Strategi dan Trik Mengaktifkan Mahasiswa dalam Pembelajaran Matematika
Melaksanakan suatu pembelajaran yang efektif merupakan keinginan dari semua pihak, yaitu pengajar, pembelajar, pimpinan, dan lain sebagainya. Dalam kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif tersebut. Kendalan tetsebut boleh jadi karena managemen lingkungan kelas yang belum tepat, kemampuan pengajar, sarana dan prasarana, kebijakan, dan lain sebagainya. Hal ini diperkuat oleh sanjaya (2010) bahwa agar terlaksana pembelajaran yang efektif harus terpenuhi tiga aspek, yaitu kemampuan guru, tersedia sarana dan prasarana dan kebijakan pimpinan.
Suatu indikator bahwa pembelajaran itu efektif apabila memenuhi 4(empat) aspek, yaitu: (1) Aktivitas mahasiswa baik; (2)Aktivitas pengajar baik; (3) Respon siswa meningkat; dan (4) Hasil belajar tuntas. Keseluruhan aspek tersebut akan saling berhubungan satu dengan lainnya. Untuk dapat terlaksana dengan baik aspek tersebut, maka diperlukan strategi yang jitu dari seorang pengajar.
Untuk dapat terlaksana dengan baik pembelajaran yang efektif dalam perkuliahan pada kesempatan ini saya akan coba berbagi strategi dan trik sederhana yang sudah saya praktekkan. Strategi ini dilatarbelakangi oleh Ketifakefektifan mahasiswa dalam perkuliahan ditempat saya mengajar. Mayoritas mahasiswa ketikan berada di ruang kuliah hanya akan menerapkan Duduk, Dengar, dan Diam (3D). kondisi ini tentunya akan membuat suasana kelas tidak hidup dan lama kelamaan menjadi suatu pemandangan yang tidak menyenangkan.
Pernah suatu ketika saya mencoba bertanya ke beberapa mahasiswa yang mayoritasnya sebagai peminat 3D tersebut perihal mengapa mereka kurang antusias dalam belajar di ruang. Dari jawaban mereka dapat disimpulkan bahwa mereka takut mengeluarkan pendapat, pendapatnya nanti salah, tidak ada beda antara yang berpendapat atau tidak, strategi belajar yang tidak menyenangkan, dan lain sebagainya.
Apa yan saya paparkan di atas merupakan kasus yang sering dan sudah umum terjadi. Akan tetapi terkait dengan mahasiswa yang masih malu-malu dalam menunjukkan performance nya dal perkuliahan masih belum banyak perhatian kita sebagai pengajar.
Mengantisipasi hal tersebut sudah 2 tahun ini dalam setiap mengajar saya membuat semacam portofolio aktivitas mereka yang kemudian saya namai dengan lembar performance. Hal ini bertujuan untuk mencatat apapun yang mereka respon. Ini sanga beralasan kiranya, ketika kita menghargai apa yang lakukan oleh mahasiswa, maka semangat mereka untuk belajar akan muncul. Adapun bentuk fortopolio yang saya maksud sebagai berikut
Adapun isi dari lembar performance tersebut adalah biodata mahasiswa meliputi Nama, NPM, IPK, Hobi, dan Alamat. Item berikutnya adalah urutan pertemuan, kondisi kehadiran, keefektifan dalam ruang, cara berkomunikasi/menjawab, kemampuan bertanya, sikap, dan adanya bonus. Pada setiap item tersebut saya kategorikan kedalam 3 (tiga) tingkatan. Terkait dengan bonus, ini merupakan yang sangat menarik bagi mahasiswa karena disini mereka bisa mengumpulkan poin yang sangat tinggi. Adapun bentuk lembar performance ini dapat saya contohkan sebagai berikut
Untuk mendukung lembar performance tadi, maka kepada setiap mahasiswa saya berikan sebuah bahan ajar untuk dipelajari. Bahan ajar tersebut sudah mencakup 16 (enam belas) pertemuan. Adapun gambaran isi dari bahan ajar dapat saya tunjukkan berikut ini.
Supaya mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar tersebut berikutnya dibentuk kelompok belajar yang terdiri dari 3 (tiga) orang. Ada yang unik dalam pembentukan kelompok ini, yaitu mengenai kesetaraan antara ketua dan anggota. Kepada ketua saya modali dengan nilai A dengan syarat mereka akan mengajarkan anggota kelompoknya sampai bisa memahami bahan ajar tersebut. Ada konsekuensi dari strategi ini, jika ketua tidak berperan seperti yang ditugaskan maka nilainya pada akhir semester akan turun. Dalam hal ini dapat saya nyatakan bahwa dalam setiap kelompok dengan performance yang ditunjukkan setiap ketua kelompok sedang bergerak dari nilai A ke nilai E, kecuali dia aktif dan giat mengajarkan anggotanya maka nilainya akan bertahan. Setiap anggota kelompok sedang bergerak dari nilai E Ke nilai A, kecuali dia malas maka nilainya akan tetap.
Supaya kelompok dapat melaksanakan hal tersebut diatas, maka seminggu sebelum pembelajaran dimulai mereka sudah diberikan kesempatan untuk belajar dengan kelompoknya. Untuk mengatasi permasalahan selama mereka belajar kelompok maka saya telah membentuk group belajar di WA.
Pada saat perkuliahan tiba, mahasiswa duduk secara berkelompok dan mendiskusikan kembali dalam waktu 10 menit terhadap bahan ajar yang telah diberikan. Berikutnya dilanjutkan dengan presentasi terhadap bahan ajar yang telah dipelajari dalam bentuk menyelesaikan soal ke depan disertai dengan penjelasan. Penampil akan digilir dan sifatnya adil untuk semua kelompok. Setiap respon yang ditunjukkan kemudian akan dicatat di lembar performance. Adapun suasana pembelajaran dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini (
Pada akhirnya strategi yang saya terapkan tersebut membuat pembelajaran matematika menjadi sangat hidup dan menyenangkan. Hal ini dapat dipahami bahwa ketika setiap respon yang mereka tunjukkan dan itu dicatat maka pada akhirnya minat mahasiswa untuk belajar akan meningkat.