Indscript dan Indari Mastuti yang Tak Terpisahkan dan Menginpirasi
"Writing is healing", saya sering kali mendengar kalimat tersebut. Kali ini saya kembali mendengarnya dari teh Indari Mastuti, penulis sekaligus founder dan owner Indscript yang membidani lahirnya komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN).
Seperti teh Indari yang memulai menulis di diary atau buku harian, begitu juga dengan saya. Sejak Sekolah Dasar dulu, saya sering mencurahkan perasaan saya ke buku harian. Perasaan senang, sedih, kesal, kecewa, harapan sering saya tumpahkan di buku harian kesayangan saya.
Sedikit banyak saya merasa lega karena saya bisa mengungkapkan isi hati saya. Memang tidak akan ada yang membaca kecuali saya ijinkan orang lain untuk membaca buku harian saya. Berjalannya waktu, kegiatan saya menulis di buku harian terus berlanjut hingga saya kuliah dan bahkan bekerja, menikah serta punya anak.
Bersama teh Indari dan sebagian member IIDN Bandung (pic by: Yasinta)
Sekarang ini, seiring berkembangnya kemajuan teknologi saya pun menulis juga di blog pribadi. Pengennya suatu hari nanti saya bisa membuat buku yang berisi tulisan saya pribadi, insyaAllah. Ammiin.
Indscript dan Indari Masturi yang tak terpisahkan dan menginspirasi
Perkenalan saya dengan Indscript belumlah lama ketika saya mulai bergabung di komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). Saya mengenal teh Indari berupa sosok penulis yang sudah lama malang melintang dengan berbagai buku yang ditulisnya. Saya bahkan belum pernah bertemu muka sebelumnya dengan beliau, ketika mbak Widyanti Yuliandari (ketua IIDN) membuka kesempatan untuk mengunjungi Indscript dan bertemu teh Indari, sayapun mendaftar.
Kesempatan bagus yang tentunya tidak saya sia-siakan dan Alhamdulillah saya diijinkan Tuhan untuk itu. Senin (10/02) saya menuju kantor Indscript yang berlokasi di Jalan PLN Dalam 1, Cigereleng, Bandung, Jawa Barat. Perjalanan Jakarta Bandung selama 3 jam tidak menyurutkan niat saya untuk mendapatkan ilmu dari teh Indari dan teman-teman di IIDN.
Saya di depan kantor Indscript Creative Bandung.
Teh Indari menurut saya sosok yang sangat menarik, beliau memutuskan resign dari pekerjaan sebelumnya karena ingin memfokuskan diri ke dunia penulisan. Bukan hanya itu saja, beliau juga terjun di dunia bisnis.
Menurut beliau, sebagai penulis tidak hanya terpaku pada menulis buku saja tapi juga harus tahu bagaimana menjual dan mempromosikan buku yang di tulis hingga bisa laku di pasaran. Indscript sendiri bahkan mencetak sendiri buku-buku penulisnya, walau tetap masih bekerjasama dengan penerbit besar lain seperti Gramedia, Grasindo, ElexMedia, dan Penerbit Andi.
Ketika memutuskan untuk menjadi penulis profesional, teh Indari lalu mendirikan Indscript. Bukan tanpa alasan beliau mendirikan Indscript. Teh Indari ingin Indscript menjadi wadah bagi penulis-penulis baru yang ingin berhasil dan dikenal. Selain itu teh Indari juga memfokuskan diri pada perempuan dengan mendirikan Sekolah Perempuan, dimana di sekolah tersebut kaum perempuan mendapatkan ilmu kepenulisan.
Teh Indari Masturi, Indscript Creative.
Tidak berpuas diri dengan Sekolah Perempuan, teh Indari pun membuat komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN), Ibu-ibu Doyan Bisnis (IIDB) dan juga Emak Pintar, yang menjadi cikal bakal berdirinya Indscript Businesswoman University.
Mengapa perempuan yang menjadi konsen teh Indari?
Itu yang menjadi pertanyaan saya sejak awal saya mendengarkan cerita perjalanan teh Indari. Beliau seorang penulis, sekaligus seorang istri dan ibu. Teh Indari ingin perempuan Indonesia berdaya dan memaksimalkan kemampuan yang ada hingga bisa menjadi perempuan cerdas yang mandiri dan berdaya guna bagi sekelilingnya.
Teh Indari dengan latar belakang penghargaan yang diterimanya.
Perjalanan Indscript yang telah menginjak usia 13 tahun ini tentu tidak terlepas dari sosok teh Indari, sosok perempuan yang menurut saya sosok yang tegar, pejuang dan selalu tidak pantang menyerah.
Jatuh bangun dilalui teh Indari dalam karirnya sebagai penulis yang mewadahi penulis perempuan di Indscript. Tapi belajar dari kesalahan dan introspeksi diri, itulah yang dilakukan teh Indari demi mempertahankan Indscript dan perempuan penulis lainnya.
Berpegang pada konsep 'Konsisten adalah pemicu datangnya Kesuksesan" membuat teh Indari tidak pernah lepas dari fokus. Fokus bahwa dunia menulis bisa menjadi profesi yang menjanjikan dan juga membanggakan.
Konsistensi beliau diwujudkan juga dengan membangun Small Company High Income melalui rumahnya. Yes..teh Indari menjalankan bisnisnya dari rumah yang beliau tempati bersama keluarga, suami dan anaknya.
Kodrat sebagai perempuan yang ditakdirkan sebagai ibu tidak menyurutkan niat dan langkah teh Indari untuk tetap menjalankan profesi penulis dan bahkan menularkannya ke penulis perempuan lainnya. Bukan itu saja beliau juga menjalankan bisnis rumahannya dengan melibatkan perempuan-perempuan di lingkungan tempat tinggalnya untuk ikut berkontribusi dan berdaya guna.
Hal itu juga yang membuat teh Indari tidak hanya mendirikan komunitas IIDN tapi juga IIDB dimana menjadi wadah bagi perempuan yang ingin berbisnis. Bisnis hand sock menjadi bisnis pertama teh Indari yang diawali dengan membuat pelatihan.
Seiring berjalannya waktu, teh Indari melebarkan sayap dengan mendirikan Indblack Handsock Premium yang tidak hanya memproduksi dan menjual handsock. Mukena, kaos kaki, bahkan juga makanan di produksi dibawah Indblack. Penjualan produksinya dilakukan secara online, salah satunya melalui Kunikita.com.
Pak Deky Tasdikin, suami yang juga mensuport teh Indari dan Indscript.
Pemberdayaan perempuan yang dilakukan teh Indari tentu juga didukung oleh sang suami yang bersama-sama menjalankan Indscript. Dukungan keluarga membuat teh Indari seperti sekarang ini, dikelilingi oleh ribuan membernya yang aktif bergerak dari Sabang sampai Merauke, bahkan juga menginspirasi negara lain, seperti Perancis, Amerika, Singapura dan Nepal.
Hal ini membuktikan bahwa kekuatan perempuan sekaligus seorang ibu yang berasal dari rumah tidak menyurutkan langkah untuk bergerak maju dan produktif. Semoga kedepannya Indscript dan teh Indari semakin sukses dan terus menebar kebaikan dan manfaat bagi perempuan Indonesia.
Bersama teh Indari dan teh Ane, member IIDN Bandung.
Posted from my blog with SteemPress : http://hiqudsstory.com/indscript-dan-indari-mastuti-yang-tak-terpisahkan-dan-menginpirasi/