MENGGANTUNG HARAPAN PADA WAKIL RAKYAT
Ketika seseorang memutuskan untuk menggunakan haknya sebagai warga dinegeri ini untuk turut berkompetisi politik dalam pemilu,adakah terbersit dalam pikirannya tentang negeri ini mau dibawa kemana? Adakah terpikir olehnya bahwa amanat ini merupakan beban yang sungguh sangat berat untuk dilaksanakan.
Visi atau apa yang hendak diwujudkan kedepan menjadi sangat penting. Bukan sekedar slogan dan iming-iming politik yang sangat indah atau sekedar ambisi meraih dan mempertahankan kekuasaan.Setelah menang lalu tidak menjalankannya secara amanah,bahkan ketika menjadi dewan pola hidupnyapun berubah, kurang bermasyarakat dan eksklusif.
Konon katanya kursi parlemen itu sungguh sangat nikmat sampai-sampai membuat seseorang lupa akhirat.Bagaimana tidak,untuk meraihnya seseorang harus melakukannya dengan berbagai cara,pilihannya...menang atau menanggung resiko yang tidak ringan.Partai politik yang ada pada setiap pemilu seakan menjadi perusahaan dagang yang merupakan kumpulan para pengusaha dan pemodal yang menjalankan roda bisnis untuk menghasilkan siklus bisnis menguntungkan.
Uang memainkan peranan penting sebagai faktor dominan dalam menentukan sebuah proses politik sehingga dikenal istilah politik uang,mahar politik,uang perahu,serangan fajar dan sejenisnya. Kenyataannya uang dapat menyingkirkan unsur demokrasi yang sehat,menyingkirkan kandidat potensial,mumpuni dan berjiwa kerakyatan sekalipun.
Kebebasan masyarakat dalam memilih saat ini sangat mudah disusupi politik uang dan kepentingan-kepentingan negatif yang bertujuan memburu kepentingan pribadi dan bukan untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Tetapi tidak semua semua politik transaksional itu jelek lho...misalnya,yang ditransaksionalkan adalah gagasan,ide,kemajuan atau potensi yang dapat dikembangkan didapil masing-masing.Gagasan yang konkrit,logis, tidak muluk-muluk dan manfaatnya bisa dirasakan oleh warga.Model transaksional seperti ini tentunya teramat sulit.Mengapa...?. Masyarakat sudah terlalu sering di bohongi dengan ide dan janji-janji palsu. Lima tahun para anggota parlemen mengisi ruang DPR hanya segelintir yang berprestasi,yang lain nyaris tak terlihat menyumbangkan atau menghasilkan karya untuk kepentingan masyarakat yang mendukungnya.
Namun kita selalu berharap semoga pemegang mandat rakyat yang akan terpilih nanti menyadari bahwa proses politik ini akan mengantarkannya menjadi seorang pemimpin atas nama Undang-Undang Dasar yang terikat sumpah untuk melindungi,menyejahterakan,mencerdaskan dan memajukan masyarakat negeri ini.Suatu tugas yang tidak ringan,namun harus ditunaikan dengan seluruh kekuatan,komitmen,integritas,etika,keberanian serta keteladanan yang mulia.