para leluhur.
Seluruh diorama disimpan di lantai kedua museum ini. Diorama-diorama ini menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan sejarah rakyat Bali sejak era prasejarah hingga memasuki era Indonesia merdeka. Keseluruhan diorama ditata berurutan, searah jarum jam sesuai urutan waktu terjadinya peristiwa tersebut. Beberapa diorama penting yang ada di sini menggambarkan peristiwa heroik Pertempuran Puputan Klungkung, peristiwa Puputan Badung, peristiwa perobekan surat Belanda oleh Patih I Gusti Ketut Jelantik, dan penyebarluasan proklamasi kemerdekaan 1945.
~Wisata Panglipuran, Bali~
Disaat kalian melihat foto diatas, pasti banyak yang tidak tahu akan salah satu desa di Bali yang menjadi tujuan wisatawan. Nama desanya adalah desa adat Penglipuran Bali. Dari dulu sampai saat ini, kunjungan wisatawan yang berwisata ke desa adat Penglipuran, masih didominasi oleh wisatawan mancanegara.
Desa Panglipuran terkenal karena desa ini kerap digunakan sebagai tempat shooting FTV (film televisi). Karena itulah desa ini semakin menguatkan minat wisatawan domestik untuk mengunjungi desa Penglipuran Bali semakin tinggi.
~Tegalalang, Bali~
Jika anda mengenal Jatiluwih sebagai tempat wisata untuk menyaksikan pemandangan sawah berundak, maka di tempat lainnya yang tak kalah menariknya adalah Tegalalang, objek wisata persawahan yang terletak sebelah utara Ubud, lokasinya berdekatan kurang lebih 20 menit ditempuh dengan kendaraan bermotor / mobil. Jadi jika anda mengagendakan tour di Bali dengan tujuan Ubud, maka Tegalalang wajib anda kunjungi.
Pemandangan sawah terasering Tegalalang ini terletak di desa Ceking, sehingga dikenal juga dengan nama Ceking Rice Terrace, tempat ini memang terkenal karena memiliki panorama sawah terasering berpenampilan indah dan asri, banyak wisatawan datang dengan tujuan berwisata dari dan ke jalur Kintamani singgah di tempat ini untuk menyaksikan keindahan pemandangan sawah berundak, serta latar belakang pohon nyiur terlihat serasi berpadu indah.
Bali is a province in Indonesia. The capital of this province is Denpasar. Bali is also one of the islands of Nusa Tenggara Island. At the beginning of Indonesia's independence, the island was included in the Lesser Sunda Province of thousands of cities in Singaraja, and is now divided into three provinces: Bali, West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara.
Bali is a prima donna of Indonesian tourism that has been famous all over the world. Besides famous for its natural beauty, especially its beaches, Bali is also famous for its unique and interesting arts and culture. The tourism industry is centered in South Bali and in several other areas. The main tourist destinations are Kuta and its surrounding areas such as Legian and Seminyak, eastern cities such as Sanur, downtown such as Ubud, and in the south such as Jimbaran, Nusa Dua and Pecatu. Bali as a complete and integrated tourist destination has many interesting tourist attractions, including: Kuta Beach, Tanah Lot Temple, Padang Beach - Padang, Beratan Bedugul Lake, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Lovina Beach with Lumbanya Dolphin, Pura Besakih , Uluwatu, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben, Menjangan Island, Bajra Sandhora Monument, Penglipuran, Tegalalang and many others. Nowadays, Bali also has some educational centers that are full of education for children such as zoos, three-dimensional museums, water playgrounds, and turtle breeding grounds.
But on the short occasion I have this time, I was only able to explore one to several places, such as Monument Bajra Sandhi, Panglipuran tourist village and Tegalalang.
~Bali~
According to Balinese philosophy, dynamism in life will be achieved if the realization of a harmonious relationship between aspects of pawongan, palemahan and parahyangan. For that the construction of a house must include these aspects or the so-called Tri Hita Karana. Pawongan is the residents of the house. Palemahan means there must be a good relationship between the inhabitants of the house and the environment.
In general, traditional Balinese architecture or buildings are always filled with ornaments, in the form of carvings, equipment and color giving. The ornamental variety contains a certain meaning as an expression of the beauty of symbols and communications. The ornamental forms of the fauna species also serve as ritual symbols displayed in the statue.
~Monument Bajra Sandhi, Bali~
In the middle of Jalan Raya Niti Mandala, Renon, stands a magnificent monument called the Monument Perjuangan Rakyat Bali or also called Bajra Sandhi Monument. This monument keeps a series of dioramas depicting Balinese heroism in upholding sovereignty and joining the struggle for the founding of the Republic of Indonesia. Behind its splendor, this monument holds a number of interesting stories and unique facts that little known to the public.
