Kancil yang Mencuri Mentimun
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah seekor kancil yang terkenal cerdik. Suatu hari, kancil merasa sangat lapar setelah berlari-lari di hutan. Ia berjalan mencari makanan hingga tiba di ladang mentimun milik Pak Tani.
"Ah, mentimun segar! Ini pasti enak," pikir kancil sambil menjilat bibirnya. Tapi ada pagar bambu yang mengelilingi ladang itu. Dengan akalnya yang cerdik, kancil mencari celah dan menemukan lubang kecil di bawah pagar. Ia pun masuk dengan hati-hati dan mulai memakan mentimun satu per satu.
Setelah puas makan, kancil pun bersiap keluar. Namun, perutnya kini kembung karena terlalu banyak makan. Saat mencoba melewati lubang kecil tadi, ia tersangkut! Kancil mulai panik, tapi kemudian ia mendengar suara langkah kaki mendekat.
"Siapa yang berani mencuri mentimun di ladangku?" terdengar suara marah Pak Tani.
Kancil tahu ia harus berpikir cepat. Ia pura-pura menangis dan berkata, "Ampun, Pak Tani! Saya tidak mencuri. Saya hanya terjebak di sini karena sedang dikejar harimau!"
Pak Tani mengernyitkan dahi, merasa ragu. Tapi sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, kancil berhasil menarik tubuhnya keluar dengan sekali hentakan dan langsung berlari sekencang-kencangnya ke dalam hutan.
Pak Tani hanya bisa menggeleng-geleng. "Dasar kancil licik!" katanya. Sejak hari itu, ia memperkuat pagar ladangnya agar kancil tak bisa mencuri lagi.
Sementara itu, kancil berjanji dalam hati untuk tidak terlalu rakus lagi—agar tak terjebak dalam masalah yang sama!