Nama-Nama Bulan Dalam Bahasa Aceh

in #sejarahaceh6 years ago

Salam sejahtera buat semua stemiit,,dalam rangka ini saya ingin memperkenalkan nama kalender yang semenjak dari dulu telah di cetuskan oleh orang terdahulu. Namun seiring berlalu waktu kebanyakan dari kita lupa akan asal usul kita. Dengan ini mari kita sama-sama saling mengingatkan. Menye ken tanyoe soe syit :D

1.Asan Usen Hasan Husen#(Muharram)

Asan Usen (Muharram), bulan pertama dalam hitungan masyarakat Aceh, bisa disebut sebagai bulan berkabung,, karena dalam bulan itu dua cucu Rasulullah yaitu Saidina Hasan dan Saidina Husin syahid dan pada hari ke 10 dalam bulan tersebut biasanya kaum ibu ibu memasak bubur yang biasa di sebut Kenduri Asyura untuk dibagikan kepada tetangga.

Screenshot_20.jpg

2.Sapha (Safar)

Sapha (Safar), bagi masyarakat Aceh bulan tersebut dianggap panas atau kurang baik dimana dalam bulan ini masyarakat Aceh sangat menghindari beberapa acara besar seperti Pesta Walimah atau mengawinkan anak, membangun rumah dan acara acara lain yang bersifat istimewa. Rabu Abeh adalah hari Rabu diminggu ke empat dalam bulan tersebut dimana dahulu masyarakat Aceh berbondong bondong pergi kelaut untuk membuang sial atau disebut juga Tolak Bala dengan mandi sepuasnya dilaut dengan harapan akan larung semua sialnya dalam tahun tsb. namun belakangan ini Ritual tsbt sudah hampir hilang dalam masyarakat Aceh karena dianggap bertentangan dengan syariat Islam atau syirik.

Screenshot_21.jpg

3.Mauloed (Muloed Phon)#(Rabi'ul A'wal)

Dan

4.Adoe Mauloed (Mauloed Keudua)#(Rabi'ul A'khir)

Mauloed Phon, Adoe Mauloed (Rabiul A'wal dan Rabiul A'khir) dalam bulan ini masyarakat Aceh memperingati hari kelahiran Rasulullah yakni pada tgl 12 Rabiul A'wal dengan menyelenggarakan kenduri ditiap tiap rumah dan memasak aneka makanan kemudian mengundang sanak saudara serta kenalan untuk datang kerumah, beberapa kabupaten di Aceh selain mengundang kerumah ada juga yang membawa kenduri tsbt ke Mesjid atau Menasah untuk dibagikan kepada fakir miskin, anak yatim dan Bisan Gampong, atau warga kampung tetangga yang diundang khusus, biasanya beberapa kampung tetangga, bisa mencapai 10 hingga 20 kampung tetangga yang diundang.
Bulan Maulid bisa dibilang sebagai hari raya ketiga bagi masyarakat Aceh setelah hari raya Puasa dan Haji, karena pada bulan Maulid, saat khenduri dikampung banyak perantauan yang pulang kampung untuk merayakannya,

Screenshot_23.jpg

Biasanya juga, setelah Khenduri disiang hari, pada malamnya diadakan Dakwah oleh seorang Ustad (Teungku) yang diundang khusus untuk mendakwah, sebagai maksud mengenang kembali detik detik kelahiran Rasulullah.
Kenduri Maulid berlangsung selama hampir tiga bulan lebih, yakni dimulai pada bulan Mauloed Phon, Adoe Mauloed, Bungong Kayee hingga pertengahan bulan Boh Kayee dan dalam masa itu setiap kampung akan mengatur jadwal sendiri harinya dan diusahakan tidak bersamaan hari kenduri dengan kampung yang berbisan.

Screenshot_22.jpg

Screenshot_24.jpg

5.Bungoeng Kayee #(Jumadzil Awal)

Dan

6.Boh Kayee #(Jumadzil Akhir)

Bungoeng Kayee dan Boh Kayee (Jumadzil Awal dan Jumadzil A'khir), dalam bulan ini kenduri maulid masih dilakukan, dan dalam dua bulan ini juga pohon pohon mulai berbunga dan berbuah.

Screenshot_1.jpg

Screenshot_25.jpg

7.Apam #(Rajab)

Apam (Rajab), dalam bulan ini masyarakat Aceh mengadakan Teot Apam atau Kenduri Apam (semacam kue Serabi), dimana tiap tiap rumah akan membuat kue serabi beserta kuah nya biasanya semacam kolak, seperti pisang atau nangka yang dimasak dengan santan, kemudian dibagi bagikan kepada tetangga atau dibawah ke mesjid atau menasah untuk dibagi bagikan kepada orang orang yang lewat

Screenshot_26.jpg

8.Khanduri Bu #(Syakban)

Khanduri Bu (Syakban) atau disebut juga Khanduri Beureu'at. dalam bulan ini tepatnya tanggal 15 Syakban, masyarakat Aceh mengadakan khanduri bu, atau khanduri beureuat pada siang hari, hampir sama seperti maulid namun dalam skala kecil, karena biasanya kendurinya dibawa ke mesjid atau menasah dan dibagikan kepada kaum laki laki tua muda dan anak anak warga kampung tersebut.

