Gemuruh
Dada yang sesak
Terdesak pesona yang menggayut hati
Terlampau kuat sampai mengikat sukma
Mendebarkan jantung lebih detak
Memacu darah terpompa makin kuat
Lalu sengau dan desah kentara sekali
Keringat sendiri kedinginan
Bukan karena takut pada panas
Hanya pelarian dari niat yang makin membuncah
Gemuruh
Bagaimana lidah bisa kelu
Mengunci diri bagai jeruji besi yang kokoh
Huruf saling pisah tak mampu terangkai
Menjadi kata
Penolakan telah menyumbat akal
Gemetar dalam kebingungan
Mengungkap rasa yang tersekat di rongga dada
Memilih diam
Memilih hilang dalam waktu yang memaki
Memilih sorot matamu yang tajamnya menembus jantung
Menikam hulu hati dan meremukkan semua logika
gemuruh
ombak laut mengambil alih tanpa komando
lalu bergulung gulung dan tanpa menunggu izinku menghempaskan semuanya
gemuruh sambung bersambung
Blangpidie, 01:44