Buku Kisah Hidup John Lie Raja Penyelundup Asia
Buku ini berisi biografi sosok fenomenal dalam sejarah penyelundupan senjata pada masa perang kolonial Belanda di Aceh, tapi kini sosoknya terlupakan dalam sejarah. Namanya John Lie, Belanda menjulukinya sebagai Raja Penyelundup Asia. Radio BBC menjulukinya “The Outlaw” dan “The Black Speedboat” karena melakukan penyelundupan malam hari dengan speed boat tanpa menggunakan lampu. Pers Asing juga menjulukinya “The Great Smunggler with The Bible.”
Buku biografi John Lie ini ditulis oleh Muhammad Nursam dengan kata pengantar dari Asvin Warman Adam. Diterbitkan pada tahun 2008 oleh Penerbit Ombak, Yogjakarta dan Yayasan Nabil, Jakarta. Buku dengan ketebalan 278 + xxii halaman ini memiliki nomor ISBN 9786028335034.
Buku biografi John Lie alias Yahya Daniel Dharma foto
John Lie merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia dari etnis Tionghoa, dia merupakan salah satu perwira angkatan laut. Namanya berkibar ketika melakukan kerja sama dengan para pejuang dari Aceh dalam usaha penyelundupan berbagai komodi dari Aceh ke semenanjung Melayu untuk ditukarkan dengan senjata.
Salah satu karya besar John Lie dalam dunia penyelundupan di Selat Malaka adalah, keberhasilannya menyelundupkan perangkat radio dari Singapura ke Aceh. Perangkat radio perjuangan Rimba Raya yang mengabarkan kemerdekaan Republik Indonesia ke luar negeri, setelah seluruh wilayah Republik Indonesia berhasil dikuasai kembali oleh Belanda pada angresi kedua tahun 1949, kecuali Aceh.
Pada masa orde baru John Lie yang berganti nama menjadi Jahya Daniel Darma, setelah Indonesia merdeka ia pernah 14 tahun tinggal di Singapura, sebelum kemudian kembali ke Indonesia. Membaca buku ini kita disuguhkan perjalanan hidup seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dari etnis Tionghoa, John Lie.
Pria blasteran Manado-China ini membawa dua speedboat, yang satu berisi bahan makanan dan satunya lagi alat pemancar radio. Dua speedboat ini sebagai trik jika dikejar oleh pesawat tempur Belanda agar Belanda mengejar speedboat yang membawa makanan. Ya sejenis pengalihan perhatian untuk mengecoh perhatian. Sedangkan speedboat yang berisi alat pemancar melaju menuju pantai Sumatera dan mendarat di Sungai Yu, Aceh Timur.
Dengan taktik seperti itu John Lie berhasil menembus blokade Belanda di Selat Malaka. Selama bekerja dengan pejuang Aceh di daerah kemiliteran Aceh Langkah dan Tanah Karo, John Lie berhasil melakukan 15 kali operasi penyelundupan di Selat Malaka.
John Lie lahir di Menado pada 9 Maret 1911. Ia mengawali karirnya sebagai pekerja pelabuhan, ia sempat bekerja pada Koninklijke Paketvaart Maatschappij, maskapai dagang milih Belanda. Pada masa revolusi kemerdekaan John Lie kemudian bergabung di Angkatan Laut Republik Indonesia.
John Lie selalu menbawa injil dalam menjalankan aksinya foto
Antara tahun 1947-1949, John Lie memasok senjata, amunisi dan obat-obatan ke para pejuang di Aceh dan Sumatera. Berkat keberanian dan analisanya, Radio BBC menjuluk The Outlaw sebagai The Black Speedboat karena beroperasi di malam hari tanpa penerangan alias tidak menggunakan lampu, karena itu pula ia tidak pernah tertangkap patroli angkatan laut Belanda di Selat Malaka.
Dalam buku ini kita juga bisa mengetahui bagaimana hubungan John Lie dengan para pejuang kemerdekaan di Aceh. Ia mendapat perintah langsung dari Gubernur Militer Aceh Langkat dan Tanah Karo, Jendral Mayor Tituler Teungku Muhammad Daod Beureu’eh untuk menyelundupkan karet dan berbagai komoditas hasil alam lainnya dari Aceh ke Malaysia untuk ditukarkan dengan senjata. Berbekal surat dari Teungku Muhammad Daod Beureu’eh itu John Lie melakukan kontak dengan para pengusaha Aceh di Malaysia dan Singapura.
John Lie juga dikenal sebagai sosok penganut Kristen yang taat, setiap kali melakukan penyelundupan barang dari Aceh ke Malaysia ia selalu berdoa dan membada kitab Injil bersamanya, karena itu pula media massa Asing saat itu menjulukinya sebagai The Great Smunggler with The Bible. Tentara Kristen yang taat beribadah dengan anak buah berasal dari Aceh yang semuanya muslim.
Buku ini berisi enam bab (chapter) yang menjelaskan tentang perjalanan hidup dan kiprah John Lie dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Isi buku ini juga diperkaya dengan wawancara para perwira Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) yang pernah berhubungan dengan John Lie, salah satunya Laksamana Sudomo salah satu teman dekat dan bawahan John Lie di angatan laut.
Buku ini juga diperkuat dengan berita-berita dari media terkait dengan John Lie, diantaranya dari majalah Life edisi 26 Oktober 1949, majalah Star Weekly edisi 1956, majalah Masa dan Dunia edisi 1955, dan harian Suara Pembaruan edisi 1988. Sosok John Lie penyelundup yang fenomenal itu meninggal pada tanggal 27 Agustus 1988 di Jakarta. Buku ini sangat menarik dan bisa dibaca oleh semua kalangan.
!BEER
View or trade
BEER
.Hey @isnorman, here is a little bit of
BEER
for you. Enjoy it!Ulasan yang selalu menawarkan hal menarik.
Thanks for your contribution.
Regards,
[Realityhubs Curator]
Terima kasih @anggrejlestra.rhb semoga kita bisa terus berbagi informasi dan pengetahuan di sini