Masihkah guru digugu dan ditiru....?
()
Guru Masihkah Digugu dan Ditiru...?
Guru, sang pahlawan tanpa tanda jasa. Setiap mendengar hymne guru setiap kali pula penulis meneteskan air mata, terharu, sedih , bangga bercampur baur menjadi satu.
Saya bangga menjadi seorang guru, saya bangga punya seorang ayah yang juga guru, saya bangga punya bibi guru , bahkan mertua saya juga guru, saya bangga terlahir dari keluarga guru, hidup , besar dan dewasa dikalangan guru.
Guru adalah sosok yang harus digugu dan ditiru, digugu (dipercaya) setiap ucapannya dan ditiru (diikuti) setiap sikap dan prilakunya . Namun kini timbul pertanyaan, masihkah guru sebagai sosok yang harus digugu dan ditiru...? Agak sulit untuk menjawabnya. Jadi.. biarlah dijawab oleh Bapak dan Ibu guru sendiri karena ditangan mereka masing masing, ada kunci jawabannya.
Kita tidak sedang membicarakan guru yang berdemo menuntut TPK tak dihapuskan, juga tidak sedang membicarakan guru menjemput murid murid disekolah lalu mengajak berdemo, tidak. Sekali lagi tidak.
Tetapi maraknya tawuran pelajar, kekerasan disekolah dan berbagai problem yang dihadapi dunia pendidikan, tentu tidak dapat dipisahkan dari peran guru .Guru dapat digugu apabila layak menjadi sosok yang dapat dipercaya. Guru pantas ditiru apabila tampil seebagai sosok yang dapat diteladani siswanya.
Banyak indikator untuk menempatkan guru sebagai sosok yang layak digugu dan ditiru. Namun paling tidak kita ambil saja dua indikator yaitu kompetensi dan sikap.
Guru dapat digugu karena kompetensinya dan guru dapat ditiru karena sikapnya. Guru tidak hanya menjalankan tugas mengajar didepan kelas tetapi guru dituntut untuk mampu mengembangkan kemampuan dan kecerdasan siswa secara komprehensif, baik intelektual, emosional dan spiritual.
Siapapun yang menjalankan profesi sebagai guru harus memiliki kepekaan terhadap berbagai realitas dan dinamika kehidupan. Guru tidak hanya dituntut mampu melakukan transformasi ilmu dan pengetahuan kepada siswa semata. Tetapi guru juga harus memiliki tanggungjawab yang besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Ingat sobat, kualitas guru tidak dinilai dari gelar sarjana yang dimilikinya atau kelulusan program sertifikasi yang diperolehnya. Kualitas guru pada dasarnya tercermin melalui kualitas anak didik yang dihasilkannya.
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru, Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku, Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku, Sebagai prasasti trima kasihku tuk pengabdianmu.....
dibalik perjuangan slalu ada harapan
ku pote saudara
Thanks