The establishment of this monument originated from the election of architectural design works Ir. Ida Bagus Gede Yadnya in 1981. In the competition held by the provincial government of Bali, Gede Yadnya proposed the design of the monument to commemorate the struggle of the people of Bali. Through a long process, this draft finally began to be realized in 1987 on the initiative of the former Governor of Bali, Ida Bagus Mantra. This monument was finally inaugurated at the time of President Megawati Soekarno Putri, precisely on June 14, 2003.
The exterior of this monument is rich in details of Balinese ornaments laden with the philosophical meaning of Hindu teachings. The name "Bajra Sandhi" comes from a building form which, when viewed from a distance resembles the bells of Hindu priests, who in Balinese are called bajra. At the top, there is a pot (kumba) which symbolizes the Amertha Guci. In addition, at the gate of the museum, there is a head shape of Dragon Basuki and a turtle called Bedawang Akupa. These two creatures are closely related to the mythological story of Tirtha Amerta's struggle between the Gods and the Asuras (giants).
~Wisata Panglipuran, Bali~
When you see the photo above, surely many do not know will one of the villages in Bali which became a tourist destination. The name of the village is the traditional village of Penglipuran Bali. From the past until now, the tourists who visit the traditional village of Penglipuran, still dominated by foreign tourists.
The village of Panglipuran is notorious for this village is often used as a shooting place FTV (television film). That's why this village increasingly strengthen the interest of domestic tourists to visit the village Penglipuran Bali higher.
~Tegalalang, Bali~
If you know Jatiluwih as a tourist place to see the terraced rice paddies, then in another place that is not less interesting is Tegalalang, a rice field tourist attraction located north of Ubud, adjacent location approximately 20 minutes drive by motor vehicle / car. So if you scheduled tour in Bali with the purpose of Ubud, then you must visit Tegalalang.
Tegalalang terraced rice field is located in the village of Ceking, so it is also known as Ceking Rice Terrace, this place is famous for having panoramic rice field terraces look beautiful and beautiful, many tourists come with the purpose of traveling from and to the Kintamani lane stop at this place to witness beautiful scenery paddy fields, as well as the background of coconut trees look beautiful together.
Bali es una provincia de Indonesia. La capital de esta provincia es Denpasar. Bali es también una de las islas de la isla de Nusa Tenggara. Al principio de la independencia de Indonesia, la isla está incluida en la provincia Pequeña Sonda de que miles de ciudades en Singaraja, y ahora se divide en tres provincias: Bali, Nusa Tenggara Occidental y Nusa Tenggara Oriental.
Bali es una de las principales donadoras de turismo en Indonesia que ha sido famosa en todo el mundo. Además de ser famoso por su belleza natural, especialmente sus playas, Bali también es famosa por sus artes y cultura únicas e interesantes. La industria del turismo se centra en el sur de Bali y en varias otras áreas. La ubicación es la principal zona turística de Kuta y Legian y Seminyak como zonas orientales de la ciudad, como Sanur, tales como el centro de Ubud, y en las regiones del sur, como Jimbaran, Nusa Dua y Pecatu. Bali como destino turístico completo e integrado tiene muchos lugares de interés, entre otros: la playa de Kuta, Tanah Lot, Padang - Padang, Lago Beratan Bedugul, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Lovina Beach con Lumba Lumbanya, Besakih , Uluwatu, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben, Isla Menjangan, Monumento Bajra Sandhora, Penglipuran, Tegalalang y muchos otros. Hoy en día, Bali también tiene algunos centros educativos que están llenos de educación para niños, como zoológicos, museos tridimensionales, parques acuáticos y criaderos de tortugas.
Pero en breve oportunidad que he tenido en esta ocasión, lo único que era capaz de explorar uno a unos pocos lugares, como Monumento Bajra Sandhi, villas turísticas Panglipuran y Tegalalang.
~ Bali ~
De acuerdo con la filosofía de la gente de Bali, se logrará el dinamismo de la vida en la realización de una relación armónica entre Pawongan aspecto, palemahan y Parahyangan. Para eso, la construcción de una casa debe incluir estos aspectos o el llamado Tri Hita Karana. Pawongan es los residentes de la casa. Palemahan significa que debe haber una buena relación entre los habitantes de la casa y el medio ambiente.
En general, la arquitectura o los edificios balineses tradicionales siempre están llenos de adornos, en forma de tallas, equipamiento y colores. La variedad ornamental contiene un cierto significado como expresión de la belleza de los símbolos y las comunicaciones. Las formas ornamentales de las especies de la fauna también sirven como símbolos rituales que se muestran en la estatua.
