SKENARIO BUKAN HARGA MATI!
Via rockingmama.id
Belum aktif di dunia skenario, bukan berarti saya jadi gagap bergerak. Yang namanya bekerja dengan media tulisan itu sangat banyak dijumpai penulis. Sebut saja profesi novelis, cerpenis, penulis artikel, penulis iklan, editor, wartawan, dan beberapa profesi penulis lainnya. Semua itu sama-sama membutuhkan tulisan yang bagus dan enak dibaca.
Sekarang kalau saya belum bisa turun gunung menulis skenario lagi, karena keadaan yang membuat saya seperti itu. Bukan artinya saya diam. Bagi saya menulis bukan cuma dianggap sebuah pekerjaan semata, melainkan sebagai terapi jiwa. Mungkin beberapa Stemians merasakan hal itu juga. Rasa yang sama, seperti yang saya rasakan.
Masalahnya, tulisan seperti apa yang bisa saya lakukan sebagai "pekerjaan" tanpa harus meninggalkan anak. Saya ingin si kecil ada dalam pengasuhan saya, dengan segala plus minus-nya. Sehingga ketika nanti saya bekerja, dia tetap berada dalam pengawasan Bundanya ini.
Di sanalah saya dipertemukan dengan sebuah bisnis yang menjadikan "tulisan" sebagai senjata. Karena banyak bisnis online yang dikerjakan cuma bermodalkan "copas-copasan". Jadi dari pedagang A, B, C, dan D kalimatnya begitu lagi-begitu lagi. Kok ya saya merasa bosan. Apalagi tulisannya itu nggak ada sentuhan edit sama sekali.
Bayangkan, saya pernah mendapatkan ajakan membeli sebuah produk dengan tulisan sama-sama mengatakan saya berada di luar Indonesia. Padahal jelas saya ini ada di Tangerang. Jadi sejak kapan Tangerang pindah ke Amerika, Australia, atau negara-negara Timur Tengah? Hihihi. Jadi wajar dong melihat itu, saya jadi geregetan.
Ditambah kasus-kasus tentang media tulisan untuk bisnis yang menggunakan Hard Selling di dalam media sosial. Tentu Stemians tahu dong, yang namanya media sosial itu untuk bersosialisasi. Ketika media untuk bersosialisasi dijadikan media untuk jualan, tentu saja nggak semua orang suka. Benar? Apalagi orang itu nggak suka yang namanya "diiklanin."
Alhamdulillah, saya akhirnya dipertemukan dengan satu ilmu periklanan yang dinamakan Covert Selling. Sebelum mengetahui jenis iklan ini, saya juga pernah belajar Heart Selling. Intinya sih sama saja. Yang membedakan, cara belajar Covert Selling dibarengi dengan tugas.
Mas Deye selaku pemateri Covert Selling benar-benar memerhatikan bagaimana peserta menulis iklan jualannya itu. Aturan dalam penulisan dipakai. Tapi isi iklan itu benar-benar sharing cerita tanpa ada ajakan, perintah, dan arahan buat membeli secara terang-terangan. Sehingga orang yang membacanya merasa "nyaman" dengan tulisan itu.
Saat saya ingin sharing tulisan ke team
Jelas ini bukan perkara mudah, tapi bukan juga sulit dilakukan. Selama mau mengasah bagaimana kita menghadirkan sebuah tulisan yang enak dibaca, lama-lama tulisan itu akan terasa cair. Di sini saya merasa senang, karena apa yang selama ini saya tekuni sangat dipakai. Bahkan saya bisa membuat team pebisnis dan penjualan, lho!
Ibaratnya saya bisa berbagi ilmu tulisan yang saya miliki ke beberapa orang dengan latar belakang profesi berlainan. Banyak dari mereka pada akhirnya terbiasa menulis dengan lebih baik dari sebelumnya. Rasanya itu tambah senang, karena apa yang kita berikan bisa bermanfaat untuk orang lain--meski itu secuil.
Jadi buat apa merasa masa lalu kita nggak ada gunanya, kalau hal itu menjadi baik untuk diri kita dan orang lain. Setuju?
Wah tulisan berikutnya bisa tuh kak dibikin soal gimana agar lebih enak dibaca
Iklan berupa tulisan yang enak dibaca, ya. Siiiiiip. Catat masukan dari Mas @rayfulmudassir!
Seeemaangaaat,,, bukibuk,,, hehhe
Iya, Pak ... Bapak ... Hahaha
Congratulations @divinnahb! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You got a First Reply
Award for the number of upvotes
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Thanx, yaaaa.
Wah......seperti keripik pisang, renyah dan gurih.....
Tinggal dikasih minumannya apa ya, Mas @imansembada
Apalagi ditambah dengan cara tulisannya bisa menyamai tingkat penerimaan para konsumen dan mampu memikat hati, pasti tulisan iklan cepat laris manis..
Nanti aku berikan salah satu contoh tulisan Covert Selling di sini, ya.
menulis bisa menambah ilmu dan wawasan
Setuju, Mas. Kita akan tahu apa dan apa. Hehehe
Wah.. baru tau saya ada yang begini mbak. Padahal saya juga jualan online.
Mbak @fidaarfah biasanya pakai gaya apa? Hard Selling, Soft Selling, atau Covert Selling? Ketiga itu sangat berpengaruh di FB terutama, Mbak. Nah, Mbak sendiri jualannya di mana?
di FB, IG, dan market place mbak.
Saya belum faham yang 3 tipe itu. Tapi ya kaadang jualan memang sambil nulis panajng2 juga. misal ceritain kejadian hari ini, tapi fotonya produk jualan. hehehehe..
Wah kiri kanan dapat nih. Bulan depan bisa membludak dompet. Ahahahha. Rezekinya si dede ya? Alhamdulillah. Ahahha. Semangat terus nulisnya!
Aamiin ya, Allah. Semangat buat masa depan anak, Pil. Hehehe
Ini baru top. Jadi cerita mana yg mau diceritakan??
Bagaimana kalau tunggu tulisan berikutnya? Hehehe
profesi apapun jika memang ingin belajar dan memahami sebuah tulisan emang butuh niat :)
Yes, betul banget. Selama ada niat, jalanlah usaha itu.