5 KEAJAIBAN JALINAN SILATURRAHMI
Oleh
Tgk. Amri Zainal Abidin, S.Pd, M.Pd*
- Pengurus Sirul Mubtadin Ranting Tangse. Dewan Guru Yayasan Dayah Syamsul Ma’rifah Al-Aziziyah Tangse. Kabid Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Kecamatan Tangse.
Pengurus Partai PAS Aceh MPC Tangse. Anggota Nahdatul Ulama (NU) Pidie
Serta Alumni Pasca Sarjana IAIN Lhokseumawe, Aceh Utara, Indonesia.
Selasa, 30 Juli 2024 adalah suatu moment dan memorial reonian yang sangat berkesan dimana alumni dari MAN Beureunuen tahun 1996 khususnya kelas A1 Agama, telah Allah pertemukan kembali setelah 28 (dua puluh delapan tahun) tidak bersua dan berjumpa.
Wajah wajah ceria, bahagia sekali berjumpa hilang semua duka lara, mengigatkan cerita cerita dahulu disekolah Agama. Banyak profesi yang berbeda tetapi tetap satu dalam momen silaturrahmi agama di Indatu Coffe Jalan Banda Aceh Medan Keumangan Beureunuen Pidie Aceh.
Jarak yang ditempuh puluhan batu, tidak menjadi halangan dan rintangan. Hujan dan debu jalan menjadi semangat untuk menjalin silaturrahmi. Niat dan tekad bulat padu menjadi satu apa lagi mengingat hadis dari Baginda Nabi Sallahu'alai Wasallam bersabda: ”Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah ia menghubungkan tali silaturahmi” (HR Bukhari dan Muslim).
Penulis yang pada saat itu sebagai ketua kelas, ingin mengabadikan kenangan ini dalam bentuk tulisan dalam perspektif islam. tujuan penulisan ini adalah sebagai paparan kegiatan dan harapan kegiatan dimasa yang akan datang.
Perasaan penulis sendiri, sangat bahagia bila berjumpa dengan teman teman sekelas setelah lama tidak berjumpa. Penulis mengibaratkan "INILAH AMALAN PENGHUNI SYURGA" (Salam, Tegur sapa, tanya kabar berita & berbahagia)
Dalam Al-Qur'an Surat Ash-Shaffat, ayat 50-61 Allah telah mengambarkan bagaimana kegiatan penghuni syurga, dimana amalan lain telah Allah haramkan hanya tinggal satu amalan yang tersisa yaitu "SILATURRAHMI" berikut kisahnya dlam Al-Qur'an.
{فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ (50) قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ (51) يَقُولُ أَئِنَّكَ لَمِنَ الْمُصَدِّقِينَ (52) أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَئِنَّا لَمَدِينُونَ (53) قَالَ هَلْ أَنْتُمْ مُطَّلِعُونَ (54) فَاطَّلَعَ فَرَآهُ فِي سَوَاءِ الْجَحِيمِ (55) قَالَ تَاللَّهِ إِنْ كِدْتَ لَتُرْدِينِ (56) وَلَوْلا نِعْمَةُ رَبِّي لَكُنْتُ مِنَ الْمُحْضَرِينَ (57) أَفَمَا نَحْنُ بِمَيِّتِينَ (58) إِلا مَوْتَتَنَا الأولَى وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ (59) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (60) لِمِثْلِ هَذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ (61) }
Artinya :
Lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain sambil bercakap-cakap. Berkatalah salah seorang di antara mereka, "Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman, yang berkata, 'Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)? Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?’ Berkata pulalah ia, 'Maukah kamu meninjau (temanku itu)?’ Maka ia meninjaunya, lalu ia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala. Ia berkata (pula), 'Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku. Jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka). Maka apakah kita tidak akan mati, melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di akhirat ini)? Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar. Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja'.”
Sesuai dalam keterangan ayat tersebut, penduduk surga ternyata saling mengunjungi. "Maka, sebagian menemui sebagian yang lain." Pemberitaan tersebut menggambarkan keakraban dalam berkomunikasi yang dibumbui dengan canda ceria di antara mereka. Pembicaraan antara mereka boleh jadi masalah yang ringan, tetapi baik dan penuh makna.
Dikutip dari buku berjudul Qalbun Salim (Hati yang Damai) karya Prof Dr M Yunan Yusuf dijelaskan mereka bukan saja saling bercerita tentang pengalaman kenikmatan yang mereka rasakan di surga, melainkan juga pengalaman ketika masih berada di dunia.
Semoga pertemuan dan jalinan silaurrahmi didunia ini Allah kekalkan dalam SyurgaNya juga saling menziarahi dan silaturrahmi. Amin ya Rabbal 'Alamin.
Berikut beberapa Keajaiban Silaturrahmi dalam persektif Islam.
Menjauhkan dari api neraka. Umat muslim yang menjalin kembali silaturahmi akan terhindar dari api neraka. Seperti yang dijelaskan dalam hadist HR Bukhari dan Muslim, “Engkau menyembah Allah Swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menyambung tali silaturahmi.”
Dilancarkan rezeki dan umurnya. Silaturahmi memiliki nilai pahala yang besar. Dengan silaturahmi akan dilapangkan rezekinya, serta dipanjangkan umurnya. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari dan Muslim, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi.”
Dimuliakan di dunia dan di akhirat. Menyambung kembali tali silaturahmi yang telah terputus adalah sikap terpuji atau mulia yang dicintai oleh Allah Swt. Seseorang yang memiliki sikap tersebut akan dimuliakan di dunia maupun di akhirat.
Memperluas persaudaraan antar sesama. Dalam ajaran Islam kita semua adalah sama bersaudara meskipun agama kita berbeda, bukan alasan untuk saling membenci dan menghindar satu sama lain karena kita diciptakan untuk saling membutuhkan.
Menjaga keharmonisan. Menjaga keharmonisan dengan cara saling memaafkan saat bersilaturahmi dapat menjalin kerukunan dalam hubungan keluarga, relasi, masyarakat. Karena setiap manusia mempunyai dosa baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Semoga dengan tulisan artikel ringkas ini, Allah berikan kegemaran dalam hati kita untuk menjalin silaturrrahmi dan kunjung mengunjungi antar sesama Islam dengan niat karena Allah Ta'ala.
Sebagai penutup penulis ingin mengutip sebuat quote dari Tony Robbins berkata “The quality of your life is the quality of your relationships.” —