Cerpen : Sebuah Impian

in #steempress6 years ago


Dua puluh tahun kedepan Insya Allah adalah sebuah moment yang didasarkan oleh sebuah keberanian di dalam memutuskan sebuah keputusan pada hari ini. Dan hari ini sudah aku putuskan sebuah keputusan dan keputusan yang sangat besar. Keputusan yang barangkali, kau menggangap bahwa aku sedang larut dalam kegilaan. Jika, keputusan ini sungguh gila. Izinkan aku menikmati kegilaanku sendiri. Semoga kau tak ikut gila sepertiku.

Aku telah memutuskan Insya Allah 20 tahun kedepan. Jika, Allah memberkahi aku umur panjang "Aku akan membangun beberapa madrasah gratis untuk melahirkan generasi2 yang akan menjunjung tinggi kebaikan dan memperjuangkan kebenaran. Tak ada satu apapun yang diharapkan kecuali keridhoan dari Sang Pemilik Alam Semesta"

Soal teknis dan sebagainya sebagainya besok lusa kita akan menemukan jalan satu persatu. Entah bagaimana jalannya, setiap kebaikan Insya Allah, Allah akan memudahkan jalan. Memberi petunjuk akan arah mana harus dituju. Kepada siapa harus dijumpai melalui apa akan terealisasi.

Aku sudah terlalu jengkel dengan dunia yang semakin buta. Dunia yang semakin tuli. Dunia yang hatinya telah mati. Entah kepada siapa kita berharap untuk diperbaiki. Entah kepada siapa hendak kita berkonsultasi.

Alif, Insya Allah Madrasah-madrasah tersebut menjadi salah satu caraku untuk membantu berkontibusi di dalam memperbaiki apa yang seharusnya terjadi.

Alif, mudah-mudahan apa yang aku rencakan akan Allah mudahkan, dan akan Allah beri jalan.

Begitulah kira-kira apa yang Syahdan ucapkan padaku hari itu. Meski, aku juga ingin tertawa dan menganggapnya gila. Namun, sebagai teman sungguh aku tak tega.

Aku sempat meragukan dan menganggapnya sebagai sebuah lelucon semata. Namun ketika ia dengan tegas mengatakan "Mulai hari ini. Aku akan melakukan hal-hal yang akan membuatku semakin mendekat dan merapat kepada impian yang telah aku rencanakan"seketika semua keraguaan yang aku rasakan berubah menjadi sebuah keyakinan. Apalagi ditambah dengan pandangan matany yang memandang lurus kedepan, Aku dan ia seakan-akan bisa melihat dengan jelas, jauh di ujung sana bahwa semua impian yang ia ucapkan hari ini kepadaku telah terpampang menjadi sebuah kenyataan. Ia hanya butuh berjalan perlahan pada akhirnya semua tercapai.

Entahlah, aku juga tak ingin ikut gila memikirkan kegilaannya. Biarlah ia sendiri. Sebagai teman aku hanya bisa berharap dan berdoa mudah-mudahan Allah wujudkan. Amin Ya Rabbal'alamin



Posted from my blog with Steempresshttps://asrusteem.000webhostapp.com/2018/12/cerpen-sebuah-impian

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62571.47
ETH 2429.90
USDT 1.00
SBD 2.66