Hikayat Dari Barat | Sejarah Bubon dan Lhok Bubon Bagian Dua
Masa Penjajahan Belanda
Pusat negeri Bubon pada saat itu adalah di Cot Seumeureung, digunakan sebagai tempat tinggalnya uleebalang sekaligus tempat perlawanan. Bendera Cap Peudeung (pedang) yang bertuliskan Allahuakbar dikibarkan di pucuk pohon durian (sekarang Jeurat Manyang). Pohon tersebut akhirnya patah setelah ditembak dengan meriam oleh Belanda.
Sultan Alaidin Muhammad Daudsyah (1874-1903) ditawan Belanda, tetapi tidak pernah menyerahkan kedaulatan negaranya kepada musuh. Perang masih saja berkobar, dibawah pimpinan Teungku Chik Di Tiro, Teuku Umar, dan Panglima Polem dengan dukungan penuh oleh rakyat. Ini dalam sistem frontal ataupun gerilya.Belanda mendaratkan tentaranya di Meulaboh, kemudian melaksanakan penyerangan ke Bubon dan Lhok Bubon dengan mendirikan bivaknya antara lain di Gampong Cot Seumeureung dan Cot Masjid. Setiap harinya mereka melaksanakan operasi ke tempat-tempat pertahanan rakyat dalam Negeri Bubon dan Lhok Bubon dibawah pimpinan Letnan Smith.
Ilustrasi. Sumber: https://www.asatu.top/2018/01/30/sejarah-para-datuk-masuk-wilayah-aceh-barat/
Berhubung alat persenjataan tentara Belanda lengkap dan moderen, maka rakyat melakukan serangan secara gerilya melawan Belanda, antara lain Perang Nipah di Ujong Meudang, Gampong Cut Pluh, Laskar Muslimin yang menyamar sebagai rakyat biasa memberikan informasi kepada tentara Belanda bahwa di Ujong Meudang sedang ada berkumpul pejuang Aceh.
Informasi tersebut pada dasarnya hanya sebagai pancingan belaka, menanggapi pancingan tersebut, dua regu pasukan Belanda bersenjata lengkap pergi ke lokasi tersebut dengan menaiki perahu sampan yang dikemudikan oleh orang Aceh.
Setelah mereka sampai di tengah sungai (Krueng Bubon), maka sampan tersebut diolengkan hingga karam, dan para serdadu itupun menyelamatkan diri ke tepi sungai, namun telah disambut dengan tentara muslimin dengan rencong dan pedang, mereka tak berkutik. Dalam peristiwa itu serdadu Belanda terbunuh semuanya kecuali satu orang yang sempat meloloskan diri dan lari ke Meulaboh melalui Kuala Bubon .
Senjata yang tenggelam tersebut diambil kembali oleh pejuang Aceh untuk dapat digunakan dalam melawan Belanda. Peristiwa ini terjadi pada malam hari yang dikoordinir oleh Teungku Chatib Makpah Alue Raya, Hamid/Tek Mid, Abdullah Jang, dan lainnya.
(...)
“Beungoh singoh geutanyoe jep kupi di keude Meulaboh atawa ulon akan syahid (besok pagi kita akan minum kopi di kota Meulaboh atau aku akan syahid),” - TeukuUmar
Posted from my blog with SteemPress : https://hikayat-dari-barat.000webhostapp.com/2018/07/hikayat-dari-barat-sejarah-bubon-dan-lhok-bubon-bagian-dua
Congratulations @rafifathur! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Congratulations @rafifathur! You received a personal award!
Click here to view your Board