Hasil Adalah, Ketika "DIA" Jatuh Cinta

Kalau anda seorang tukang becak, penghasilan pas-pas-an, mungkin tidak sih naik haji? Kalau anda menakar dari pekerjaan anda sebagai sebab naik haji, jelas tidak masuk akal. Ya, wajar kalau anda mengatakan, tidak mungkin.

Dalam keseharian, doktrin sebab akibat seperti ini, yang sudah merasuk sangat kuat, ke dalam pikiran bawah sadar kita. Jika X maka akan menghasilkan Y, dianggap sebuah rumus pasti, tentang keterhubungan hasil, dengan sebab yang diupayakan.

Mari kita belajar, dari kisah yang sering kita dengar dari guru-guru kita, yaitu ketika Siti Hajar, berlari-lari kesana kemari mencari air. Sebab yang diupayakan, adalah berlari kesana-kemari. Hasilnya, air keluar dari area di dekat kaki Nabi Ismail yang masih kecil. Keduanya, memang ada hubungannya secara logika? Tidak ada khan? Kalau Siti Hajar menggali sumur di dekat kaki Ismail, baru hubungan sebab akibatnya masuk akal. Kisah ini menunjukkan, logika sebab akibat yang masuk akal, jangan sampai mengungkung ruang kemungkinan.

Ya benar, Saya melihat, hasil adalah "saat Yang Maha Kuasa, jatuh cinta dengan kesungguhan ikhtiar seseorang". Siti Hajar berlari kesana kemari, memang tidak ada hubungannya, dengan air keluar dari area dekat kaki Ismail. Namun, kesungguhan Siti Hajar dalam berikhtiar itulah, yang "mengetuk pintu langit". Sehingga hasil pun, muncul dengan sendirinya. Inilah yang dimaksud sebagai, jalan keluar yang tidak disangka-sangka. Manusia sering menyangka sebab akibat, dengan takaran logikanya.

Apapun peran yang anda jalani sekarang, yang menurut anda, ada sebuah keterbatasan. Itu dikarenakan, prasangka rumus sebab akibat versi anda. Saya hanya tukang parkir, bagaimana bisa membeli mobil?, misalnya Atau contoh lainnya, saya hanya seorang lulusan SMP, jadi pemulung, mana mungkin bisa memiliki rumah yang layak? Secara logika, jelas itu tidak mungkin. Tapi jadi mungkin, saat Tuhan jatuh cinta, dengan kesungguhan ikhtiar anda. Di sinilah masalahnya, karena menakar dengan rumus sebab akibat versi manusia. Banyak yang malas untuk bersungguh-sungguh, dengan peran yang dijalaninya.

Apapun hasil yang kita harapkan, kadang tidak nyambung, dengan apa yang kita kerjakan. Tugas kita cuma satu, "bekerja dengan kesungguhan, sehingga DIA jatuh cinta dengan upaya kita, maka hasil akan hadir, dari jalan dan cara apapun, yang DIA suka".