Dimana Tuhan Menempatkan Sepotong Surga di Bumi? Di Sini!
BUKIT TINGGI, SUMATRA BARAT - Apakah Anda pernah dengar atau pernah baca atau masih ingat kata-kata Sang Pujangga dari Ranah Minang, Buya Hamka tentang keindahan Indonesia? Buya Hamka ketika itu melukiskan keindahan Indonesia ini tiada taranya, ibarat Tuhan menempat sepotongsurga di bumi.
Lalu, kita bertanya, di mana keindahan alam Indonesia itu hingga melahirkan inspirasi sekaligus pemikiran yang mengibaratkan Indonesia tak ubahnya Tuhanmenempatkansepotongsurga di buimi itu?
Ingat bahwa Buya Hamka adalah orang Minang, jangan-jangan asal-usulnya dari Kerinci, Jambi, atau minimal dia pernah ke ranah Kerinci, sebuah kabupaten yang paling indah nan elok di Propinsi Jambi.
Seperti namanya, kata kerinci berasal dari bahasa Tamil: Kurinji, yaitu nama bunga kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India selatan di ketinggian di atas 1.800 meter di atas permukaan laut.
Tak cuma danau dan gunung yang menawarkan kemolekan, di bumi Kerinci juga terdapat berbagai peninggalan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Ia seperti harta karun yang terihat secara telanjang di etalase keindahan planet bumi.
Oleh sebab itu, tak heran jika Malaysia mengincar warisan budaya Kerinci untuk dibawa ke Negeri Jiran itu sebagai cermin masa lalu bangsa Malaysia yang masih serumpun dengan orang Kerinci, yakni suku Melayu. Malaysia memang sampai hari ini masih bernostalgia tentang Melayu, yang asal-usulnya kalau bukan dari Sumatra ini, iya di mana lagi?
Menyebut nama Kerinci, yang melintas di ingatan adalah gunung dan tasik (danau) yang sama-sama menggunakan nama Kerinci. Membayangkan keduanya, yang muncul adalah keindahan. Juga Gunung Gadang tertinggi di Sumatra (3.805 di atas permukaan laut), dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua.
Gunung Kerinci terletak di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 kilometer sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatera dan badak sumatera, dua jenis hewan yang terkenal baik dalam dunia nyata maupun dalam dunia alam supranatural.
Sementara Danau Kerinci adalah sebuah danau yang memiliki luas 4.200 hektar dengan kedalaman 110 meter dan terletak di ketinggian 783 meter di atas permukaan laut. Danau ini menyimpan banyak jenis ikan, salah satunya ikan semah yang merupakan ikan endemic dan sangat digemari.
Di situ juga ada Tanjung Hatta adalah tempat Bung Hatta, Sang Proklamator kita menikmati panorama Danau Kerinci dan menanam pohon di sana. Juga di Danau Kerinci terdapat sejumlah batu berukir yang diduga peninggalan zaman megalit.
Tak cuma panorama alam, Kerinci juga memiliki potensi nilai seni dan budaya cukup besar dengan keragaman yang sangat tinggi. Potensi seni yang berkembang di daerah ini di antaranya seni musik daerah, nyanyian-nyanyian daerah, tarian daerah, kesenian bernuansa islami, dan berbagai bentuk seni tradisional lainnya.
Eksistensi kesenian daerah dimungkinkan oleh keberadaan kelompok-kelompok seni daerah yang tersebar di sejumlah daerah pedesaan yang meliputi seni teater sebanyak 28 buah, seni tari sebanyak 65 buah, seni musik sebanyak 52 buah, seni musik kasidah/rebana sebanyak 48 buah, dan wayang sebanyak 9 buah.
Pertunjukan kesenian daerah umumnya dikaitkan langsung dengan acara-acara serimonial seperti acara pernikahan, menyambut kelahiran seorang bayi, peresmian rumah tempat tinggal, acara sunatan anak laki-laki, atau bentuk acara lainnya.
Lalu beberapa bentuk budaya lainnya, seperti seni bersenandung Tale, tradisi tutur Kunoun dan Kba, berbagai seni pertunjukan tradisional seperti tarian, teater, dan atraksi warisan budaya megalitik seperti tari asek, tari rangguk, marcok. Begitu juga dengan warisan sastra berupa mantra, pantun, seloko, penno, tambo, dan lain sebagainya.