Berubah Warna # 25
source
“Lama sekali kita tidak bertemu ... bagaimana kabarmu?” tanya Galang memecahkan kesunyian.
“Alhamdulillah, baik sekali. Bagaimana kabarmu sendiri selama ini?”
“Alhamdulillah. Keliatan baik sekali kan,” ujar Galang sambil tersenyum lebar. Tatapannya tidak lepas dari wajah Dania. “Sekarang kamu engga takut lagi sama aku. Dulu kamu selalu takut melihatku. Kenapa?”
“Kamu selalu narik-narik rambut aku, saat mama dan Tante Miranda tidak tahu .... Sakit tahu! .... Dan wajahmu selalu menyeringgai aneh, begitu melihatku. Benar-benar mengerikan ....” Kening Dania berkerut dalam, mengingat kenangan di memorinya.
“Biasanya orang selalu tersenyum dan bersikap baik ke aku .... Kamu aneh, dihadapan mereka berdua kau bersikap baik padaku .... Begitu mereka tidak melihat, wajahmu berubah aneh seperti itu. Sangat tidak menyenangkan,” sungut Dania lagi.
“Hehehe ... waktu itu aku sangat kesal. Masa sudah SMP, masih dipaksa nemenin mamanya .... Aku jadi tidak bisa, sering pergi bareng teman-temanku, karena mama selalu mengajakku .... Dan mama tidak bisa ditolak waktu itu. Keinginannya jadi harga mati .... Karena tidak bisa melampiaskannya ke mama, kamu yang jadi sasarannya .... "
Kepala Galang meneleng. "Kalau kamu sudah nangis, mama akan sibuk membantu Tante Faren mendiamkanmu, jadi aku bisa sedikit leluasa. Maaf ya...”
“Oh, begitu rupanya ... syukurlah waktu itu perlindungan anak dan HAM belum santer. Aku jadi objek penderita ya hehehe ....”
Galang kembali tersenyum lebar. Dania tipe periang. Dia suka itu. “Apa kegiatan kamu sekarang, Dania?” tanya Galang.
“Aku dokter. Sibuk apa kamu sekarang?” Dania balik bertanya.
“Aku pengusaha.”
“Keliatannya kamu pengusaha sukses ya?” Dania menyapu pandangannya sekilas. Semua barang yang dikenakan Galang, merk-merk berkelas dunia.
“Wah, engga tertulis ya di keningku ‘Pengusaha muda yang tampan dan sukses’,” tangan Galang menunjuk keningnya sendiri.
“Hehehe... kamu pd banget ya,” Dania lagi-lagi tidak bisa menahan senyum, melihat wajah Galang terlihat sangat serius.
“Bagus kan daripada minder,” sahut Galang dengan ceria. Setelah berhari-hari mengikuti Dania dari jauh, baru sekarang dia berhadapan langsung dengannya. Hatinya dipenuhi kegembiraan.
Tiba-tiba gawai di saku celananya berbunyi. Sambil tersenyum, dia menekan tombol hijau.
“Halo, Ma. Apa kabar?”
“Galang, Mama ke kantor kamu. Carla bilang kamu lagi keluar, ada urusan penting.”
“Aku lagi ketemuan sama cewek, Ma, sekarang.”
“Galang...?” teriak Miranda histeris di seberang. Galang menjauhkan gawai dari telinganya. “Kamu kan sudah janji sama Mama, mau ketemu Dania! Kenapa malah ketemu cewek, sekarang?”
Dania yang melihat tingkahnya mengerutkan kening, namun Galang hanya senyum-senyum saja.
“Mama cantik, kalau marah-marah nanti cepet tua, lho .... Aku sekarang lagi ketemuan sama Dania.”
“Dania ... kok bisa?” suara mamanya terdengar curiga.
“Lho, kan Mama yang kasih aku telpon Dania, beberapa hari lalu. Ya sudah hari ini, pas kebetulan aku senggang, aku telpon dia.... Kebetulan, dia juga engga sibuk.... Jadi kami janjian ketemu,” jelas Galang.
“Mana Danianya...?.... Galang, Mama mau ngomong sama Dania!”
Galang memberikan gawainya ke Dania.
“Halo Tante,” ujar Dania.
“Dania, Tante engga nyangka, Galang akan secepat ini menghubungi kamu.... Dia pasti sudah engga sabar nunggu hari Sabtu. Gimana, menurut kamu, Galang?”
Wajah Dania memerah.
Giliran Galang yang menatapnya dengan wajah keberanan.
“Baik, Tante.”
“Dia cakep engga, menurut kamu?”
Wajahnya bertambah panas. Dia menatap Galang dengan pandangan jengah.
Mamanya pasti menanyakan hal-hal aneh, pikir Galang, melihat wajah Dania merona.
“Tante...”
“Ya sudah ... engga usah dijawab. Dia pasti lagi melototin kamu, kan?”
Dania mengalihkan pandangannya ke Galang. Galang memang sedang memperhatikannya, sambil tersenyum kecil. Dania buru-buru mengalihkan pandangannya ke laut lepas.
“Dania, dia engga ngeselin kamu, kayak waktu itu, kan?”
“Engga, Tante.”
“Ya, sudah. Tante sudah tenang sekarang.... Ok.... Selamat menikmati, ya. Tante mau telpon Mamamu, mau ijinin kamu karena akan pulang telat....” Tanpa menunggu jawaban Dania, Miranda memutuskan hubungan mereka.
Sambil tersenyum, Dania mengembalikan gawai Galang. Tante Miranda, memang suka semaunya sendiri.
“Mamaku ngomong apa?.... Muka kamu sampai berubah-ubah warna seperti itu?” tanya Galang penasaran
Bandung Barat, Senin 26 November 2018
Salam
Cici SW
Posted from my blog with SteemPress : https://cicisw.com/2018/11/26/berubah-warna-25/
Congratulations @cicisw! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
Click here to view your Board of Honor
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!