Setengah Hari Bersama Imam Besar The PanasDalam
Pidi Baiq, Imam Besar The PanasDalam sekaligus penulis Novel Dilan yang filmnya belum lama tayang di bioskop dan booming, datang ke Banda Aceh. Hari Minggu 6 Mei sore kemarin pria yang biasa disapa Surayah ini menemui para penggemarnya di Gramedia Banda Aceh, setelah sebelumnya mengunjungi Rumah Kita, rumah singgah untuk penderita Thalasemia. Kemudian malam harinya dilanjutkan dengan sharing bersama komunitas Steemit di Bin Ahmad Coffee.
Pidi Baiq
Saya pertama kali tahu Pidi Baiq melalui lagu-lagu The PanasDalam sekitar tahun 2006-2007 yang lalu. Lagunya lucu, aneh, anti mainstream, tapi mengandung pesan-pesan dan pelajaran. Segala hal dalam hidup bisa dijadikan tema grup musik yang tidak mau masuk TV ini.
Salam jari kelingking
Menurut Pidi Baiq, dirinya dan The PanasDalam tidak mau terkenal dan masuk TV karena tidak mau diatur oleh orang-orang TV. Mereka ingin berkarya dengan bebas. Hakikat hidup manusia adalah punya kehendak bebas. Hingga akhirnya Novel Dilan bisa difilmkan juga dengan syarat Surayah terlibat menjadi sutradaranya. Jadi film Dilan dijamin tidak berbeda jauh dari cerita novelnya.
Bersama sebagian Steemian Aceh
Selain bermusik, Pidi Baik memang juga menulis novel. Sudah banyak karya, termasuk seri novel The Drunken dan seri Dilan. Bermusik dan menulis dilakukannya hanya untuk bersenang-senang, begitulah kehidupan dunia. Katanya ia lahir ke dunia untuk Jumatan, Senin sampai Kamis persiapan, Sabtu-Minggu evaluasi.
Pidi Baiq bersama penulis dan seniman Aceh
Selama ini quote-quotenya yang unik dan nyeleneh juga sudah banyak bertebaran di dunia maya, terutama melalui Twitter. Pidi memang bisa dibilang cukup aktif di Twitter dan suka berinteraksi dengan followersnya. Walaupun sering kali dia terkesan menjawab pertanyaan mereka dengan asal-asalan saja. Pidi berbagi cerita tentang banyak hal kepada yang hadir di Bin Ahmad Coffee. Termasuk sejarah The PanasDalam, musik, dunia tulis-menulis dan hal-hal lain dalam hidup. Tentunya tetap dengan gaya santai dan diselingi lelucon yang menggelitik perut.
Venue penuh dengan jamaah Pidi Baiq
Sepertinya ada suatu hubungan khusus antara Pidi Baiq dan Aceh. Katanya tak ada Novel Dilan kalau tak ada Aceh. Ibunda Dilan juga diceritakan pernah dibawa oleh ayah Dilan bertugas di Aceh. Mengenai hal itu sempat ditanyakan oleh salah satu peserta yang hadir pada meet n greet di Bin Ahmad Coffee. Namun Surayah tidak mau menjawabnya. Katanya semua itu akan terjawab di novel berikutnya yang berjudul Bundahara. Setting novel ini nantinya juga 50 persennya mengambil tempat di Aceh
Follow Me:
Facebook: Ahmad Zaki
Twitter: @ahmad_zaki
Instagram: @ahmadzaki_st
Blog: ahmadzakist.com