Banyak yang Lupa Fungsi Kekuasaan Adalah Melayani
Kiprah tokoh Kristen dalam perpolitikan dan perjuangan bangsa tidak bisa dianggap kecil. Kehadiran mereka memiliki peran penting sejak awal kemerdekaan hingga kancah perpolitikan saat ini.
Pengamat politik Universitas Kristen Indonesia (UKI), Merphin Panjaitan mengatakan, perjuangan Martin Luther, tokoh reformasi gereja bisa menjadi contoh penting nilai-nilai religius agama bisa diaplikasikan dalam politik kerakyatan.
"Saya mengamati pemimpin Kristen itu bisanya melayani saja. Makanya di mana-mana ya jadi pelayan saja. Jokowi Islam tapi kenapa bisa terpilih, karena dia melayani. Jadi itu yang dikehendaki rakyat," ujar Merphin dalam seminar politik bertema Bagaimana Sikap Politik Kristen Menuju Pemilu 2019 yang digelar Gerakan Kasih Indonesia (Gerkindo) di Kampus IBM-ASMI Pulomas, Jakarta Timur, Sabtu (18/11/2017).
Merphin menuturkan, sistem politik yang dianut di Indonesia adalah sistem demokrasi. Ketika diputuskan memilih sistem demokrasi, kata dia, semua pihak harus bisa menerima hasil Pemilu.
Menurut dia, kekuasaan memiliki tujuan untuk menguatkan demokrasi. Sementara demokrasi yang di dalamnya kekuasaan, memiliki fungsi untuk melayani rakyat.
Merphin mengatakan, banyak orang yang lupa fungsi kekuasaan adalah untuk melayani rakyat. "Tujuan demokrasi dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Jadi Jokowi jadi Presiden bukan karena kehebatan dia, tapi memang rakyat menghendaki dia menjadi Presiden," ucapnya.
Dia mengatakan, awalnya banyak orang tidak percaya Jokowi bisa menjadi Presiden. Sebab, Jokowi hanya sosok yang tampil dari kota kecil, kemudian berhasil menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama dua tahun.
Dalam konteks politik, kata Merphin, Jokowi menjadi Presiden karena memang rakyat saat itu menghendakinya.
"Saya perkirakan tahun 2019 dia akan menjadi Presiden lagi. Saya perkirakan begitu, karena sekarang banyak yang suka dia. Kalau lihat dari survei-survei yang ada sekarang hampir mayoritas ingin dia lagi," tuturnya.