Paya Bieng dan Awe Geutah Peusangan

in #ruslan7 years ago

Nun Kisah warisan dari orang tua tentang perjalanan dua bersaudara yang berasal dari negeri Yaman dengan sebutan Bani. Perjalanan ini hampir dapat dipastikan sebelum negeri Indonesia terbentuk dan negeri Aceh masih dalam sebutan Aceh Darussalam. Kisah ini diceritakan oleh seorang pasukan divisi mujahidin pada masa perang merebut kemerdekaan Republik Indonesia, beliau bernama Tgk. Abdul Jalil bin Tgk. Yahya (Tgk.Ie Rheut/Tgk. Balee Timu) bin Tgk. Abbas (Muda Syiek Lam Paya) bin Tgk. Daud bin Bani Al-Yamani.
IMG20170121140002.jpg
Kisah ini diwariskan secara turun temurun kepada para anak cucu untuk dapat mengenal dan menjadi tauladan dalam memperjuangkan agama Islam serta menjadi 'adham yang berkesinambungan dalam mengisi kemerdekaan yang telah mereka perjuangkan.
Dalam riwayat singkat ini penulis yang merupakan bagian dari anak turunan Bani Al-Yamani yang bernama Tgk.Ruslan bin Tgk.Abdul Jalil bin Tgk. Yahya (Tgk.Ie Rheut/Tgk. Balee Timu) bin Tgk. Abbas (Muda Syiek Lam Paya) bin Tgk. Daud bin Bani Al-Yamani.![20140219_122117.jpg()
Lintas peristiwa sejarah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan fungsi tarbiyah yang dikembangkan oleh Bani bersaudara yang berasal dari negeri Yaman. Dua bersaudara ini memilih lokasi tempat tinggal yang spesifik yaitu Bani yang memiliki anak yang bernama Tgk.Daud memilih daerah pesisir yang bernama Paya Bieng sebagai destinasi pengembangan ajaran Islam, sedangkan saudaranya memilih kawasan dataran tinggi dengan misi yang sama yang bernama Awe Geutah.
Perjalanan Tgk. Daud Al-Yamani di Paya Bieng layaknya manusia biasa, beliau memiliki anak empat orang yaitu tiga laki-laki dan satu perempuan. Derapan dakwah Islamiyah yang diawali oleh Tgk. Daud Al-Yamani dilanjutkan oleh dua putra beliau yang bernama Tgk. Abdullah bin Tgk. Daud bin Bani Al-Yamani dengan gelar ke'aliman yang disematkan kepada beliau yaitu Tgk. Muda Syiek Ie Leubeu, beliau mengembangkan ajaran Islam dan gelora perjuangan di Paya Bieng, sedangkan saudaranya yang bernama Tgk. Abbas bin Tgk. Daud bin Bani Al-Yamani dengan gelar ke'aliman yang disematkan kepada beliau yaitu Tgk. Muda Syiek Lam Paya, wilayah tarbiyah beliau di daerah pesisir juga namun jauh dari tempat kelahirannya Paya Bieng. Tempat yang dipilih oleh Tgk. Abbas bin Tgk. Daud bin Bani Al-Yamani ( Tgk. Muda Syiek Lam Paya) adalah sebuah perkampungan yang tidak ada penduduk sama sekali sehingga beliaulah yang pertama membuka perkampungan tersebut dan menamainya dengan sebutan Ie Rheut Ulee Madon.
Penabalan nama Ie Rheut adalah disebabkan pada masa tersebut terdapat sebuah lobang tanah yang mengeluarkan air , saat ditelusuri oleh beliau, air tersebut berasal dari sebuah dataran tinggi yang dikenal dengan nama Ulee Geudong. Sedangkan nama Ulee Madon diambil dari sebuah tanaman yang tumbuh disekitaran tempatan yang dikenal oleh masyarakat Ulee Madon dengan sebutan Lampoh Kalut, tanaman tersebut memiliki fungsi sebagaiman fungsinya sabun cuci. hal inilah yang mendasari beliau menamakan gampong tersebut dengan sebutan Ie Rheut Ulee Madon. Setelah membuka sebuah perkampungan baru tersebut Tgk. Abbas bin Tgk. Daud bin Bani Al-Yamani ( Tgk. Muda Syiek Lam Paya) mendirikan sebuah Dayah yang bernama Nasrul Muta'allimin Ie Rheut yang sampai dengan hari ini masih aktif mengemban misi tarbiyah dalam mencerdaskan anak bangsa untuk mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh mereka.
Dalam pengantar kisah ini penulis telah meminta keterangan dari beberapa anak cucu beliau untuk turut serta memberikan keterangan dan kata pengantar dalam penyempurnaan kisah sejarah ini yang masih dalam proses penulisan secara menyeluruh. Adapun pakar yang penulis minta untuk mereview tulisan kisah lintas sejarah yang belum sempurna (dalam proses penulisan) yaitu Kakanda Prof. Dr. Tgk. Muhammad Hasballah Taib, MA (Medan), Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA (Banda Aceh), dan Prof. Dr. Tgk. Lukman Taib, MA (Malaysia) yang penulis tabalkan gelar kepada mereka sebagai Mujaddid Nasrul Muta'allimin Ie Rheut Ulee Madon.
Data-data empiris yang penulis kumpulkan mulai dari nara sumber yang kini masih berada di Paya Bieng, Bugak, Awe Geutah, dan Punteut Sawang.
Dengan tidak menafikan peran para nara sumber yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu dalam intermezzo kisah lintas sejarah ini, untuk kesempurnaan penulisan Buku yang sedang dalam proses penulisan, penulis menggugah anak turunan dari Bani Al-Yamani untuk membantu penulis dalam pengumpulan data otentik agar penulisan lintas sejarah ini dapat menjadi sumber riset dari desertasi seorang hamba Allah yang tidak bersedia disebutkan namanya dalam pengantar ini dengan judul "Peran Ulama Pada Masa Awal Terbentuknya Peradaban Aceh Dalam Masa Merebut Kemerdekaan dan Pada Masa Mengisi Kemerdekaan Republik Indonesia". Hamba Allah ini sudah menyelesaikan Tesisnya dengan judul "Tafsir Al-Quran Tgk. Chiek Awe Geutah di UIA Malaysia.
Kepada segenap pembaca pengantar ini, mohon kiranya dapat membantu penulis dalam mengkaji sekaligus merevisi jika terdapat kekeliruan dalam penulisan ini.
Keude Bungkaih, 21 Februari 2018.

Sort:  

Congratulations @tgk.ruslan! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

Click here to view your Board

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Congratulations @tgk.ruslan! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 2 years!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Coin Marketplace

STEEM 0.15
TRX 0.24
JST 0.033
BTC 91909.62
ETH 2493.20
USDT 1.00
SBD 0.68