SEPERTI GURUN RINDU HUJAN
Berbilang hari di kotaku hujan tercurah serupa tangisan langit yang gundah. Selokan penuh sampah meluber luap tak tentu arah, membuat wajah kotaku cemberut dan gelisah. Orang-orang galau menyumpah serapah pemangku kekuasaan daerah. Mereka sungguh resah akan banjir yang mungkin datang bagaikan air bah.
Dalam hujan seperti ini rinduku padamu kembali membuncah, teringat aku hari-hari yang terlewati begitu kering bagai pasir gurun. Seolah berjalan aku di gurun Afrika yang hangat, lalu tampak angin membumbung tinggi melesat membentuk aura badai dan melilit batang rinduku.
Seberapa jauh aku akan berlari aku tak tahu. Langit hitam seakan runtuh menimpa bumi dan tumpukan gading. Matahari masih begitu jauh dan awan pekat mulai selimuti kerinduanku. Akankah hujan turun di gurun, lalu badai berhenti? Laila, kini hujan tengah mengguyur kotaku, orang-orang galau sumpah serapahi penguasa daerah. Tapi aku disini masih merindukanmu seperti gurun rindu hujan tercurah.
Saya sangat mengapresiasi sastra dan seneng sekali membaca tulisan2 sastra seper ini. terus bekarya. semoga literasi indonesia semakin berkembang.
Terimakasih atas komentarnya. Salam
Sama2.
Salam kenal juga :)
Nice 😊