Ayo baca buku dan ke perpustakaan
Untuk menjadi pintar, tentu tidak mudah. Banyak faktor penunjang yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dirinya pintar. Salah satunya adalah memiliki buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Namun, tidak semua orang bisa memiliki buku. Apalagi, harga buku terkadang sangat mahal, terutama bagi kebanyakan masyarakat kita. Sebenarnya bukan hanya mahal yang menjadi faktor nya, tetapi minat baca sebagian masyarakat di zaman sekarang juga menjadi faktor utama. Karena itu, bagi kita yang suka membaca, jalan yang paling menguntungkan adalah pergi ke perpustakaan untuk meminjam atau membaca buku disana.
Sejarah mencatat, melalui buku dan perpustakaan, Islam bisa melahirkan Imam Al-Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun dan yang lainnya. Bahkan Islam pernah memiliki perpustakaan besar di masanya. Seperti perpustakaan Khalifah Dinasti Fatimiyah di Kairo, perpustakaan Baitul Hikmah di Baghdad yang didirikan oleh Harun ar-Rasyid, perpustakaan Al-Hakam di Andalus dan yang lainnya.
Bagaimana dengan kondisi sekarang?
Seringkali kita mengabaikan buku dan perpustakaan, ini akan mengakibatkan kita jatuh ke dalam jurang kemunduran.
Padahal, dengan adanya perpustakaan, akan memainkan peranan penting bagi tercipta nya budaya membaca bagi kita semua. Perpustakaan merupakan jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan.
Seorang mahasiswa di kampus saja di tuntut untuk memberikan referensi-referensi akurat dari setiap makalah yang dikerjakan, ini penting, karena akan menumbuhkan minat membaca di kalangan mahasiswa.
Tetapi, perkembangan teknologi sekarang juga menimbulkan minat baca di perpustakaan di kalangan masyarakat sekarang mengalami penurunan. Toh, kita bisa lihat, bagaimana seseorang mengambil sumber data sebuah makalah yang disusun nya di internet. Tanpa membaca buku, mereka hanya dengan cara copy paste di berbagai Web Internet, dan makalah pun selesai dengan cepat.
Sama halnya dalam menulis, bagaimana kita bisa menulis tapi tidak pernah membaca?
Sekarang, perpustakaan sudah tersebar dimana-mana. Di Banda Aceh saja ada beberapa perpustakaan yang menjadi rujukan bagi para dosen, mahasiswa guru, dan siswa. Sebut saja yang paling besar adalah pustaka wilayah yang sering disebut dengan sebutan Puswil. Tentu nya ini memudahkan kita untuk mencari referensi ataupun hanya sekedar membaca untuk menambah ilmu pengetahuan.
Dan kita juga tidak bisa menafikan, kekurangan di beberapa perpustakaan seperti halnya sarana maupun prasarana nya. Tapi jangan jadikan ini sebuah hambatan.
Karena itu, pergunakanlah waktu kita untuk pergi ke perpustakaan-perpustakaan dan membaca buku sebanyak-banyaknya. Tidak ada kata terlambat untuk maju, tergantung sejauh mana kita mampu menggunakan perpustakaan dan buku sebaik-baiknya.
Ayo budaya kan membaca dan pergi ke perpustakaan. Salam Literasi.
Banda Aceh, 8 Mei 2018
Saya pribadi lebih suka membaca di google, karena di google pustaka abad modern menurut saya !!
Yang penting, masih mau membaca . Dimanapun itu. 😯
Yaaa bereh" ..!!
Jangan lupa berhadir kesana yaah .. Hhaaaa
Sebenarnya, memurut saya, sekarang makin mudah mendapatkan bacaan, yang jadi masalah adalah minat baca, mungkin ini berkaitan dengan banyak faktor juga, salah satunya mungkin akses: sumber bacaan ada banyak tapi tak terjangkau. Atau jangan-jangan minat baca justru mati di bangku-bangku sekolah? 😐
Tak terjangkau bagaimana maksudnya bung @aneukpineung78?
Saya pernah mengalami spt itu, minat baca saya mentok sampai Sma saja.
Apalagi dulu tidak ada gebrakan" yang dilakukan untuk menunjang budaya membaca.
Sekarang gerakan Literasi sekolah menjadi sebuah terobosan baru di dunia pendidikan, di mulai sejak sekolah. Ini bagus untuk meningkatkan budaya membaca bagi para murid.
Itu hanya salah satu pikiran saya saja, misalnya perpustakan yang jauh dari sesebuah komunitas, tetapi apakah komunitas yg dekat dengan perpustakaan sendiri suka datang ke perpustakaan?
Tapi saya sendiri tidak tahu pasti, apakah memang minat baca masyarakat kita rendah atau bagaimana, tetapi dari banyak desas-desus katanya demikian. Tetapi saya pribadi menolak jika disebut tak memiliki minat baca, saya hanya memilih-milih bacaan, saya pikir itu juga yang dilakukan oleh kebanyakan orang lain.
Tentang dibangunnya budaya baca sejak di sekolah atau dalam komen bang @achieymasrur di atas disebut "gerakan literasi sekolah", saya tidak bisa mengkomen apa-apa, karena jangankan tahu apa gerakan itu, dengarnya saja baru kali ini (mungkin ini akibat terlalu milih-milih bacaan, hehe), tetapi saya percaya bahwa pemerintah pasti akan terus melakukan dan mendukung usaha-usaha ke arah mencerdaskan masyarakat, semoga buahnya bagus.
Itu tergantung komunitas itu sendiri. Visi misi dalam komunitas dan segala macam.
Tp, mungkin hanya sebagian saja yg memiliki minat baca rendah, saya juga tidak bisa mengkalkulasikan pasti kenapa!
Ane juga milih-milih bacaan bung, 😂😂. Spt yg saya bilang kemarin, saya hanya suka ttg sejarah, biografi, cinta, dan yg hampir" sama dengan ini. 😂
Untuk gerakan Literasi sekolah, saya taunya sudah dari tahun 2016, ini terobosan yg menarik. Apalagi duta baca sekarang mba najwa, gencar melakukan gerakan Literasi sekolah.
Amiiiiiinnn.
setuju
Terima kasih bg
Congratulations @achieymasrur! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Suka membaca adalah satu sikap yang baik. Saya juga suka membaca... di Steemit. 😆
Di steemit di harus kan untuk membaca 😂