[Rampai Kata #43] TENTANG KARDUS KECIL dan SEKOTAK NASI SAMBEL IJO
Wallaahu yuhibbul muhsiniin ="Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan." (Ali Imran:134)
Berbuat baik ibarat menabung, jika memang perbuatan baik kita tidak langsung dibalas/dirasakan di dunia kita masih akan mendapatkan pahalanya kelak di akhirat, karena kebaikan sekecil apa pun akan Allah balas dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu, jadi jangan pernah ragu untuk berbuat kebaikan.
Infak dan sedekah adalah salah satu perbuatan baik, perbuatan terpuji perintah dari Allah SWT. Berinfak di jalan dan karena Allah juga merupakan kunci rejeki sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an surah Saba ayat:39
"Katakanlah, Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rezeki yang terbaik."Maka jangan pernah ragu untuk menginfakan rejeki yang kita punya besar atau pun kecil, karena itu adalah kunci rejeki kita sendiri. Nabi Shallallahu alaihi Wa sallam bersabda yang artinya:
"Tidaklah para hamba berada di pagi hari, melainkan pada pagi itu terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa, 'Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak', sedang yang lainnya berkata 'Ya Allah berikanlah kehilangan harta kepada orang yang menahan hartanya." [Al-Hadist]Sudah jelas jika kita berinfak rejeki yang kita punya akan mendapatkan gantinya besok, lusa atau kelak, darimana saja karena Allah Maha Penguasa. Sebaliknya jika kita sangat susah berbuat baik menginfakan harta kita dengan berbagai macam alasan yang sering kali membuat kita lupa bahwa harta juga adalah hal yang akan binasa dan hilang begitu saja atas Kuasa-Nya.
Tulisan ini mengingatkan saya sendiri yang sering menunda waktu berbuat baik seperti berinfak karena alasan ini dan itu.
Seperti cerita beberapa hari lalu, sampai saat ini saya terus teringat dan terbayang sebuah tulisan panti asuhan Ponorogo.
Ketika itu seorang lelaki dengan sebuah kardus kecil di tangan menghampiri saya dan mengatakan Mba mungkin mau membantu seikhlasnya untuk panti asuhan di Ponorogo? Saya yang kebetulan sudah mau berjalan menuju pintu masuk peron dan dompet di dalam tas yang penuh dengan buku-buku bacaan ditambah satu jaket tebal yang dipaksa masuk tas menjadi ragu untuk mengambil dompet dan membagi sedikit rejeki saya untuk mereka dengan pikiran kalau dibuka lagi tas semua barang menjadi berantakan sedangkan saya sudah masuk peron dan akhirnya saya hanya mengucapkan maaf, padahal kereta api pun masih beberapa menit tiba.
Dalam hati, saya menyesal sendiri karena bahkan entah berapa kali saya membuat tulisan tentang pentingnya berlomba-lomba dalam kebaikan, saling membantu sesama dan tulisan-tulisan yang menyuruh untuk selalu melaksanakan perintah Allah.
Tetapi begitulah manusia, saya khususnya terkadang bukan lupa tetapi memang sengaja dengan berdalih A dan B sehingga tanpa disadari kita telah lalai dengan perintah-Nya.
Kembali kecerita tadi... Setelah sampai stasiun tujuan, saya membeli air minum dan cemilan dengan menggunakan kartu perjalanan yang memang sengaja diisi agar lebih praktis tanpa mengeluarkan dompet di tas yang selalu penuh dengan barang lainnya.
Namun pada terakhir stasiun sebelum naik bis pulang saya membeli pentang di salah satu warung/toko Indonesia, seperti biasa dari semua masakan selalu yang saya pilih hanya sambel ijo dan ikan saja tanpa membeli sayur atau lauk lainnya alasan karena masakannya memang sudah dingin ditambah perjalanan pulang setengah jam lebih.
Karena tidak bisa menggunakan kartu akhirnya tas yang penuh dibongkar untuk mengambil dompet di dalam, meskipun bagian belakang ada tempat mudah untuk menyimpan dompet tetapi karena demi keamanan jadi sengaja dompet di simpan dalam tas paling bawah baru kemudian barang-barang lain di atasnya.
Pembeli hari itu tidak banyak, meski setiap kursi sudah penuh dengan teman-teman yang sedang menikmati makan malamnya, harga pentang yang mahal sudah tidak aneh lagi, karena hari itu hari libur. Setelah bertanya berapa saya mengeluarkan uang dan memberikannya, sementara si bapak pemilik toko mengikat pentang dengar karet sambil mengambil uang yang saya sodorkan dan menelepon orang dapur memberitahu ada pesanan dari dua pembeli lain yang menunggu di pinggir dan belakang saya.
Pentang pun sudah di tangan, sambil menunggu uang kembalian saya memasukan kembali buku2 ke dalam tas di meja sebelah kasir yang kebetulan mas yang tadi makan sudah pergi, berniat dompet nanti bisa ditaruh di biasa saja karena perjalanan hanya tinggal naik bis untuk sampai tempat tinggal, tiba-tiba si pemilik toko berkata keras meminta uang pentang itu kepada saya yang justru sedang menunggu kembaliannya.
Tentu saja saya mengatakan kalau saya sudah membayar bahkan menunggu kembalian.
Si pemilik toko berteriak marah mengatakan bahwa saya belum memberikan uang padanya, istrinya yang berada tidak jauh dari dia berdiri mengatakan untuk melihat ke laci mungkin sudah dimasukan, tetapi si bapak pemilik toko malah marah dan berteriak-teriak kalau dia belum mengambil uang itu dari saya.
Karena malas untuk cekcok, melihat jam sudah semakin malam, orang-orang yang sedang makan di toko itu pun lumayan banyak, akhirnya saya kembali mengambil uang di dompet dan membayar pentang kedua kalinya.
Dalam bis saya teringat dengan masnya yang meminta sumbangan untuk panti asuhan, mendadak merasa malu sendiri dan berkata sungguh Allah Maha Kuasa dengan kejadian itu seakan-akan memberi peringatan kepada saya untuk jangan pernah ragu dan takut untuk berbuat baik, apalagi takut rejeki kita berkurang dengan memberikan sedikit apa yang kita miliki untuk orang yang lebih membutuhkan.
nama panti asuhan Ponorogo itu seketika mulai terbayang.
Karena ragu membongkar tas untuk membantu sedikit beban teman-teman di sana justru akhirnya saya kehilangan dua kali lipat dari uang yang biasanya saya berikan di perjalanan ketika ada pencibta kebaikan meminta sumbangan.
Maha Besar Allah dengan segala Kuasa-Nya.
Dari cerita di atas sudah sangat jelas sekali bahwa kita jangan pernah ragu berbuat baik selagi ada kesempatan jika itu niat kebaikan karena Allah maka lakukan segera, karena kita tahu Allah bisa mengganti, menambah bahkan menghilangkan apa yang kita miliki kapan pun dan di mana pun.
Posted from my blog with SteemPress : https://nnaachlam.com/tentang-kardus-kecil-dan-sekotak-nasi-sambel-ijo/
Fokus sama gambarnya
enakk...enakk,😄😄
Congratulations @nnaachlam! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!