Traveling with Olin #1 Live Kepulauan Mentawai Milik Siapa? (Indonesian Version)
Indonesia adalah negara yang dikenal dengan kekayan suku budaya dan tak kalah pentingnya lagi adalah keindahan alam yang di anugerahkan kepadanya. Salah satu surga yang tersembunyi berada di provinsi Sumatera Barat, bertepatan di Kepulauan Mantawai yang terletak berkisar 100 km disebelah barat pantai pulau sumatera terdiri dari 40 pulau besar dan kecil.
(Source : Tribon_surfon)
Kepergian saya ke pulau ini bukanlah atas rencana dari diri saya melainkan saya mendapatkan kesempatan dari dosen saya untuk melakukan survei lokasi sebagai bentuk pemetaan tanah untuk bukaan lahan sawah baru yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi Sumatera Barat. Saya berangkat bersama tim dari Kota Padang menggunakan kapal cepat, membutuhkan waktu kira-kira 4 jam perjalanan dengan harga tiket 250 ribu/ orang sekali keberangkatan.
Ini adalah pengalaman saya di pulau mentawai, sebanarnya banyak yang ingin saya sampaikan terkait kondisi baik dan buruknya kondisi pulau Mentawai ini. Kita akan bahas satu persatu menurut pengalaman saya meskipun pengalam setiap orang berbeda-beda.
Oke kita akan bahas mengenai keindahan pulau Mentawai terlebih dahulu, bagi saya pulau Mentawai adalah surga Sumatera Barat yang tersembunyi. Mengapa saya mengatakan demikian karena pulau ini memiliki banyak pulau kecil dan besar yang bisa dinikmati, dengan keindahan tersebutlah yang menjadi alasan wisatawan baik lokal maupun asing sekedar liburan untuk menikmati surga ini. Setelah saya berkomunikasi dengan warga sekitar, para wisatawan asing khususnya berburu gelombang laut untuk surfing, karena di mentawai sendri terkenal dengan ombak laut yang tinggi, setelah lelah surfing para wisatawan dapat beristirahat di villa sekitar.
(at Kandui Villas)
Mentawai juga masih mempertahankan kebudayaan lokal misalnya kebiasaan mentato tubuh sebagai lambang jati diri dari masyarakat sekitar, dan perjalanan saya dari satu pulau ke pulau lain sempat bertemu dengan sikerei yang dikenal sebagai peramu obat-obatan sekitar. Meskipun perkembangan zaman sudah modern, di mentawai masyarakatnya masih ada yang menggunakan pakaian lokal.
Sekarang kita melihat ke sisi sebaliknaya.
Disamping kekaguman saya terhadap kepulauan mentawai ini ternyata saya menyimpan beberapa perasaan pilu. Karena saya datang dengan membawa tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan survei tentulah saya bergabung dengan masyarakat dan mendengarkan keluh kesah mereka.
Masyarakat mentawai sebagian besar adalah nelayan yang bergantung hidup terhadap cuaca. Mereka hanya dapat menangkap ikan jika cuaca tengah bersahabat, kebetulaan kepulauan mentawai ini besebrangan langsung dengan samudera Hindia, sehingga sering terjadi badai. Selain nelayan, penghasilan masyarakat mentawai bergantung kepada pertanian seperti kelapa, dan sangat kecil sekali petani sawah sehingga ini lah program pemerintah untuk membuka lahan sawah baru. Cuaca yang tak bersahabat bisa menjadi malapetaka bagi masyarakat sekitar, pasokan makanan terkhusus seperti beras tidak bisa sampai ke pulau yang berpenduduk karena alasan dari pulau satu ke pulau berikutnya menggunakan jalur laut. Karena kondisi seperti inilah terkadang masyarakat memberanikan diri menerjang badai demi isi perutnya walaupun nyawa taruhannya.
(Saat Cuaca Buruk)
Tidak sampai disitu, pendidikan yang kurang memadaipun menjadi kendala peningkatan kecerdasan pemuda disana, alasan karena mereka harus keluar pulau untuk sekolah inilah yang menjadikan mereka banyak putus sekolah. Sangat disayangkan, padahal kepulauan mentawai memiliki kekayaan alam yang begitu besar. Mirisnya lagi ketika saya bertanya kepada masyarakat mengenai villa megah di setiap pulau, mereka menjawab ini milik orang asing, selalu saja begitu, Lalu masyarakat hanya menjadi pekerja saja. Kurangnya perhatian pemerintah setempatpun dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Ini adalah catatan bagi kita semua agar keindahan dan kepemilikan indonesia ini tidak hanya dinikmati oleh orang asing melainkan ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk meningkatkan pendidikan dan kualitas anak bangsa.