Menyentuh Hati

in #steemexclusive23 hours ago

istockphoto-1093187450-612x612.jpg

Pagi itu, hujan rintik-rintik membasahi jalan setapak di sebuah desa kecil. Udara dingin menyelimuti perkampungan, namun di sebuah rumah sederhana di ujung jalan, seorang wanita tua bernama Ibu Siti tetap bangun lebih awal untuk menyiapkan makanan. Tangannya yang keriput dengan cekatan mengiris sayuran dan mengaduk bubur dalam panci besar di atas tungku kayu.

Sejak suaminya meninggal, Ibu Siti tinggal sendirian. Anak-anaknya merantau ke kota dan hanya sesekali pulang. Namun, ia tidak pernah merasa sepi karena setiap pagi ia membuka pintu rumahnya untuk anak-anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan. Dengan sepiring nasi hangat dan semangkuk sayur sederhana, ia berbagi kasih sayang yang tak pernah surut.

Di seberang jalan, seorang anak laki-laki bernama Rian memperhatikan Ibu Siti dari jauh. Ia adalah anak yang kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan, dan kini tinggal di rumah bibinya yang kurang peduli padanya. Setiap hari, Rian hanya bisa menelan ludah melihat anak-anak lain menikmati makanan dari tangan hangat Ibu Siti.

Hari itu, perutnya terasa sangat lapar, namun rasa malu menahannya untuk melangkah. Ia hanya berdiri di balik pagar bambu, memandangi suasana rumah sederhana itu dengan tatapan ragu. Ibu Siti, yang sudah terbiasa membaca raut wajah anak-anak, tersenyum lembut.

“Nak, mari masuk. Kamu pasti lapar,” panggilnya lembut.

Rian terkejut, ia tidak menyangka bahwa wanita tua itu memperhatikannya. Dengan langkah ragu, ia mendekat. Saat duduk di bangku kayu tua dan menerima sepiring nasi hangat dari tangan Ibu Siti, air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. Ia merasa seperti berada di rumah, di sisi ibunya yang dulu selalu menyajikan makanan dengan penuh cinta.

“Terima kasih, Nek,” bisiknya dengan suara bergetar.

Ibu Siti tersenyum, mengusap kepala bocah itu dengan kasih sayang. “Tidak perlu berterima kasih, Nak. Kau juga cucuku sekarang.”

Sejak hari itu, Rian selalu datang setiap pagi, bukan hanya untuk makan, tetapi juga untuk mendengar cerita-cerita hangat dari Ibu Siti. Dalam pelukan kasih seorang nenek yang bukan darah dagingnya, Rian menemukan kembali makna rumah—tempat di mana hati yang tulus akan selalu memberi tanpa mengharap balasan.

Dan di sana, di rumah kecil di ujung jalan, kasih sayang terus mengalir, menyentuh hati siapa saja yang membutuhkannya.

Coin Marketplace

STEEM 0.13
TRX 0.24
JST 0.031
BTC 81549.76
ETH 2085.72
USDT 1.00
SBD 0.84