MUsim Politik
musim politik sudah dimulai, Partai Politikpun sudah mulai mempersiapkan bekal menuju kenduri raya pada tahun 2019 mendatang. Musim yang sangat istimewa bagi para politisi, pada musim itulah masa depan partai dan politisi ditentukan.
Syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh panitia kenduri harus dipenuhi dan dituruti oleh semua partai politik yang akan ikut sebagai peserta kompetisi nantinya.
Dan salah satu syarat dari sekian deretan syarat adalah keterlibatan perempuan. Harus ada kuota 30% untuk perempuan.
Tau ngak sih, karna persyaratan 30 persen kuota perempuan itulah saya menjadi tau kalau musim politik sudah dimulai. Beberapa teman di parpol mengajak saya untuk mengisi kekosongan kuota perempuan karna pemenuhan quota tersebut sudah menjadi kewajiban bagi seluruh partai politik. 30% perempuan wajib masuk, jika tidak terpenuhi partaipun akan gagal menjadi peserta pemilu.
Sudah menjadi tabiat getanyo Aceh "kut padee lam redok", kalau masih sepoi-sepoi padeepun diabaikan. Ya dimaklumkan saja
Mau bicara panjang lebar malas juga, karna ini kasus sudah terjadi turun temurun, kita berkoar-koar "apa partai tidak melakukan kaderisasi, sehingga susah cari perempuan? " pasti jawabannya "pembelaan diri". Ya biarkan saja. Toh lembaga perempuan yang notabenenya mengaku selalu melakukan pendidikan politik untuk perempuan juga tidak melahirkan perempuan-perempuan yang handal di bidang politik.
Wait, ada tidak kader dari lembaga perempuan yang bisa di usulkan untuk dijadikan caleg oleh partai-partai di 2019 nanti?, kalau ada baiknya lembaga yang bergerak di program peberdayaan perempuan di bidang politik bisa merilis nama-nama kadernya yang sudah siap tempur, sehinggap parpol mudah mencari perempuan yang sudah mapan di dunia politik.
Jika tidak ada yaa sudahlah, itu artinya program gata-gata gagal. Gata-gata tidak jauh beda dengan parpol. Progran saja sepanjang waktu, outputnya wallahualam.
Ngak percaya kalau perempuan sekedar untuk pemenuhan quota?, kalau tidak percaya ya kenapa juga partai politik nyari perempuan saat-saat kenduri hendak dimulai?, kenapa ngak dicari saat putoh haba atau duk pakat?
Ini bukan persoalan trauma, tapi kita bukan keledai yang mau jatuh ke lubang yang sama untuk kesekian kalinya, sampai detik ini saya belum bisa percaya kalau ada partai yang berkata "caleg perempuan dan laki-laki sama di mata partai". Hellooo, kalheh kupi pu galom?
Selama budaya patriarkhi masih melekat dalam tubuh laki-laki dan perempuan aceh, selama itu pula perempuan berada pada strata di bawahnya, Kecuali perempuan tersebut berotot dan berotak.
Jika perempuan mau mencoba, silakan mencoba, tapi tak perlulah serius kali, kecuali anda memiliki finansial yang memadai, garis keturunan yang pasti, atau anda adalah tokoh. Jika tidak memiliki salah satu dari ketiga hal tersebut, baiknya berhenti bermimpi.
Finansial, diakui atau tidak cost politik sangatlah mahal, biaya kampanye, trasportasi, logistik dan biaya-biaya yang kadang tidak terprediksi. Belum lagi jika hendak bermain rada-rada gelap dan abu-abu, maka cost yang harus disediakan akan berlipat dan berlapis, apalagi konstituen yang kita hadapi saat ini adalah konstituen yang akan memberikan suara kepada caleg yang membayar, "hana dibaye hana pileh". Begitulah sederhananya.
Garis keturunan. Jika anda tidak memiliki kecukupan dalam hal finansial, dan anda "anak ureng mepo cuco ureng pungo", setidaknya nasib anda masih bisa dipertaruhkan. Meski bagaimanapun, masyarakat pedesaan masih mengakui trah masa lalu. "cuco si fulan, anak si fulen". Hal ini juga berlaku di perkotaan. Anda akan sangat mudah berinterkasi dengan siapa saja karna ada nama besar dari ayah atau kakek anda.
Ketokohan, jika finansial pas-pasan dan anda bukan cucu siapa-siapa, tetapi anda adalah seorang tokoh, bisa saja keberuntungan ada di pihak anda.
Beruntung jika anda memiliki ketiganya, jika tidak memiliki salah satu dari ketiganya, baiknya jadi penonton saja, jangan terjebak dengan janji parpol, sehingga dengan mudah menerima tawaran pemenuhan quota perempuan. "Tengeh mangat tasumula ka dijak yu teken formulir untuk ek caleg". Hadeeeh, sungguh ini bukan jalan menuju surga, tetapi jalan menuju sengsara, meskipun bukan ke neraka.
Musim politik adalah musim ujian bagi kaum perempuan, jangan salah langkah jika tidak ingin luka dan patah.
Thanks For You Vote
FOLLOW ME @FARAHTJUT
@ering has voted on behalf of @minnowpond.
If you would like to recieve upvotes from minnowponds team on all your posts, simply FOLLOW @minnowpond.
Sebuah pengalaman pribadi .. dan ini menjadi hal yang patut di lihat kembali, gerakan perempuan sudah lama di bangun di Aceh. Tentunya ini menjadi PR bersama .. satu sisi ada nilai positif di dalam politik untuk ke ikut sertaan perempuan
Tepat sekali @iskandarpcc
Luar biasa. Sineuk2 ditubiet
Galak2 kutak sige andifirdhaus
Namanya juga politik, semua serba kepentingan. Sistem politik Kita belum ramah dengan perempuan, semua itu hanya untuk persyaratan pemenuhan kuota.
Benar sekali bg @yusrizalhasbi
semua itu dari hati, siapapun mereka, dari partai apapun, kalau tidak punya hati itu pastinya cari mati, walaupun bukan mati tak bernyawa tapi setidaknya mati langkah...(mata langkeuh)..
posting yang bagus @farahtjut namun menyeramkan...
Terimakasi@marzukie,kita hanya mencoba mengangkat fakta
Politik di Nusantara masih banyak virus mengandalkan orang lain untuk kepentingan pribadinya dan kelompok
Benar sekali @voteone
Gak sanggup saya bayangkan jika dengan begitu menjadi tolak ukurnya cut kak :D
Semangat cut kak, loen dukung droeneuh ret2 partai peu manteg neu ek. Siap ta dukung insya Allah.
😻
Congratulations @farahtjut! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP