Cinta Starla
Di sebuah kota kecil yang selalu diterangi gemerlap lampu kafe dan suara gitar jalanan, hiduplah seorang gadis bernama Starla. Dia bukan sekadar gadis biasa; ada sesuatu dalam caranya tersenyum yang bisa membuat orang lain merasa nyaman, seperti kopi hangat di pagi hari.
Starla adalah seorang penyanyi di sebuah kafe tua di sudut jalan. Suaranya lembut, namun penuh dengan emosi yang mendalam. Setiap malam, dia menyanyikan lagu-lagu yang membuat para pengunjung terhanyut dalam kenangan mereka sendiri. Namun, di balik senyumnya, ada kisah yang tidak semua orang tahu.
Suatu hari, seorang pria bernama Arka datang ke kafe itu. Ia bukan pengunjung tetap, hanya seseorang yang kebetulan singgah setelah perjalanan panjang. Saat pertama kali mendengar suara Starla, hatinya bergetar. Lagu yang dinyanyikan gadis itu seperti mengisahkan sesuatu yang pernah ia alami—tentang kehilangan, tentang penyesalan, dan tentang harapan yang masih tersisa.
Malam itu, setelah lagu terakhir selesai, Arka memberanikan diri untuk berbicara dengan Starla. "Lagumu menyentuh hati," katanya pelan. Starla tersenyum, "Terima kasih. Aku hanya menyanyikan apa yang aku rasakan."
Percakapan singkat itu menjadi awal dari sesuatu yang lebih dalam. Hari demi hari, Arka kembali ke kafe itu, bukan hanya untuk mendengar Starla bernyanyi, tetapi juga untuk mengenalnya lebih jauh. Perlahan, Starla mulai membuka hatinya. Dia bercerita tentang impiannya yang dulu hampir pupus, tentang seseorang yang pernah pergi meninggalkannya tanpa kata, dan tentang bagaimana musik menjadi satu-satunya tempat ia bisa jujur pada dirinya sendiri.
Arka mendengarkan dengan sabar. Ia tidak datang dengan janji-janji manis atau kata-kata besar, tapi dengan kehadiran yang membuat Starla merasa tidak sendirian lagi.
Suatu malam, ketika hujan turun deras, Arka mengajak Starla berjalan di bawah lampu jalan yang temaram. "Starla," katanya, "Aku ingin menjadi bagian dari lagumu. Bukan hanya sebagai pendengar, tapi sebagai seseorang yang ingin membuat cerita baru bersamamu."
Starla terdiam. Ia tahu bahwa membuka hati bukanlah hal mudah, tapi untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia ingin percaya lagi pada cinta.
Dan di malam yang basah itu, dengan suara hujan sebagai latar, Starla menyadari bahwa mungkin, kali ini, cintanya tidak akan menjadi lagu tentang kehilangan—tetapi tentang menemukan kembali arti bahagia.