Tak Gentar
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Arga. Ia terkenal pemberani dan tak mudah menyerah. Namun, di desa itu, ada satu hal yang ditakuti banyak orang—hutan di ujung desa.
Orang-orang percaya bahwa hutan itu angker. Banyak yang bilang ada suara-suara aneh terdengar di malam hari, dan beberapa penduduk yang masuk ke sana mengaku melihat bayangan hitam yang menyeramkan.
Suatu hari, bola Arga terlempar jauh saat ia bermain dengan teman-temannya. Sialnya, bola itu masuk ke dalam hutan. Teman-temannya langsung mundur ketakutan, tapi Arga tidak. "Aku akan mengambilnya," katanya dengan mantap.
"Jangan, Arga! Nanti kau hilang di sana!" kata seorang temannya.
Namun, Arga tetap maju. Ia melangkah dengan hati-hati, mendengar suara ranting patah di bawah kakinya. Udara di dalam hutan terasa lebih dingin, dan cahaya matahari hampir tak bisa menembus dedaunan lebat.
Tiba-tiba, terdengar suara gemerisik dari balik semak-semak. Arga berhenti sejenak, tetapi bukannya lari, ia justru mendekat. Saat itulah ia melihat sesuatu yang mengejutkan—seekor rusa kecil yang terjebak dalam jaring.
Rusa itu meronta ketakutan. Arga segera mengeluarkan pisau kecil yang selalu ia bawa dan memotong jaring tersebut. "Tenang, aku akan menolongmu," bisiknya. Tak lama kemudian, rusa itu berhasil bebas dan berlari menjauh.
Arga tersenyum lega. Saat ia melangkah lebih jauh, ia menemukan bolanya tersangkut di akar pohon besar. "Ketemu!" serunya.
Dengan bola di tangan, Arga kembali ke desa. Teman-temannya langsung mengerumuninya dengan kagum. "Apa kau bertemu hantu?" tanya salah seorang.
Arga tertawa. "Tidak ada hantu di sana. Yang ada hanya rusa malang yang butuh bantuan."
Sejak hari itu, desa mulai percaya bahwa hutan itu bukanlah tempat yang menyeramkan, melainkan bagian dari alam yang harus dijaga. Dan Arga? Ia tetap menjadi anak pemberani yang tak gentar menghadapi tantangan.