Kertas Putih dan Titik Hitam (Motivasi)
Dalam satu sesi diskusi yang hangat, saya pernah menggambarkan satu titik hitam di atas selembar kertas putih yang kosong di hadapan peserta training. Lantas saya menanyakan, apa yang terlihat pada gambar tersebut. Secara spontan kebanyakan peserta training menjawab satu titik hitam. Ya! Tidak salah jawabannya, hanya saja mereka melupakan hal lainnya, yakni lembaran kertas kosong itu sendiri.
Demikian pula dalam kehidupan, miliaran orang bermimpi agar dunia berubah sesuai dengan keinginannya. Meraih prestise sebagai orang yang sukses, kaya-raya, terkenal, dikagumi, atau tergapai jutaan mimpi-mimpi lainnya. Namun, apa yang terjadi? Tidak ada yang berubah sedikit pun walau telah bertahun-tahun bekerja keras.
Akhirnya, alih-alih mengevaluasi diri sendiri, kebanyakan malah menyalahkan kenyataan dan mencari kambing hitam. Berbagai macam perasaan negatif mulai mendera hati dan pikiran. Tidak mungkinlah, nasib memang beginilah, itulah, karena dialah, karena merekalah, dsb. Ketika perhatian kita terfokus untuk menyalahkan keadaan, kita akan kehilangan energi, kekuatan, dan waktu berharga. Memang begitu mudah untuk menyalahkan keadaan, padahal tantangan sesungguhnya adalah mengubah diri sendiri. Maka tepatlah ungkapan filsuf asal Amerika Serikat, Henry David Thoreau yang mengatakan, “Tidak ada yang berubah, kita yang berubah."
Empat belas abad yang silam, Allah Swt. Tuhan kita, telah memberikan petunjuk mengenai hal ini di dalam Alquran, surat Ar-Raad ayat 11, “ ... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ....”
Pesan Tuhan ini memberikan petunjuk kepada manusia bahwa bila kita ingin mengubah sesuatu, maka pertama kali hal yang harus dilakukan adalah mengubah apa yang ada di dalam diri kita sendiri. Tuhan telah mencurahkan manusia dengan berbagai potensi, seperti panca indera (al-khawaas), akal (al-'aql), dan hati (al-qalb) yang bila diolah akan melahirkan potensi yang luar biasa.
Berharap keadaan kita berubah, tetapi tetap menggunakan mindset dan action yang sama berulang-ulang ibaratkan mengoreskan garis di atas air. Nasib kita tidak akan berubah selama kita tidak berubah dan melakukan hal yang berbeda.
Oleh karena itu, mulailah menggali kekuatan-kekuatan positif yang tersembunyi dalam diri kita, fokuskan energi untuk mengapai kehidupan yang lebih baik. Mulai saat ini, affirmasikan perjalanan menuju kehidupan yang lebih berarti. Jadilah diri kita sendiri, kita bukanlah masa lalu, bukan pula masa depan, tetapi kita adalah kita hari ini yang akan menorehkan kesuksesan di masa depan karena kita adalah sang pengubah. (@adrienoor)
pada hakikatnya manusia itu menjaga dan merubah dunia. mantap
Terima kasih Mas @irvanni13, betul manusia diberikan amanat sebagai penjaga dan pengubah dunia. Terima kasih sudah berkunjung :D
(i)mprovement di mulai dari kata (i) ,aku...
oh ya, lama ga keliatan Abah...hehe
Hehehe ... Betul juga ya Improvement, kalau diotak-atik diksinya jadi (I)mprovement= Saya yang melakukan perbaikan (dipaksain kata-katanya) He hehehe ... :D Bisa aja Mbak @lusanamaya. Ia mbak, maklum akhir bulan banyak yg harus dikerjakan. Terima kasihsudah berkunjung. Mau main lagi ya ke blog-nya mbak :D
Sampai jumpa di Bandung ya bah...hehe...jika ada waktu luang koreksi dan saran masih sangaaaaat diharapkan ...😊😊😊😊
Keep Muhasabah dan Istiqomah 🤗
We will, change our self, change the world together. Thanks for visiting Mr @tusroni :)
Jelas, ringkas, tembus ke mindset. Morning inspiration @adrienoor sensei . like it this post
Thanks for visiting, hopefully this article usefull @tyamutia sensei. :D
Keren tulisannya...
Melalui steemit... kita dapat ubah dunia yg lebih baik 👍😀
Terima kasih Mas @kiting, betul Steemit platform luar biasa, ditambah dengan KSI yang luar biasa. Secara pribadi saya yakin Steemian akan bisa membawa perubahan dunia menjadi lebih baik. Amin :)
@OriginalWorks