Desaku
Tak akan aku biarkan ia malu karenaku, dalam darahku mengalir namanya.
Desaku yang kucinta pernah terporak poranda oleh masa yang sulit terlewati, aku masih berdiri di dalamnya, walau pernah ada masa yang sunyi. Masa di mana tanpa mengenal waktu membuat aku takut dengan suara yang tak indah di dengar telinga, masa di mana banyak asap hingga aku takut keluar menatap hariku, masa di mana suara letusan membuat traumaku berkepanjangan.
Inilah desaku.
Setelah letupan berakhir aku masih di sini, bukan enggan keluar, namun masa baktiku baru saja di mulai. Aku telah berjanji ke pada jiwaku tak akan membuat ibu pertiwiku menangis lagi kan ku jaga dia dalam baktiku.
Konflik itu usai sudah, kini ku bebas menghirup udara di manapun aku mau tanpa rasa takut dan trauma. Namun konflik lain baru di mulai, saat penjahat yang tak ku kenali mengotori jiwa-jiwa dari desaku dengan narkoba.
Aku marah, aku benci akan hal itu.
Sebagai putra bangsa, aku mengajak segenap jiwa bersatu memerangi narkoba. Kami tidak butuh lagi senjata, kami tidak butuh lagi dana, kami hanya butuh uluran tangan dari pihak-pihak yang ingin berperang bersama kami melawan musuh yang tanpa senjata,musuh yang nyata, tapi sangat berbahaya.
Wahai putra-putri desaku, aku takut narkoba merasuki jiwamu, aku takut narkoba menyelimuti hidupmu, aku takut narkoba mampu mengotori darahmu.
Wahai putra putri desaku, marilah kita bersatu melawan musuh yang nyata di depan mata. Dalam merangkak aku melawanmu, tapi saudaraku justru buta entah apa yang ada di fikirannya hingga terpedaya memakainya.
Aku sungguh benci mereka, tapi kebencianku tidak merubah apapun, itulah sebabnya aku mengajak adik-adik, abang-abangku, bahkan semua saudara di desaku untuk hidup sehat tanpa narkoba.
Tidak semudah membalikkan telapak tangan, pendidikan yang minim ilmu agama yang tanpa pondasi kembali membuat saudaraku masuk kelubang yang sama, lagi-lagi narkoba mampu membujuk saudaraku hingga jeruji besi, seakan hukuman yang akhir buat mereka.
Di sini ku duduk meratapi langit ingin ku bertanya kepadanya, apa yang harus aku lakukan agar ibu pertiwiku tersenyum manis, semanis senja di sore ini, biarkan angin yang sepoi melambai syahdu desaku dengan cahaya senja yang indah membelah awan yang akan menghitam jauh di ufuk barat.
Aku telah melakukan semampuku untukmu tapi aku belum mampu mengubah jalan hidup kelam menjadi bercahaya.
Katakanlah apa yang harus ku lakukan setelah ini agar senyummu tetap merah, anginmu tetap syahdu,rembulanmu tetap bersinar.
Salam Steemian Indonesia 💫
~Keep writing~
Salam Sahabat Inspiratif
Congratulations @midiagam! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
kita berharap semoga semua makin sejahtera, lahir dan batin.
Amin
Thank @yunim.
Syair yang menggugah jiwa. Salam kenal dari Banyuwangi.
Terimaksih @abstore
Salam kenal juga dari Aceh.