Dalam Ingatan, Hari-Hari Bersama Bapak
Bapak sudah dari dulu mengatakan bahwa beliau akan berhenti dari pekerjaannya. Beliau adalah pekerja keras. Dari muda dulu bekerja sebagai supir di pabrik es. Kadang juga menyambi sebagai supir hijet 1000 untuk mengantarkan pesanan pasir ke kampung-kampung. Saya sangat kagum kepadanya. Hasil kerja kerasnya, saya dan kakak bisa menikmati pendidikan hingga tuntas. Kakak dibiayai hingga selesai sarjana, saya hanya sampai SMA. Saat itu saya berencana melanjutkan pendidikan ke pesantren.
Bapak tidak suka di ajak liburan. Tahun 2010, kakak mengajak beliau untuk pergi ke Kuala Lumpur, bapak menolak. Alasannya, nanti kalau kelamaan tidak bekerja, penumpang yang sudah berlangganan akan pergi. Saat itu bapak mengemudi L-300 jurusan Sigli - Banda Aceh. Banyak orang yang berlangganan padanya. Bahkan ada yang menunda keberangkatan karena mobil bapak penuh.
Hingga pada suatu hari di bulan Zulhijjah, tepatnya hari kedua meugang. Bapak langsung tidur saat tiba di rumah. Memang biasanya jika sangat lelah, bapak merebahkan badan di kamar menunggu azan maghrib berkumandang. Tapi, kali ini bapak berbeda. Beliau muntah-muntah hingga tengah malam. Diiringi takbir malam hari raya idul adha, saya membalap sepeda motor menuju apotek RSU Tgk Chik Ditiro, Sigli.
Malam ketiga lebaran, bapak pertama kali didiagnosa gagal ginjal. Namun, belum perlu untuk cuci darah. Kami tetap memberi support untuk bapak. Saya berusaha membuat lelucon-lelucon supaya bisa mengalihkan fikiran beliau dari hal-hal yang membuat beliau down. Bapak tetap semangat. Lima malam rawat inap di RS Mufid, kondisi bapak membaik. Beliau berhenti muntah-muntah, tetapi fisik beliau masih lemah. Mama tidak mengizinkan beliau untuk bekerja. Tatapi beliau tetap memberi semangat bahwa ketika pulih nanti, bapak tetap akan seperti biasa. Melayani penumpang yang hendak berangkat ke Banda Aceh dari Sigli, juga sebaliknya.
Setelah beberapa kali masuk RS akibat kekurangan Hemoglobin, kami sepakat untuk membawa bapak ke Malaysia. Walaupun kondisi beliau sedang baik, tapi kami tetap ingin membawa beliau ke Kuala Lumpur. Bapak harus menemukan suasana baru di tempat yang belum pernah beliau kunjungi. Saya sangat yakin energi positif yang timbul dari dirinya nanti, bisa memberikan efek bagi penyakit. Walaupun kecil kemungkinan memberi kesembuhan, tetapi bapak memang layak untuk menerima kebahagiaan. Kami juga yakin, dengan berobat di sana akan memberi perubahan kepada bapak.
Bahagiakan orang tua kalian selama mereka masih ada
Tulisan ini saya buat untuk memperingati hari-hari sehatnya bapak ( 1 hari menjelang Ramadan)
Saya mengajak @mariaulva untuk membuat postingan yang sama
Get well soon to Bapak
terima kasih
Karakter bg akbar ternyata turun dari Bapaknya.. Hehe
Ohya? yang mana tuh yang turun? hhaaha
Semangat selalu @akbarrafs
terima kasih kak Kiki
Sabar yaa. insya Allah bapak dalam lindungan-Nya
Iyaa
Sebagai anak yang shaleh dan berbakti kepada orang tua, sudah menjadi tanggung jawab kita membahagiakan mereka. Baik yang masih memiliki atau tidak. Insya Allah
Benar bang. Setiap kita wajib berbuat baik kepada ibu bapak
Idul Adha 2007 aku berlebaran di RS PMI Lhok karena ayah sakit. Setiap anak pasti punya kenangan tersendiri bersama orang tuanya ya? Alfatihah untuk ayah kita..
Al-Fatihah
InsyaAllah Bapak Akbar akan terus dalam lindungan Allah dan semoga pahala-pahalanya terus mengakir karna-anak baik seperti Akbar dan Kak Maria.
Terimakasih untuk postingannya, Akbar. Ini juga motivasi Kak Cem untuk stay di Sigli sebelum berangkat nanti. InsyaAllah..
Wah. Alhamdulillah kak Cem, semoga tulisan ini bisa bermanfaat