The Diary Game ( 16 September 2020 )

Assalamu’alaikum...

Tempat ngopi di sudut kota Lhokseumawe

Hari ini masih seperti hari-hari kemarin, karena suami saya ada jadwal sidang mahasiswa maka saya mendapat tugas menjemput anak dari tempat ngajinya. Masa-masa pembelajaran daring seperti saat ini benar-benar membuat orang tua harus pintar-pintar menyusun jadwal untuk anak agar mereka tidak lalai nonton di smart phone dan bermain game. Setelah menjemput anak mengaji saya tidak langsung pulang ke rumah, lanjut mengantar anak untuk les, jadwal ini sudah kami atur sedemikian agar anak tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting di rumah. Mengaji dan les tetap mengikuti protokol kesehatan, dan memberi makanan yang bergizi kepada anak sangat penting untuk menjaga kesehatannya terlebih di masa pandemi ini.

Minuman ice blue berry

Setelah pekerjaan rumah tangga selesai saya berangkat ke cafe di pusat kota Lhokseumawe untuk memenuhi janji bertemu teman, sekali lagi kita tetap mengikuti protokol kesehatan, apalagi di pemkot lhokseumawe sudah memperketat aturan menggunakan masker, maka sudah seharusnya kita mengikuti aturan tersebut. By the way, foto yang terlampir adalah minuman teman saya, saya pribadi tidak mengonsumsi minuman dingin karena alergi. Pernah suatu hari saya mencoba minum minuman soda dingin karena tergoda, alhasil keesokan paginya tenggorokan saya meradang, suhu tubuh meningkat, mata panas dan berat. Dari kejadian itu saya belajar, jangan mencoba hal-hal yang memang sudah dilarang, hahaha. Mungkin ada pertanyaan, apakah tidak pernah tergoda untuk minum minuman dingin lagi? Mana tau alergi itu sudah hilang, jawabannya insyaAllah tidak, saya cukup berterima kasih kepada Allah karena saya masih bisa menikmati green tea hangat, hot chocolate, dan minuman hangat lainnya.

Pulang ngopi

Sedang asyik mengobrol tidak terasa waktu menunjukkan hampir pukul setengah tujuh, teman saya minta pulang karena rumahnya skitar 15 menit dari kota Lhokseumawe, kalau saya palingan hanya lima menit. Belum cukup puas sebenarnya, tapi karena ada keluarga yang menunggu di rumah akhirnya kita pulang. Karena menjelang magrib tentu saja jalanan agak macet, semua orang buru-buru mau cepat sampai rumah. Karena rumah saya tidak begitu jauh dari pusat kota alhamdulillah saya bisa sampai ke rumah sebelum magrib.

Bapao favorit

Sesuai cerita kemarin, makan adalah hobi saya, hari ini saya sudah rindu dengan bapao kesukaan, setelah sampai di rumah saya mengajak suami putar kota untuk membeli bapao, satu bungkus isinya ada 5 bapao kacang merah dengan harga 20.000 Rupiah perbungkus. Selera orang memang beda-beda, tapi menurut saya sampai sekarang bapao ini merupakan yang paling pas dan sesuai dengan selera saya. Kadang saya menyimpannya di suhu kamar buat sarapan besok pagi. Dulu saya pernah mencoba beli bapao ditempat lain, kurang cocok dengan selera saya, pernah juga saya coba bapao isi daging, isi kelapa, dan lain-lain, tetap saya tidak suka. Saya jadi penasaran dengan resep bapao, mungkin nanti saya bakal cari resep di internet kalau memang alat-alat dapur saya lengkap insyaAllah saya akan membuat bapao sendiri, dengan isi kacang merah yang banyak yang gulanya saya takar sesuai dengan keinginan saya, semoga rencana ini dapat saya realisasikan.

Terima kasih, selamat malam kamis semuanya, semoga hari esok lebih baik dari hari ini.