Kemudan pada malamnya yakni Malam Nisfu Syakban (sebagaian ada yang melaksanakan kenduri tsbt setelah shalat magrib, dimakan bersama sama oleh warga desa kemudian dilanjutkan dengan doa doa hingga memasuki waktu sholat isya kemudian dilanjutkan dengan doa doa hingga menjelang tengah malam.
Pada masa listrik belum sampai ke kampung kampung, hampir tiap Babah Reot (pintu pagar) dipasangi lampu teplok (Panyoet Ceulot) pada malam tsbt.

Screenshot_27.jpg

9.Puasa #(Ramadhan)

Puasa (Ramadhan) adalah bulan utama bagi masyarakat Aceh, dimana bulan tsbt lebih banyak digunakan untuk beribadah, mengurangi rutiitas pekerjaan yang tidak mendesak, dalam bulan tersebut lebih banyak membaca kitab kitab atau meuteula'ah dan pada malamnya sehabis shalat tarawih dilanjutkan dengan Tadzarus atau meudaroih.

Screenshot_28.jpg

10.Uroe Raya #(Syawal)

Uroe Raya (Syawal) dihari pertama dalam bulan tsbt dirayakan dengan sangat meriah sebagai bentuk kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, diiringi takbir takbir yang dimulai pada malamnya hingga pagi tiba waktu shalat ied, seluruh masyarakat Aceh bersuka cita dengan pakaian baru, kue kue aneka rupa dan rasa, saling mengunjungi sanak saudara (ini juga dilakukan oleh masyarakat muslim seluruh dunia).
Hampir semua masyarakat Aceh diperantauan kembali ke kampung mengunjungi keluarga, handai taulan dan kerabat kerabat.
Ada juga sebagian kampung di Aceh pada malam hari raya yang memasang meriam bambu dengan suara keras keras disambut oleh kampung tetangga dengan hal serupa (biasanya perang meriam bambu dilakukan setalah takbir), pada malam itu kebanyakan kaum ibu membuat timphan dan aneka kue kue lainnya untuk esok hari.
pada hari kedua dan seterusnya (biasa selama 7 hari sejak hari pertama hari raya) warga perantau yang pulang kampung berserta warga kampung lainnya khusunya laki laki akan menyumbang untuk acara halal biahal atau meulumak yaitu semacam kenduri anak muda, memasak Bu Lumak di menasah untuk dibagi bagikan kepada warga kampung dan juga dimakan bersama sama, biasaya juga dilanjutkan dengan ceramah atau dakwah halal bihalal pada malam harinya.

Screenshot_29.jpg

Dan tak luput juga tradisi mudik yang sangat kita rindukan

Screenshot_30.jpg

11.Meurapet <Meuapet, Mapet>#(Dzuqa'idah)

Murapet, Meuapet, Mapet (Dzulqa'idah) disebut meurapet atau meuapet atau mapet, karena bulan ini berada diantara dua hari raya, yaitu hari raya Puasa dan hari raya Haji.

Screenshot_31.jpg

12.Haji #(Dzulhijjah)

Haji (Dzulhijjah) adalah bulan orang orang yang mampu menunaikan ibadah haji ke Baitullah, dimana pada tanggal 10 Dzulhijjah adalah hari raya, sama seperti hari raya puasa, dirayakan dengan meriah dimulai pada malamnya dengan takbir takbir memuji Allah, dan setelah shalat hari raya dilanjutkan dengan pemotongan hewan Qurban.
Dalam bulan ini masyarakat Aceh biasa mengambil hari berpantang (biasanya 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah hari raya), pantang yang dimaksud adalah tidak ke sawah, ke laut atau kegunung selama hari pantangan tsbt, konon apabila kita melanggar hari pantangan tsbt, dipercaya akan mendapat musibah kemudian hari.
Demikian sedikit catatan tentang perhitungan bulan dalam masyarakat Aceh.

Screenshot_32.jpg

Catatan ini masih belum lengkap karena bersumber dari penuturan mulut kemulut orang orang tua dahulu, mohon dikoreksi dan ditambahkan apabila terdapat kesilapan dan kekurangan dalam catatan ini

#buleunaceh
#peningaiurengjameun
#sejarahgetanyoe
#KRUUSEMANGAT

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 61726.97
ETH 2392.47
USDT 1.00
SBD 2.60