Abu Ahmad perti(abu Muhammad bin Zamzami)
#AbuMuhammad bin Zamzami biasa masyarakat memanggil beliau dengan sebutan Abu Ahmad Perti, Ia Dilahirkan pada tahun 1936 di desa Lambro Deyah, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar. Beliau merupakan keturunan keluarga ulama dan pejuang yang kental dalam melawan kolonialisme Belanda dan pendudukan Jepang.
Pada masa pendudukan, kedua orang tua Abu (Tgk. Zamzami dan Ummi Sakdiah) mengalami masa-masa sulit dan hidup dalam keadaan berpindah-pindah. Keadaan ini membuat ayah beliau bercita-cita agar Muhammad kecil nantinya dapat fokus dalam dunia ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi seorang alim ulama yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa ini, sekaligus meneruskan garis keturunan keluarga yang telah bersemi.
Abu masih ada hubungan darah dengan Tgk. Chik. Tanoh Mirah boengcala aceh besar, yaitu seorang ulama besar dan juga pejuang yang melawan kafir belanda bersama-sama dengan Tgk. Chik Ditiro dan Tgk. Chik Tanoh Abee. Sehingga pada saat itu Dayahnya yang berada di boengcala, aceh besar telah dibakar oleh kolonial belanda.
Almarhum Tgk. Chik. akhirnya syahid di medan pertempuran tepatnya di Tangse, Kabupaten pidie, dan dikuburkan disana juga, (ada yang mengatakan Almarhum syahid di boengcala, namun pendapat kuat mengatakan di Tangse).
Abu Muhammad Zamzami atau Abu Ahmad Perti, melakukan pengembaraan dalam menuntut ilmu dari dayah ke dayah. Setelah belajar di Sekolah Rakyat di Boengcala, Aceh Besar, beliau menuntut ilmu agama untuk pertama kalinya secara formal di Dayah Ulee Titie pada seorang Ulama Kharismatik saat itu, yaitu Almarhum Abu Ishak (Abu dari Tgk. Athailah Ulee Titie) selama 5 tahun.
Setelah itu beliau memutuskan untuk melakukan perjalanan hingga ke pantai barat selatan Aceh tepatnya Aceh Selatan, tepatnya lagi di Desa Trieng Meuduroe, Sawang, dan belajar pada Abu Ishak selama 3 tahun. Abu merasakan ilmunya yang di terima dari Abu Ishak masih belum cukup, akhirnya Abu ‘hijrah’ lagi untuk mencari ilmu, hingga akhirnya berlabuh di Dayah Darussalam, Labuhan Haji, (Labuhan Haji Barat sekarang- red) dan berguru pada Abuya Syeikh Haji Muda Waly al Khalidy, selama lebih dari 14 tahun.
Kalau kita renungkan sejenak tentang perjalanan Abu Ahmad Perti dalam mencari ilmu, di situ terpampang jelas bahwa ciri khas dari ulama Aceh dulu yang murni dan haus akan pencarian ilmu pengetahuan. Dan hal ini menjadi wajar karna Abu mempunyai garis keturunan ulama yang ada padanya.
Abu Ahmad dikenal sebagai Abu Ahmad Perti, dikarenakan kiprah beliau didalam organisasi islam ahli sunnah wal jama’ah tersebut begitu besar. Baik itu berupa perjuangan hingga pengorbanan beliau dalam menegakkan dan mempertahankan tujuan organisasi islam tersebut#
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by suhailisyakir from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.