Bumi, Jangan Sampai Tinggal Kenangan
Bumi mulai keropos.
Kamu percaya?Coba googling “tambang batu bara amblas”. Artikel-artikel segar bulan November dan Desember 2018 masih terpampang di halaman pertama. Jalan terputus. Rumah-rumah berubah menjadi puing.
Memang masih menjadi pertanyaan apakah tambang batu baru yang melewati batas atau pembangunan rumah yang tidak seharusnya. Tapi, intinya, amblas ya amblas. Membuktikan bahwa bumi sudah keropos.Seandainya manusia nggak membutuhkan bahan bakar fosil, mungkin nggak akan ada kejadian amblas seperti itu. Lahan yang sekarang dijadikan lokasi tambang pun bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Mungkin lahan itu bisa dijadikan wilayah pemukiman yang lebih layak atau dijadikan lahan hijau. Seandainya.
Butuh-Nggak-Butuh
Sayangnya, eksploitasi tambang masih terjadi karena kita masih membutuhkan hasil tambang. Mungkin kamu nggak merasa memakai hasil tambang secara langsung, tapi hasil tambang masih melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Bensin. Dari mana kalau bukan dari minyak bumi? Air mineral. Bikin botolnya pakai minyak bumi."Aku jarang pakai kendaraan pribadi dan udah nggak pernah membeli air minum dalam kemasan, kok."
Makasih. Perubahan kecilmu sangat berarti untuk lingkungan.
Jangan lupa mencabut charger setelah digunakan. Jangan lupa mematikan lampu yang nggak diperlukan. Oh, penggunaan AC juga secukupnya sajalah, nggak perlu sampai 18°C. Hemat listrik.Apa Hubungan Listrik dan Tambang?
Sebagian besar listrik yang ada sekarang berasal dari hasil tambang. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) adalah pembangkit listrik yang masih menjadi "idola". Dalam proses menghasilkan listrik, PLTU menggunakan bahan bakar fosil. Tahun 2016, lebih dari 50 juta ton batu bara digunakan untuk menghasilkan listrik di Indonesia.
Kalau kamu masih ingat pelajaran sekolah tentang sumber daya alam (SDA), kamu pasti ingat SDA terbagi 2: yang dapat diperbaharui (renewable) dan tidak dapat diperbaharui (non renewable). Kamu juga pasti ingat batu bara termasuk kategori non renewable. Kalau setiap tahun perut bumi dikeruk hingga jutaan ton, gimana bumi nggak amblas? Jangan sampailah 80 tahun lagi, Pulau Kalimantan bolong-bolong.
Eksploitasi tambang bisa dikurangi dengan beralih ke renewable energy alias energi terbarukan alias energi yang sumbernya dari SDA yang dapat diperbaharui. Indonesia punya potensi besar untuk renewable energy. Laut, angin, panas bumi, sampai cahaya matahari melimpah ruah.
"Kenapa PLN nggak memakai renewable energy sebagai sumber utama?"
Aku juga nggak tau asal usulnya. Tapi, yang pasti, kalau sekarang mau mengubah semua pembangkit berbasis non renewable energy menjadi renewable energy, butuh waktu dan biaya mahal.
Dan, yaaa, kadang konsumen juga harus kritis, sih. Hehe. Kalau konsumen menuntut perubahan, baru deh, buru-buru berubah. Prinsip ekonomi sering begitu, sih. Tapi, aku juga nggak tau gimana cara menuntutnya. Haha. Nggak mungkin demo dengan nggak pakai listrik, seolah nggak butuh listrik. Sok atuhlah yang mau share ide. No offense untuk PLN, ya. Nggak perlu nyalahin PLN kalau kamu masih hambur-hambur listrik. Oh, ya, Paragraf ini murni kesoktahuanku.
"Kalau sumber utama PLN masih PLTU, kita bisa apa?"Bisa hemat listrik! Bisa juga nabung untuk memasang solar panel di rumah.
Nabung!
Mungkin butuh bertahun-tahun, tapi daripada pulau-pulau di Indonesia tinggal kenangan, 'kan? Hemat-hemat listrik ajalah. Tagihan berkurang, tabungan berkembang, bumi cemerlang. *halah*
Lagian, listrik dari PLTU bisa bikin atmosfer bolong. Bahan bakar fosil emisinya banyak banget, sedangkan tenaga matahari bisa dibilang emisinya nol. Emisi menyebabkan atmosfer bolong dan bumi makin panas. Jangan sampai manusia punah gara-gara kepanasan.
Kok pikiranmu kayak film sci-fi?"Biarin. Daripada pikiran egois yang nggak mau berubah walau demi anak-cucu.
Zero Waste yang Sedang Ngetren
Zero waste lifestyle mulai menjadi tren. Zero waste bukan hanya membuat sampah di TPA nggak semakin menggunung, tapi juga menghemat energi.
Bikin semua kemasan sekali pakai pasti pakai listrik, 'kan? Belum lagi, penggunaan minyak bumi sebagai bahan kemasan. Lalu, kemasan itu dibuang di TPA? Sampah di TPA diproses lagi. Salah satunya dengan cara penimbunan. Menimbunnya tentu bukan pakai cangkul, tapi pakai alat berat yang butuh bahan bakar.
Gimana caranya mengurangi kemasan sekali pakai? Yaaa, bawa wadah sendiri. Belum punya wadah? Nggak usah jajan! Kamu nggak akan mati kalau nggak jajan, tapi kamu akan mati kalau suhu bumi sudah nggak bisa ditoleransi. *galak*
Kita mungkin belum bisa melakukan perubahan besar. Tapi, "sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit". Kalau orang lain belum mau berubah, kita saja duluan. Semakin banyak orang mengubah lifestyle, pasar pun akan berubah, kok. Kalau pasar berubah, mereka yang semula belum mau berubah, mau nggak mau akan ikut berubah. Lagi-lagi, nyasar ke ekonomi.
Yah, yang penting bumi menjadi lebih baik.Sumber:
http://www.sanitasi.net/pemrosesan-akhir-sampah.html
https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-statistik-ketenagalistrikan-tahun-2016-1.pdf
Posted from my blog with SteemPress : https://afifahmazaya.com/energi-terbarukan/
Congratulations @afifahmazaya! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
Click here to view your Board of Honor
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP