Story | Secercah Harapan Remaja Miskin Putus Sekolah, Miranda
Miranda (15), Remaja Putus Sekolah, Gampong Karieng, Kecamatan Grong grong, Pidie. Miranda tidak melanjutkan sekolahnya setelah 3 Tahun lalu menamatkan Sekolah Dasar (SD) Siantar, Sumatera Utara.
Karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan sekolah, Miranda hanya pasrah dan ikhlas hanya tamat Sekolah Dasar, dan membantu ibunya yang buruh cuci pakaian tetangganya untuk meyekolahkan adiknya.
Bahkan Ijazah Sekolah Dasar (SD) Miranda saat ini belum di ambil dan masih tinggal di sekolahnya siantar. Miranda belum mengambil Ijazah nya karena tidak ada biaya mengambil Ijazah.
Miranda bukan tipe anak yang malas bersekolah dan malas belajar. Faktor kemiskinan lah yang membuat Miranda terpaksa menggantungkan cita citanya untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Padahal Miranda bercita cita menjadi guru dan mengubah nasib keluarga dan membantu adiknya untuk tetap sekolah.
"Aku mau menjadi guru bang" Dengan logat Medan ya saat kami berkunjung kerumah nya.
Prihatin dengan kondisi anak tersebut, relawan Sahabat Dhuafa Pidie tergerak untuk menyekolahkan mereka kembali. “Berbagai upaya akan kami lakukan untuk bisa menyekolahkan kembali Miranda. Betapa pentingnya pendidikan bagi Miranda untuk meraih masa depan,” kata Ismail.
Gerakan ayo sekolah
Selain itu, Ismail mengatakan, dalam upaya membebaskan anak putus sekolah, Sahabat Dhuafa Pidie mencanangkan gerakan "Ayo Sekolah" yang telah digagas oleh pemerintah.
Ia mengajak semua masyarakat bersinergi jika masih menemukan siswa putus sekolah utamanya tingkat SD hingga SMA.
Jika ada silakan memberitahu kami, sehingga kita bisa membantu mereka mereka yang putus sekolah agar bisa bersekolah kembali. Karena masih banyak anak anak putus sekolah tersebar di wilayah-wilayah yang tidak terakses oleh kami,” kata Ismail.
Dikatakan, usaha yang dilakukan dengan harapan jangan sampai ada lagi anak anak yang tak bersekolah.
“Mutiara-mutiara masa depan harus kita selamatkan, agar bisa menggapai impian di ada depan,” tegas Ismail
Galang donasi orang tua asuh
Hal lain yang dilakukan dalam upaya mengentaskan angka anak-anak putus sekolah di Pidie dan Pidie Jaya, Sahabat Dhuafa Pidie mulai dari mengumpulkan sejumlah donatur untuk menjadi orang tua asuh, sehingga keberlanjutan sekolah bisa dijamin.
"Organisasi Sahabat Dhuafa Pidie memiliki program anak asuh. Melalui program ini, kita saat ini memiliki 160 anak asuh yang setiap bulan kita subsidi donasi yang berasal dari orang tua asuh. Sahabat Dhuafa Pidie, telah mampu membantu 8 siswa putus sekolah untuk bersekolah kembali,” ungkap Ismail.
Menurut Ismail, SADaR Pidie hanya bisa membantu sebagian kebutuhan para siswa putus sekolah yang disekolahkan kembali ini. Setiap orang hanya bisa diberikan motivasi dan uang saku dengan besaran Rp 150.000 setiap bulan.
Ismail yakin bahwa mereka semua punya cita-cita dan mereka pasti mampu mewujudkannya ketika uluran perhatian itu hadir.
“Sebenarnya di situlah kebahagiaan sejati yang akan dirasakan ketika mereka menemukan jalan menuju mimpinya,” kata Ismail.
Jika ada berniat menjadi orang tua asuh, bisa mengirimkan donasi rekening Bank Mandiri Syariah 7075919098 atas nama Pidie Mengajar, konfirmasi donasi ke bisa menghubungi nomor telepon 081269-55913. (*)
semoga sahabatdhuafa pidie terus diberi kemudahaan oleh Allah dalam berbuat kebaikan.
Amin, doakan kami agar selalu amanah dan Istiqamah
Program yang sangat mulia Brader Ismail Von Sabi. lanjutkan.
Siap, sesuai perintah pak Is, semasa d Pidie
Salut berkali lipat utk abg yg mw mendedikasikan diri sbg aktivis sosial...
Semoga Allah memberi kemudahn rezeki bagi mereka yg membutuhkan.