~ Monumento Bajra Sandhi, Bali ~
En el medio de Jalan Raya Niti Mandala, Renon, se encuentra un magnífico monumento llamado Monumento Perjuangan Rakyat Bali o también llamado Monumento Bajra Sandhi. Este monumento conserva una serie de dioramas que representan el heroísmo balinés para defender la soberanía y unirse a la lucha por la fundación de la República de Indonesia. Detrás de su esplendor, este monumento contiene una serie de historias interesantes y hechos únicos que son poco conocidos por el público.
El establecimiento de este monumento se originó a partir de la elección de los trabajos de diseño arquitectónico Ir. Ida Bagus Gede Yadnya en 1981. En el concurso celebrado por el gobierno provincial de Bali, Gede Yadnya propuso el diseño del monumento para conmemorar la lucha del pueblo de Bali. A través de un largo proceso, este borrador finalmente comenzó a realizarse en 1987 por iniciativa del ex gobernador de Bali, Ida Bagus Mantra. Este monumento fue finalmente inaugurado en la época de la presidenta Megawati Soekarno Putri, precisamente el 14 de junio de 2003.
El exterior de este monumento es rico en detalles de ornamentos balineses cargados con el significado filosófico de las enseñanzas hindúes. El nombre "Bajra Sandhi" proviene de una forma constructiva que, vista de lejos, se asemeja a las campanas de los sacerdotes hindúes, que en balinés reciben el nombre de bajra. En la parte superior, hay una olla (kumba) que simboliza el Amertha Guci. Además, en la puerta del museo, está la forma de la cabeza del dragón Basuki y una tortuga llamada Bedawang Akupa. Estas dos criaturas están estrechamente relacionadas con la historia mitológica de la lucha de Tirtha Amerta entre los Dioses y los Asuras (gigantes).
Además de los valores de las enseñanzas hindúes, la arquitectura de este edificio también tiene un símbolo de nacionalismo. Este monumento tiene 17 puertas principales y 8 pilares que representan el 17 de agosto. La altura total del monumento es de 45 metros, según el año de la independencia de la República de Indonesia. Treinta y tres dioramas contenidos dentro del museo también complementan el mensaje moral de la importancia del nacionalismo para mantener la independencia que se ha luchado por los antepasados.
Todos los dioramas se almacenan en el segundo piso de este museo. Estos dioramas representan eventos importantes en la historia de las personas balinesas desde la era prehistórica hasta el ingreso a la era de la Indonesia independiente. Todo el diorama se organiza secuencialmente, en el sentido de las agujas del reloj en el orden en que ocurrió el evento. Algunos diorama importante que es aquí representa la batalla heroica de Puputan Badung Puputan Klungkung, eventos lagrimeo carta holandesa por Patih I Gusti Ketut Jelantik, y la difusión de la proclamación de la independencia en 1945.
~ Panglipuran Tour, Bali ~
Cuando vea la foto de arriba, sin duda muchos que no saben uno de los pueblos en Bali un destino turístico. El nombre del pueblo es el pueblo tradicional de Penglipuran Bali. Desde el principio hasta ahora, los turistas que viajan a visitar los pueblos indígenas Penglipuran, todavía dominados por los turistas extranjeros.
Panglipuran pueblo es famoso porque el pueblo se utiliza a menudo como un tiro FTV (película de televisión). Es por eso que este pueblo cada vez más fortalecer el interés de los turistas nacionales para visitar el pueblo de Penglipuran Bali más alto.
~ Tegalalang, Bali ~
Si conoces Jatiluwih como turista para ver una vista de las terrazas de arroz, luego en otros lugares que no son menos interesantes se Tegalalang, campos de arroz atracciones situadas al norte de Ubud, situado a unos 20 minutos a pie llegaron por el motor del vehículo / coche. Entonces, si programó una gira en Bali con el propósito de Ubud, entonces debe visitar Tegalalang.
Vistas a los campos de arroz en terrazas Tegalalang está situado en la localidad Ceking, por lo que también se conoce como Ceking la terraza del arroz, este lugar es conocido por tener una vista panorámica de los campos de arroz en terrazas fueron glorioso y hermoso, muchos turistas vienen con la intención viajado desde y hacia el camino de la parada Kintamani en este lugar para presenciar hermosos paisajes de arrozales, así como el fondo de los cocoteros se ven hermosos juntos.
Kereeen @hayatun11. Jadi pengen ke bali lagi. Dulu, 2013 saya pernah berkunjung kesana.